4. Jarum pasir

1.8K 176 2
                                    

Sesegukan terdengar jelas di telinga lelaki di hadapannya. Ia tak dapat membendung air mata dan tak dapat pula menyembunyikan pikiran kalang kabut di otaknya.

Mengapa harus terjadi padaku?

.

"Lelaki dihadapanmu ini bernama, Kim Jongin. Menangani bangsal f4 sampai f6. Kebanyakan pasienku pasien sadar sama seperti kau.

Sekarang keputusanmu mau berobat denganku atau tidak."
Jongin melepaskan tali yang sedari tadi mengikat di pergelangan tangannya dan pergelangan tangan calon pasiennya. Tangannya berwarna merah, menandakan ikatan itu benar benar kuat.

Jung Soojung masih tetap berkelut dengan pikirannya. Menerawang setiap sudut pandang keramaian. Tak menyadari bahwa tali di pergelangan tangannya telah terlepas. Ia masih sedikit mendengar ucapan psikiater dihadapannya.

"Aku antarkan kau ke halte. Karena aku tau kau pasti tidak nyaman bersamaku."

Lelaki itu menuntun wanita depannya menuju ke halte di seberang jalan.

.

14 hari berlalu. Hari Kim Jongin berjalan seperti biasa, merawat pasien, memberikan terapi. Tetapi gundahan melekat pada hatinya. Baru pertama kali mungkin, ia ditolak oleh pasien untuk merawatnya. Ia tak mau ambil pusing dan segera melanjutkan pekerjannya.

.

"Datang,..
Tidak,....
Datang,....
Tidak,..."

Mawar yang ia tanam di pot dekat dapur tempat cuci piring ia tarik, dan satu persatu kelopaknya ia cabut.

Bimbang.
Itu yang Jung Soojung rasakan. 2 minggu setelah pertemuannya dengan Psikiater Kim membuat tekad untuk tidak berobat membuatnya goyah. Ia menarik gorden jendelanya menuju ke arah kanan dan kiri lalu membuka jendela untuk menghirup udara pagi. Banyak orang berlalu lalang di depan apartemen kecilnya. Mulai anak kecil berumuran 3 tahun maupun yang sudah menginjak sekolah dasar. Ada wanita sedang hamil yang didampingi suami disebelahnya. Sepertinya wanita itu hendak bekerja. Wanita itu cantik, hingga tak sadar ia membayangkan wajah perempuan itu dengan wajahnya.

Kau sendiri yang menutup dirimu dengan dunia luar.

Carilah teman sebanyak-banyaknya, merasakan kesenangan duniawi, menikah, lalu memiliki bayi yang cantik dan tampan.

Kau tak mau mencoba semua hal ini? Hal-hal yang hanya dapat dilakukan karena hidup hanya sekali. Membuat memori dan pengalaman baik, bagus dan berharga.

Kalimat kalimat itu masih tertanam kuat di benaknya.

Bolehkah aku berharap walau sedikit untuk mendapatkan kebahagiaan?

.

"Suster Song, aku meminta data untuk pasien bernama Park Jihoon bangsal f1. Tolong kirim dalam bentuk fax." Perintah Bae Joohyun kepada kepala perawat bangsal f di rumah sakit jiwa tersebut.

"Baik, Psikiater Bae." Jawab lawan bicaranya.

Sepatu yang memiliki hak berwarna merah ia putuskan pakai hari ini. Psikiater itu bernama Bae Joohyun. Psikiater asli Seoul yang berkelahiran tahun 1989. Di rumah sakit yang seumuran dengannya hanya ada 3 orang, Psikiater Kim, Psikiater Ahn, dan Psikiater Oh. Dan Joohyun adalah satu-satunya wanita. Mereka ber 4 memulai intern tahun 2008 dan resmi bekerja tahun 2009. Semua masuk dengan jalur bersih tak ada yang masuk dengan jalan pintas walaupun mereka adalah anak anak orang kaya.

Dari keempat orang tersebut yang paling berada yaitu Oh Sehun. Anak tunggal dari keluarga Oh-ssi yang memiliki semua rumah sakit jiwa di negara ginseng tersebut.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang