E M P A T P U L U H T I G A

882 134 4
                                    

Hal yang tak aku suka dari semua ini adalah cara mama bereaksi. Mama menjadi sangat berhati-hati dan ia tak henti-hentinya menanyai bagaimana keadaanku dan ia juga menjadi jauh lebih banyak bicara (bayangkan, mama sudah sangat sering bicara sebelum hal ini terjadi, dan sekarang semuanya bertambah parah).

Aku senang dengan bagaimana ia merasa peduli terhadapku, namun di saat yang bersamaan aku juga merasa tidak nyaman. Pada dasarnya, aku bukan orang yang suka ditanyai tiap detik, menit, dan jam dan tak suka diingatkan mengenai betapa indahnya dunia ini dan hal-hal bodoh lainnya.

Aku mengatakan masalah ini pada Tom dan kakak Melody itu hanya bilang bahwa salah satu hal yang harus aku lakukan adalah selalu mengatakan bagaimana perasaanku terhadap sesuatu.

"Ma!" aku berteriak saat mama tak henti-hentinya mengingatkanku bahwa aku harus meminum anti-depressan dan bagaimana indahnya dunia ini (yang mana sudah ia katakan berteriliunan kali)

"Apa, Sayang?"

Bulu kudukku berdiri. Aku senang mamaku menyayangiku namun aku tak suka mendengar mama memanggilku Sayang. Aneh tapi itulah kenyataannya.

"Ma, makasih banget udah care sama aku, tapi please jangan ngulangi ucapan yang udah mama kasih tahu berulang kali. Aku udah gede, Ma, aku paham aku harus minum obatku, aku paham dunia ini tempat yang indah, dan lain sebagainya. Aku seneng mama care tapi please jangan memperlakukan aku kayak anak kecil."

Mama terdiam, aku tak dapat memahami apa yang tengah ia pikirkan sampai akhirnya ia menunjukkan ekspresi sedih dan menyesal.

Mama memelukku. "Oke, maafkan mama."

Aku tersenyum.

Tom benar, kita hanya perlu mengatakan apa yang kita ingin katakan, menjauhi orang-orang yang tidak baik untuk hidup kita, dan jujur terhadap diri sendiri serta orang lain mengenai siapa kita sebenarnya.

[-][-][-]

Drowning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang