Sinb POV
Aku sudah bangun sejak pagi bahkan aku hanya tidur 5 jam, karena pengakuan Eunseo kemarin membuatku sulit sekali untuk tidur.
Awalnya aku sudah sangat yakin bahwa 'malaikat' yang di maksud sahabatku itu adalah Jimin. Member BTS yang bisa menari, menyanyi dan juga memiliki senyum manis. Jadi wajar saja aku menebak salah satu senior itu.
Flashback on
"Kamsahamnida" para member dari masing-masing grup memberi salam saat pembina pamit keluar dari ruangan.
Eunseo menarik tanganku mundur dari gerombolan grup yang sedang berbincang. Aku baru ingat bahwa ia akan menunjukkan siapa 'malaikat' nya itu.
Aku sudah melihat ke arah grup BTS, fokus pada senior. Jimin. Sementara aku masih melihat Eunseo yang celingukkan.
"nah itu dia" katanya menunjuk diam-diam ke arah grup BTS. Tapi bukan Jimin yang kulihat, melainkan sahabatku sendiri. Manusia paling ke-PDan di kota Seoul menurutku. Jeon Jungkook.
Aku hanya terpaku melihat Eunseo yang masih menatap Jungkook, tidak percaya apa yang ia katakan barusan. Aku hanya diam.
Jeon Jungkook. Ternyata Jeon Jungkook orangnya, orang yang terkena tumpahan Teokkbokki di kantin dan melempar senyum manis pada Eunseo, orang yang ku lihat di perpus saat Eunseo memintaku melihatnya walaupun dari belakang, dan orang itu juga yang selama ini menjadi 'malaikat' nya.
Teokkbokki? Aku teringat saat sedang membereskan kamar Jungkook dan melihat salah satu seragamnya yang terkena kuah teokk (read part Sixth) . Astaga! Kenapa aku tidak memikirkan itu sebelumnya.
Menyanyi dan menari? Jungkook selalu di posisi center dan ia menguasai dua skill itu. Aku masih diam saat memikirkan itu semua.
"seollma, apa kau pernah mencium Jungkook di hari evaluasi?" tanyaku memastikan, "mencium? Aku bahkan tidak berani menatapnya langsung. Bagaimana kau tau kalau Jungkook di cium? Apa kalian dekat?" mau tidak mau aku akhirnya menceritakan bahwa Jungkook adalah teman dekatku sejak lama.
"Sinb-yah, kalau begitu bisa bantu aku?" sudah sangat jelas maksud Eunseo, aku masih bingung apa yang akanku katakan pada Jungkook.
Eunseo terus mendesak dan akhirnya aku setuju untuk membantunya, tanpa bertanya lebih dulu pada Jungkook. Berharap semua akan baik-baik saja.
Malamnya saat aku kerumah Jungkook. "seperti apa tipe idelamu?" ia menoleh dengan ekspresi bingung. Mungkin karena pertanyaanku, "weo? Kau tertarik denganku?"
"aih, jawab saja!" pintaku, "tidak ada tipe ideal, yang penting yeoja" jawabnya santai.
"apa kau akan menyakiti perempuan?" sekali lagi ia menoleh dengan ekspresi yang sama, "apa kau sakit?" Jungkook menyentuh keningku,
"jawab saja" paksaku, "tidak, tergantung perempuannya juga"
"baguslah, aku sudah memesan tempat dan reservasi atas nama Kookie"
"kenapa harus pakai nama itu sih?" kesalnya, raut wajah yang kutunggu. Lucu. "besok kau pergi saja duluan saat pukul 7 malam"
"kita tidak berangkat bersama?"
"aku ada urusan sebelum kesana, aku harus pulang. Dan kerjakan tugasku yaa Kookiee.." pamitku setelah mengacak rambutnya.
Flashback off
Sampai sekarang aku masih bingung mau bagaimana. Membantu Eunseo atau tidak, jika aku memberi tau Jungkook pasti ia tidak akan mau ku jodohkan dengan Eunseo. Mengingat bahwa ia tidak tertarik untuk berkencan.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love (SinKook)
Fiksi Penggemar[Complete] 13 Mei - 5 Juni "aku tidak mungkin merebutnya dari sahabatku sendiri" -Sinb 🌦 "haruskah aku jujur? Atau menerima orang yang sudah jelas menyukaiku?" -Jungkook 🌥 "aku menyukainya dan ini pertama kalinya" -Eunseo 🌈 "dia adalah seseorang...