S E B E L A S

1.1K 173 9
                                    

"In my dark times I've still got some problems I know / Driving too fast but just moving too slow"
-Dark Times, The Weeknd

-

"Matamu kenapa?" kakak bertanya sembari menunjuk ke arah mataku yang sekarang pasti seratus persen memerah akibat kemarin malam aku menangis hingga tertidur di atas lantai. "Habis nangis ya?"

"Nggak kok."

"Lha terus kenapa?"

Aku hanya menggeleng tanpa mengucapkan apapun. Kakak memandangku dengan aneh namun tak lagi berkomentar, kembali berkutat dengan ponselnya yang dua kali lebih canggih dibanding milikku.

"Git, pokoknya jangan tidur di atas lantai lagi ya! Itu bener-bener nggak baik buat kamu, lantai itu dingin," kata mama, kilatan kemarahan terlihat jelas di matanya.

Mama memang tahu soal fakta bahwa aku tidur di atas lantai. Ia hendak membangunkanku untuk sholat subuh, seperti biasa, namun terkejut setengah mati saat tubuhku tergeletak di atas lantai, dan hal itu membuat mama marah besar bahkan hingga saat ini.

"Kamu kayak orang meninggal tahu, Mama takut lihatnya. Pokoknya apapun alasannya jangan tidur di atas lantai lagi! Ngerti?!"

Aku mengangguk pelan. "I-iya."

Aku berdehem, mencoba menghilangkan sesuatu yang seolah bercongkol pada tenggorokanku kemudian mulai menegak susu yang sudah mama hidangkan, berharap dengan itu aku bisa menegak rasa sedih dan rasa tidak nyaman luar biasa yang kurasakan akibat kejadian tadi malam.

-

"Ih lo habis nangis ya!" Rika berucap, suaranya yang besar membuat banyak orang segera menoleh ke arah kami berdua.

Aku berdehem kemudian berusaha keras untuk menghindari kontak mata dengan siapapun. Faktanya, mata merahku yang seolah tengah berteriak 'Gita habis nangis!' bukanlah tontonan semua orang.

"Ih iya matanya merah."

"Wih Gita nggak pernah kelihatan nangis, sekalinya nangis merah gitu."

"Git, kenapa lo nangis?"

"Git, jangan galauin cowok mulu!"

Terdengar banyak komentar di sana-sini, dengan terpaksa aku mengeluarkan tawa kecil sambil masih terus mencoba menenggelamkan wajah di balik rambut hitam panjangku.

"Lo kenapa sih? Masalah cowok?" Sarah bertanya.

"Iya, cowok ya? Kok lo nggak pernah cerita sih kalau deket sama cowok?" kini Lisa yang bertanya.

"Siapa cowok yang sakitin lo? Siapa? Bilang sini ke gue biar gue bunuh sekalian," ujar Rika sembari menunjukkan lengannya yang cukup besar.

Aku hanya tersenyum, tak menanggapi satu pun dari mereka.

Dalam hati aku bertanya, apakah jika seorang gadis sedih harus selalu berhubungan dengan sosok laki-laki, ya?

[-][-][-]

Drowning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang