Bukan troll atau spam.
Selamat membaca......^^Menikah dengan Jungkook adalah salah satu impianku.Uhm,apa masih disebut mimpi kalau hal itu sudah terwujud?.
Ya akhirnya setelah drama panjang dan penuh sandungan,akhirnya dia membawaku ke altar juga.Kami mengucap janji pernikahan didepan semua keluarga,rekan kerja dan sahabat-sahabat kami.Aku menjadi istri dari Jeon Jungkook dan Jungkookpun menyandang status sebagai suami dari Min- ah bukan maksudku Jeon Yoongi.
Jungkook ngotot sekali mengganti nama belakangku,sebenarnya aku tetap ingin memakai marga Min,karena begitulah klien-klien dan kolega mengenalku.Tapi dengan segala kekeras kepala-an Jungkook dia meminta mengganti Min menjadi Jeon.Katanya itu semacam tanda bahwa aku itu miliknya.Tidakkah dia tahu cincin berlian seharga satujuta dollarnya dijariku ini sudah jelas-jelas pertanda bahwa aku ini istrinya.
Kadang aku cukup pusing juga,Jungkook jadi lebih posesif semenjak kami menikah.
Keluarga Jungkook juga sudah menerimaku dengan baik,meskipun kami masih canggung satu sama lain setidaknya tidak ada lagi konflik di antara kami.
Ayahnya maksudku ayah mertuaku bahkan terang-terangan memuji kinerjaku selama ini di Park Corp. Beliau tidak lagi memandangku sebagai pemuda kampung. Seharusnya semua orang juga tahu kan,usaha keras akan berbuah hasil,dari manapun asalmu.
Jujur saat inipun Jungkook mulai mendebatku tentang masalah 'istri yang berkerja'. Dia selalu menekankan bahwa dia sanggup membiayaiku bahkan sampai cucu-cucu kami kelak dengan segala kekayaannya. Dia memintaku untuk berhenti berkerja dan menikmati waktuku sebagai istri seorang Jeon.
"Ini bukan masalah uang,kookie. Park Corp adalah duniaku juga,dari sana-lah semua impianku berawal." aku mendebatnya lagi. Ya setelah having sex in the morning dikiranya dia bisa membuatku luluh dengan bujukannya.Aku mendapatkan sex panasku,tapi itu tidak akan merubah pendirianku.
"Tapi.....sayang,aku tidak ingin orang melihatku sebagai suami yang tidak bisa menafkahi istrinya dan membuatnya duduk dibelakang meja sementara uangku bisa memberinya apapun yang dia mau." Jungkook mengekori langkahku yang sedang memungut pakaian kotor di lantai.
Satu lagi tantangan besar di pagi hari,selain perdebatan panas,tubuh telanjangnya juga membuat kepalaku panas dipagi hari. Bagaimana bisa dia tetap santai bersandar pada lemari dengan tubuh polos seperti itu? Oke dia suamiku,tapi tetap saja jantungku tidak siap menerima pemandangan seperti ini.Aku bisa gila,dan kemungkinannya aku bisa mengurungnya disini dan memintanya untuk mengungkungku lagi.
Gawd,maafkan pikiran kotorku.
"Tapi Sayang,aku ingin kau fokus dengan rumah tangga kita." katanya mendekatiku dan meraih boxer ditanganku lalu memakainya.
"Percayalah Kookie,aku bisa mengatasi semuanya.Aku berkerja dan tetap bisa melakukan perkerjaan rumah dan saat kau pulang kerja aku juga pulang,bahkan kita juga melewati weekend selalu bersama-sama.Apa yang kurang?." Habislah sudah kesabaranku.
Bagiku ini bukan tentangnya lagi,aku menduga dia juga mendapat tekanan dari pihak luar. Selama dua tahun ini dia oke oke saja kok dengan statusku sebagai perkerja kantoran,tapi kenapa akhir-akhir ini dia sering ngotot mempermasalahkannya.
"Apa keluargamu yang memintamu menyuruhku berhenti berkerja?." aku duduk di tepian ranjang dan menatapnya serius.
Aku hanya menebak saja.Yang ada dipikiranku adalah kemungkinan besarnya mertuaku malu mempunyai menantu yang berkerja. Bagaimanapun mereka tetap keluarga yang kuno dan kolot,ingat? Sorry to say,tapi begitulah kenyataanya.
Jungkook menghela nafas besar sebelum ikut duduk ditepian ranjang dan mengangkat tubuhku untuk duduk dipangkuannya.
"Apa? Apa aku benar?." tatapku.
"Ya." desah Jungkook mengusap pipiku pelan.
Sudah kuduga.
"Kookie,berulang kali aku katakan kepadamu.Ini adalah hidup kita,pernikahan kita.Jangan biarkan orang lain masuk kedalamnya meski itu orang tua kita sekalipun." kataku mencoba memberi pemahaman,aku tidak suka ada yang ikut campur dalam masalah rumah tanggaku.
"Bukannya begitu,baby." lagi-lagi dia mendesah.
"Please,Kookie aku sedang tidak ingin berbelit-belit katakan saja apa yang ingin kau katakan,Sayang." kataku tak sabar.
"Mereka hanya bertanya kapan kita akan memikirkan soal memberi mereka cucu." ujarnya pelan.
Tubuhku langsung kaku mendengar penuturannya.Aku bangkit berdiri dengan cepat dan canggung.
"Maaf sayang,aku tidak bermaksud menekanmu.Aku baik-baik saja bila kau tidak menginginkan anak.Tapi tidakkah kau berfikir kedua orang tua kita sama-sama menginginkan cucu dari kita.Kurasa itu tidak masalah,karena kau juga seorang male pregnant,hal itu bisa saja terjadi bukan?."
Ini adalah topik yang berusaha ku hindari.Aku sudah pernah membicarakan masalah ini sebelumnya dengan Jungkook. Bahwa aku belum siap untuk memiliki Jeon junior dalam kehidupan kita.Menjadi seorang ibu bukanlah pekara mudah,dan aku masih banyak belajar untuk memahaminya.bagaimanapun juga aku seorang laki-laki,dan aku perlu mempelajari banyak hal sebelum mengemban tanggung jawab besar sebagai seorang ibu.
"Jadi karena itu mereka ingin aku berhenti berkerja? Agar aku bisa fokus dalam hal ini?" tanyaku dan Jungkook mengangguk.
Aku mendesah pelan. "Entahlah Kookie,ini masih terlalu dini untukku.Aku belum siap menjadi seorang ibu. Dan aku harap kita berhenti membicarakan ini,sampai aku benar-benar yakin akan keputusanku." kataku lalu melesat ke arah kamar mandi.Mengabaikan tatapan kecewa darinya.
Tbc....
Another new drama of OLS.wkkkk
Apa ya ini gak jelas...
Haha
See you soon...
xoxo
Kak anu yang ga jelas....
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story (Kookga) ~ END
Фанфикboy x boy (yaoi) all bangtan (BTS)member the other idol as suporting cast mature content 13+ It's yoongi x all bts member except namjin. Enjoy it 😊