Drowning ✔

D U A P U L U H L I M A

"And I know that I can fight, or I can let the lion win / I begin to assemble what weapons I can find / 'Cause sometimes to stay alive you gotta kill your mind"
-Migrane, Twenty One Pilots

-

"Jadi, lo yakin pingin kenalan sama kakak gue dan konsultasi ke dia?" tanya Melody sembari mengaduk pelan sodanya sebelum kemudian meminum cairan itu dari sebuah sedotan.

Saat ini kami berada di Mc. Donald menikmati sepotong ayam dan nasi serta soda. Melody segera mengajakku ke mari sesaat setelah aku mengatakan bahwa aku ingin untuk berkenalan dengan kakaknya yang merupakan psikiater. Berat rasanya mengatakan semua itu, namun tepat setelah aku selesai mengatakannya, beban yang sebelumnya seolah berada di pundakku perlahan-lahan terangkat. Aku merasa menjadi sedikit bebas.

Aku memperhatikan ayam serta nasiku untuk beberapa saat lamanya sebelum kemudian membuka pembungkus nasinya dan berkata, "iya, gue udah mikirin ini sampai nggak bisa tidur, gue lihat-lihat di google dan dari sana gue tahu kalau gue emang butuh bantuan psikiater. Gue nggak kenal satu psikiater pun dan rasanya juga canggung kalau gue tiba-tiba pergi dan nemuin psikiater jadi opsi terakhir gue cuma lo. Sorry gue ngerepotin."

Melody menggelengkan kepalanya, tangan kirinya terangkat untuk menggenggam tangan kiriku dan kemudian kedua sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. "Gue seneng ngedengerinnya. Butuh bantuan bukan berarti lo lemah. Butuh ke psikiater bukan berarti lo gila, in case lo mikir kayak gitu. Gue nggak ngerasa direpotin sama sekali. Kakak gue hari ini free, lagi ada di rumah, gue udah nelpon dia tadi dan dia lebih dari seneng buat ngebantuin lo."

"Makasih ya," ucapku dengan senyuman lemah yang terlukis di atas wajahku.

Melody memandangku lama. Senyum manis yang tadinya terukir perlahan-lahan terhapus, aku bisa melihat kesedihan dari pancaran matanya yang meredup, dan keningnya membentuk kerutan horizontal

Ada apa dengan Melody?

[-][-][-]