first invasion

1.4K 209 24
                                    

Dan drama tak jelas inipun berlanjut....
Wkwkwkwkkkk

Selamat membaca ^^








Butuh waktu yang singkat untuk menjadikan Jiyoon idola yang lucu bagi jungkook.Dia benar-benar mempesona suamiku dengan keimutan dan tingkah polosnya yang overload.Bahkan hal itu terjdi juga padaku.Aku menyukai Jiyoon.

Jungkook sangat senang menghabiskan waktunya dengan Jiyoon dan tidak akan keberatan bila Nayeon membawa Jiyoon ke kantornya sewaktu-waktu.Awalnya aku keberatan karena takut perkerjaan Jungkook akan terganggu,because he's going to office for doin' work not for baby sitting.Tapi lama-lama aku jadi masa bodo juga toh jungkook mengatakan bahwa Jiyoon membawa keceriaan di hari-hari sibuknya.

Ya,apapun yang membuatnya bahagia asal tidak berdosa,mana mungkin aku melarangnya,ya kan?

Tapi ada sesuatu yang terasa menggelitik hatiku tentang kedekatan mereka.Entah bagaimana aku bisa melihat bahwa jungkook benar-benar menyukai anak kecil.Aku merasa dia memberi semacam kode halus padaku bahwa 'it's ok for having a babys,they won't hurt you'. Entahlah,itu semacam tamparan keras buatku.Apakah selama ini aku terlalu egois dan tenggelam dalam rasa takutku sendiri? Tapi pikiranku melayang lagi,membayangkan bagaimana bila aku seperti Nayeon nantinya?

Bicara soal Nayeon,aku terkadang muak padanya.Dia bukan ibu yang baik,aku sering mendapatinya memarahi Jiyoon saat mereka berkunjung ke kediaman keluarga Jeon.Ibu macam apa yang memaki anak dibawah umur? Dan aku menjadi ketakutan bila nantinya aku akan menjadi sepertinya kelak.Who knows,kita tidak bisa menjamin apa yang kita lakukan kelak bila hidup kita mengalami perubahan bukan?

And another problem is,sebenarnya aku tidak begitu menyukai anak kecil.For some reason kadang mereka nakal dan terlalu banyak merepotkan dan juga berisik.Meski aku menyukai Jiyoon kasang aku juga suka kesal bila dia melakukan hal-hal nakal dan menggangu.Tapi syukurlah kadang dia mau memahami pengertian yang kuberikan dan aku lolos membuatnya menjadi Good Jiyoon tanpa memaki seperti yang dilakukan ibunya.

But i still don't belive in my own.

Ponselku berdering nyaring di atas mejaku,aku meliriknya sekilas dan melihat nama suamiku terpampang di layarnya.

"Hallo..."

"Hai sayang,apa aku menggangumu?."

Aku mengapit ponsel dengan bahuku sambil tetap mengetik sesuatu di atas mac-ku. "No..." jawabku singkat,sebenarnya aku sedang sibuk mengerjakan sesuatu dan dikejar deadline.Tapi membuat Jungkook kecewa dengan menolak telephonnya adalah hal yang tidak akan aku lakukan. Lagipula aku suka mendengar suaranya.

"Ada apa,kookie? Jam makan siang sudah lewat kita tidak bisa makan siang bersama,bila itu yang ingin kau tanyakan." kataku.

Terdengar tawa kecil dari seberang.
Ugh,i love the way he laugh too.....

"Tidak sayang aku sudah makan siang,tadi Nayeon membawa bekal lebih dan memberikannya padaku.Dan aku memakannya karena tidak enak bila menolaknya." jawab Jungkook.

Jemariku melayang di atas keyboard.
Wait,Jungkook makan bekal dari Nayeon? Entahlah,aku merasa hal itu sedikit menggangguku.

"Apa enak?." tanyaku iseng.

"Apanya?."

"Masakannya?" tanyaku dengan nada lebih ketus.

"Eum....not bad."

Aku mengetik dengan kecepatan penuh dan mengakibatkan banyak typo.
Sialan,that even more bother me.
Faktanya aku buruk dalam hal yang menyangkut urusan dapur dan mendengar suamiku memuji,gezz even he only say 'not bad' aku merasa seperti ada yang menggaruk-garuk hatiku.

"Baguslah...." kataku ketus. "Setidaknya dia tidak meracunimu." lanjutku.

"Whoa...baby apa kau sedang cemburu?." jungkook tenggelam dalam tawa renyahnya,dan kali ini tawanya terdengar menyebalkan sekali.

"Tidak." jawabku kelewat semangat dan tawanya makin membahana di ponselku.

"Dengar baby,aku suka apapun yang kau masak untukku meski itu roti berwarna coklat sekalipun atau ramyun yang mie-nya sebesar cacing alaska aku tetap menyukainya,karena kau membuatnya penuh cinta.Itu adalah makanan terenak yang pernah aku makan." kali ini aku yang tertawa keras.

Yang dia maksud adalah roti panggang gosong dan ramyun yang mengembang karena terlalu overcooked.Itu adalah sarapan kami sehari-hari.Ajaibnya adalah aku selalu membuatnya sama persis setiap hari dan belum bisa melewati fase tukang masak yang buruk.

"Mendengarmu tertawa membuatku ingin memelukmu.Kau tahu aku ingin sekali bisa berteleportasi dan berada di tempatmu sekarang,sayang.Aku merindukanmu." kata jungkook.

Aku memutar bola mataku. "Kita baru berpisah lima jam yang lalu,kookie.Berhentilah menggombal." aku terkikik.Tidak bisa dipungkiri hatiku mrnghangat dan pipiku merona saat mendengarnya.Cause i miss him too.
"Jadi apa kau meneleponku hanya karena rindu?."

"Aku memang merindukanmu,sayang.Tapi ada hal penting lainnya yang ingin kusampaikan." nada bicaranya terdengar lebih serius.

Aku menghentikan aktivitasku dan berfokus mendengar kata-kata yang akan di ucapkan oleh suamiku selanjutnya.

"Ini tentang Jiyoon." kata Jungkook.

Jiyoon? Ada apa dengan bocah lucu itu?
"Ya,apa terjadi sesuatu?." tanyaku khawatir.

"Tidak,tapi akan terjadi sesuatu.Ayah dan ibu ingin berbicara serius tentang Jiyoon pada kita.Mereka meminta kita datang ke rumah malam ini."

"Tentang apa?."

"Kau tahu kan kalau ibu sangat menyukai Jiyoon?." Ya,aku tahu bahwa bukan hanya aku dan Jungkook saja yang tersihir pesona bocah mungil itu,keluarga jungkook juga menyukainya.Bahkan kelewat menyukainya karena setiap saat ibu mertuaku meminta kami mengajak Jiyoon untuk main kerumah mertuaku.

"Tampaknya kemarin ibu melakukan pembicaraan serius dengan Nayeon,Ill se Noona yang mengatakannya padaku tapi entah tentang apa aku tidak tahu bahkan Noona juga tidak tahu,dan tadi setiba dikantor ibu menelepon meminta kita untuk datang ke rumah malam ini,dia ingin membicarakan sesuatu yang serius tentang Jiyoon." terang jungkook.

Apa lagi ini? Mengapa ini terdengar begitu meresahkan untukku. Aku tidak tahu alasannya,hanya saja aku merasa ada sesuatu yang tidak beres disini dan pernyataan jungkook tadi membuatku gelisah.

Ibu berbicara dengan Nayeon saja sudah membuatku tak nyaman,aku mempunyai sebuah firasat buruk tentang wanita satu itu.Entah apa.Dilihat dari gelagatnya selama inipun aku merasa tidak nyaman bila berada dalam radius lima meter darinya.Dia sering menatapku sedingin es dan hanya bersikap manis bila ada jungkook.Jujur itu sangat mengganguku,belum lagi sikapnya pada Jiyoon yang buruk,itu semakin membuatku memberi nilai negatif terhadapnya.

"Sayang,kau masih disana? Apa kau mendengarku?."

"Ah....ya,aku mendengarmu kookie."

"Baiklah,aku akan menjemputmu nanti dan kita akan langsung ke rumah ibu.Apakah baik-baik saja?."

Aku tidak yakin tapi akhirnya aku menjawab "Ya,tidak masalah."

"Baiklah,sampai jumpa nanti sayang.i love you,baby..."

"Me too....."

Sambungan terputus dan kini aku menyimpan sejuta pertanyaan berputar liar di otakku.

Semoga ini hal baik.....
















Tbc.....

Pendek ya?
Aku rada gak mood ngetiknya.
Dan yakin bakalan makin gak jelas ini.hahahaaa.....

Habis ini long hiatus lagi kayaknya.
Heung~~~~~~

Ok,terimakasih....
Btw,aku butuh saran karena aku merasa semakin kesini ini semakin bukan seperti gaya penulisanku,atau cuma perasaanku aja ya?

Entahlah

xoxo
Kak anu

Our Love Story (Kookga) ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang