D E L A P A N

1.3K 188 6
                                    

"Blue moon / You saw me standing alone / Without a dream in my heart / Without a love of my own"

-Blue Moon, Elvis Presley

-

Koridor sekolahan sangat sepi saat aku melangkahkan kakiku menuju ke arah toilet. Letak toilet tidak begitu jauh, namun aku memperlambat langkahku, tak ingin segera sampai ke toilet pasalnya aku tak ingin segera kembali ke kelas yang terasa seperti neraka itu.

Jika kalian pikir ada seorang guru di dalam sana, kalian salah. Guru geografi kami sedang berhalangan hadir, kami semua merasa bahagia hingga akhirnya menimbulkan keramaian, beruntung kelas-kelas di sebelah kami juga sedang tidak ada guru membuat tak seorangpun menegur semua kegaduhan yang dibuat oleh teman-temanku. Dan untuk beberapa alasan yang kupikir tak perlu kujelaskan, aku benci semua keramaian di dalam ruangan itu.

"Gita!" seseorang memanggil, membuatku dengan enggan menghentikan langkah dan menoleh. Kudapati Melody tengah berlari kecil-kecil ke arahku, senyuman terpatri di atas wajahnya.

"Mau ke mana?" tanya Melody saat akhirnya dia berada di sampingku, kami kemudian kembali berjalan dengan langkah pelan-pelan.

"Toilet."

"Sama," kata Melody, dia mengangguk-angguk, "omong-omong, lo kok jarang muncul di pertemuan ekskul sih? Kak Aga nanyain lo terus nih ke gue soalnya dia pikir kita deket, padahal nomor lo aja gue nggak punya," Melody kemudian tertawa kecil.

"Hmm ... tapi anak kelas sepuluh nggak ngapa-ngapain juga 'kan? Cuma denger pengarahan anak kelas 11 sama Kak Aga," kataku, mencoba untuk mencari alasan masuk akal mengenai aku yang absen dari pertemuan-pertemuan ekskul jurnalistik.

Sebenarnya, berada di lingkungan jurnalis menjadi impianku dulu, aku sempat ingin menjadi jurnalis sebuah surat kabar ternama, menulis artikel yang bagus. Aku memang tak lagi ingin menjadi jurnalis, namun memasuki ekskul jurnalistik rasanya sangat menyenangkan. Hanya saja ... entah kenapa akhir-akhir ini semua keinginanku menghilang, seolah sesuatu telah memakannya, membuatnya hilang sama sekali dari kehidupanku.

Sesuatu memang tengah terjadi dalam hidupku. Dan aku benar-benar tidak tahu.

"Ya tapi tetep aja, itu penting lho, Git," kata Melody, kami kemudian memasuki toilet khusus wanita dan mendapati ruangan itu kosong yang berarti hanya ada kami berdua.

"Gue ... gue nggak ngerti Mel, tapi rasanya gue udah nggak ada motivasi buat ikut ekskul itu," ujarku, akhirnya mengakui, dan berharap bahwa Melody mengerti betul mengenai situasi yang sedang kuhadapi.

Melody memandangku, seolah tengah menganalisis sesuatu. Tangannya bahkan ia letakkan di bawah dagu.

"Gue boleh jujur nggak?"

"Silakan!"

"Gue ngerasa ada yang beda dari lo. Gue sering lihat lo di kantin, di koridor dan entah kenapa gue lihat ada sesuatu yang beda. Lo baik-baik aja?"

Aku mengangguk. "Gue baik kok."

"Kalau ada apa-apa cerita aja."

Aku hanya tersenyum sembari mengangguk.

[-][-][-]

Drowning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang