T I G A P U L U H E M P A T

929 130 1
                                    

Kemudian aku mulai menceritakan mengenai Sarah, Rika, dan Lisa lebih dalam. Tom mendengarkanku dengan saksama kemudian kembali mengatakan baha mereka bukan temanku, dan tidak ada yang salah denganku.

"Akan jauh lebih baik jika kau mulai menghindari mereka. Untuk mendapatkan hidup yang lebih indah, kau harus menghapus orang-orang yang seperti itu, orang-orang yang membuatmu merasa buruk pada dirimu sendiri atau orang lain," kata Tom.

Aku mengangguk, setuju terhadap ucapan Tom, namun di saat yang bersamaan aku tidak berpikir bahwa aku akan mampu menjauh dari mereka. Bagaimanapun juga, aku tidak memiliki banyak teman, untuk mencari teman baru akan begitu sulit, dan aku duduk di tempat yang begitu dekat dengan mereka. Lagipula aku yakin Rika akan sangat sulit dijauhi. Menjauh dari mereka terdengar begitu mustahil.

"Oke, Gita, aku senang kamu akhirnya lebih terbuka hari ini. Hmm ... aku ingin pertemuan berikutnya kamu datang sama keluargamu, ada banyak hal yang ingin aku bicarakan bersama dua orang tuamu, dan saudaramu."

Tubuhku menegang mendengar semua itu. Hal terakhir yang aku inginkan adalah dua orang tuaku dan kakakku bertemu dengan Tom. Pertama, mereka pasti marah karena aku menemui psikiater tanpa mengatakan apapun pada mereka, bagaimanapun juga, aku masih di bawah umur. Kedua, mereka pasti menganggapku gila, sebagian dari diriku bahkan masih menganggap bahwa aku gila karena kini berhadapan dengan Tom. Terakhir, kakakku pasti banyak berkomentar mengenai hal ini. Dia begitu banyak omong, dan aku selalu merasa pusing setiap mendengarnya berbicara.

Aku mencoba untuk memasang wajah memelas ke arah Tom. "Apakah harus?"

Tom mengangguk. "Yeah, kau masih di bawah umur dan ini berhubungan dengan kesehatan mentalmu, Gita. Aku ingin mereka paham bagaimana keadaanmu, karena bagaimanapun juga, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik."

"T-tapi--"

"Gita ... aku melakukan ini juga demi kamu."

"Tapi bagaimana jika keluargaku tidak akan peduli."

"Mereka akan peduli, Gita."

"Aku yang lebih tahu mereka, aku jauh lebih tahu bahwa mereka tidak akan peduli."

Tom menarik napas, tangannya bergerak untuk memijat pangkal hidungnya. "Tapi kita tidak akan tahu jika kita tidak mencoba 'kan?"

Kini gantian aku yang menarik napas. Kurasa akan sangat sulit untuk memenangkan perdebatan dengan Tom, lagipula berdebat dengannya hanya akan menguras tenaga. Maka, aku mengangguk.

"Bagus," kata Tom, ia tersenyum lebar, "ah, Gita, aku ingin kamu mulai berolahraga ya."

"Huh?"

"Olahraga, mungkin jogging atau olahraga lain yang kamu suka, itu juga akan bisa bikin kamu merasa lebih baik."

Aku benci olahraga. Bahkan aku selalu mendapatkan nilai jelek di pelajaran olahraga. Tapi, demi membuat Tom merasa lega, aku mengangguk. "Oke."

"Bagus," kata Tom, senyumnya semakin lebar.

Drowning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang