T I G A

1.9K 228 9
                                    

"How the birds can sing a tuneless song? / How they can stay in the sky? / Maybe they're just screaming / Maybe it's not music and it's all a lie"
-Entropy, Grimes feat. Bleachers

-

Aku memandang ke arah buku paket ekonomiku yang kini menampilkan sekitar 25 soal mengenai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Ekonomi adalah pelajaran yang cukup kusukai, pelajaran yang paling kusukai dibanding pelajaran sosial lainnya. Biasanya aku akan sangat bersemangat ketika mengerjakan tugas-tugas yang diberikan hingga pada akhirnya aku akan mendapatkan nilai yang sangat memuskan, namun saat ini ... entah kenapa rasanya aku kehilangan ketertarikan terhadap pelajaran ekonomi, entah kenapa sejak tadi aku tak dapat berkonsentrasi dalam setiap pertanyaan yang diberikan. Sejak lima belas menit lalu, hanya ada satu pertanyaan yang dapat kujawab itupun hanyalah pertanyaan mengenai perbedaan antara pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang mana adalah pertanyaan paling klasik dan paling mudah untuk dijawab.

Aku juga mulai merasakan pening di kepalaku, sesuatu yang jarang kurasakan. Semua ini membuatku bertanya-tanya tentang mengapa akhir-akhir ini aku merasakan sesuatu yang berbeda.

Seolah sesuatu yang besar berubah dalam hidupku.

Dan aku sama sekali tak memiliki ide mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Aku menarik napas, kemudian menemukan keningku dengan paket ekonomi yang masih terbuka. Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk membuat pikiranku menjadi lebih segar.

"Kamu kenapa?" satu suara terdengar, berhasil membuatku tersentak kaget, aku segera menegakkan tubuhku dan berbalik untuk menatap mama tengah berdiri di ambang pintu dengan sebuah gelas di tangannya.

"Ma! Ngagetin aja!" tanpa dapat dicegah, aku membentak sambil menyentuh dadaku, merasakan organ tubuhku yang bernama jantung berdetak dengan cepat.

"Kamu kenapa? Kalau capek jangan terlalu dipaksa," kata mama, wanita itu kemudian berjalan mendekat dan menaruh gelas di tangannya ke atas meja, berdekatan dengan buku paket ekonomiku. "Wedang tape. Papamu yang bikin."

Aku tidak menjawab pertanyaan Mama dan justru mengambil gelas berisi wedang tape kemudian menyisipnya secara perlahan. Papa memang hobi membuat minuman semacam wedang tape ataupun kacang hijau, aku juga tidak tahu kenapa, namun aku merasa senang karena dua minuman itu adalah minuman kesukaanku, selain kopi dan jus alpukat.

Kulihat mama memandang ke sekitar kamar, seolah ini adalah kali pertama ia berada di tempat ini. Matanya kemudian terjatuh pada buku paket dan buku tulisku yang masih kubiarkan terbuka.

"Jangan terlalu diforsir, kalau emang kepalamu capek. Belajar itu baik, tapi belajar tanpa istirahat itu bukan hal baik."

"Tahu, Ma, aku nggak apa-apa kok, aku bahkan baru ngerjain PRnya."

"Terserah deh, pokoknya inget ya kalau waktu istirahat ya istirahat. Mama mau keluar dulu," kata mama, wanita itu kemudian berjalan keluar dari kamarku.

Aku menarik napas.

Aku hanya ingin sedikit privasi, ruang sendiri saat merasa lelah atau ingin menangis, apa permintaanku itu sangat berat untuk diwujudukan.

[-][-][-]

Maaf udah nyelipin dikit pelajaran ekonomi di paragraf pertama wkwk

Drowning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang