Seventh

1.3K 114 4
                                    

Sinb POV

Setelah mandi dan makan malam aku rebahan di atas kasur sambil memeluk guling dan memejamkan mata sesaat, aku sangat senang karena evaluasi hari ini tapi di sisi lain, di sisi perasaanku ada yang terasa sakit. Seperti beberapa tahun lalu.

Flashback on

"akh!! Yaa!!"

"weo? Kau berani melawan senior? Sudah berapa kali aku bilang jangan dekat-dekat dengan Jungkook" kata seorang eonni memukul-mukul pelan pipi kananku, "jangan sok kecantikkan juga! Tampang gak seberapa kecentilannya luar biasa" sekarang rambutku yang ditarik hingga rasanya seluruh kepalaku mau lepas,

"sampai kapan kalian mau seperti itu? Ini sekolah bukan arena tinju" aku melihat orang yang sedang berbicara itu, ketua osis dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana. Menambah kharisma siswa yang masuk sebagai deretan laki-laki populer.

Tidak hanya tampan, baik, juga sangat adil dalam memilih keputusan. Itu menurut yang kudengar. "belum pergi juga? Atau mau diajak ke ruang osis sekalian?" ancam siswa itu mulai mendekat dan tentu saja membuat para eonni tadi pergi dengan tatapan seakan mereka berkata "tunggu saja nanti".

Tanpa sempat berterima kasih siswa itu pergi begitu saja, kejadian ini entah sudah keberapa kalinya semenjak Jungkook jadi ketua sebuah organisasi di sekolah. Bahkan saat aku dan Jungkook tidak sedekat dulu masih saja ada siswi tanpa kenal usia datang melabrakku.

Aku mampir ke toilet untuk merapikan penampilanku yang berantakan, "siapa gadis mengerikan di cermin itu, aigoo.. Yeoja memang mengerikan" gumamku pada bayangan sendiri sambil sesekali tersenyum.

Baru saja keluar dari toilet tanganku di seret menjauh menuju tangga lantai dua, ini sudah bel masuk. "sunbae" kataku melihat sosok yang tadi menarikku kemari.

"neomu appha?" tanya sunbae, "ani, aku sudah biasa"

"woah, lihat luka ini, lebih besar dari telapak tanganku" ucapnya memegangi daguku, "jinjja?"

"hahaha ani, sini biar kuobati" sunbae mengeluarkan beberapa obat dari kantung almamaternya.

Mengolesi gel bening di punggung tanganku dengan lembut, sentuhannya membuatku diam seribu bahasa dan hanya bisa melihat wajahnya tanpa berkedip seakan mataku bergerak diluar kendali.

Selesai mengurusi bagian tangan perlahan sunbae itu berdiri dan mendekatkan wajahnya sambil memegangi keningku lebih lembut dari sebelumnya.

Pandanganku perlahan masuk ke dalam matanya yang gelap semakin dekat jarak wajahnya aku memilih memejamkan mata dan membungkam mulutku.

"kau bisa bernafas sekarang" sahutnya yang membuatku menghela nafas panjang, "aku memang tampan jadi berhenti menatapku seperti itu" ucapnya tersenyum,

"sunbae, aku harus ke kelas.. Komapseumnida" setelah menundukan kepala aku segera melangkah cepat menuju kelas.

"dasar bodoh, kenapa aku menatapnya seperti itu? Pabo!!" rutukku sendiri sepanjang lorong.

......

Sudah dua hari berlalu setelah kejadian itu dan wajah sunbae selalu terbayang saat pikiranku sedang kosong, aku paling dekat dengan Eunha karena kami sekelas dia juga tau kejadian beberapa hari lalu.

Hari ini badan dan kepalaku serasa mau jatuh, padahal hari ini kelasku tidak ada pelajaran olahraga.

"Sinb-yah, weo? Appha?" Eunha menyentuh dahiku dengan telapak tangannya, "ani, mungkin kebanyakan belajar" guyonku membuat Eunha mencubit pelan lenganku,

High School Love (SinKook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang