37. Kesalahpahaman

1K 122 5
                                    

Joohyun datang ke peresmian rumah sakit jiwa bersama dengan Suster Song. Sebenarnya awalnya suasana bisa disebut aneh, karena kedua orang tersebut bisa dibilang jarang berinteraksi kecuali urusan pekerjaan. Namun, karena pribadi Suster Song yang friendly keadaan jadi tak begitu canggung.

"Psikiater Bae, anda terlihat berbeda hari ini."
Ujar Suster Song memulai percakapan.

"Memang bagaimana biasanya aku terlihat?"

Suster Song menjawab dengan senyuman di wajahnya.
"Kau jarang menggunakan make up kecuali untuk bibirmu."

"Aku memang jarang menggunakan make up, kecuali untuk acara resmi seperti ini."

Song Qian tak menjawab karena mc sudah memulai pembukaan acara peresmian tersebut.

Mc mulai melakukan pekerjaannya, pertama-pertama ia membuka dengan salam diikuti ucapan hormat untuk para petinggi rumah sakit, dan Joohyun yang awalnya sedikit mengacuhkan langsung tersenyum kecut mendengar nama Direktur Kang disebut.

Para petinggi tersebut duduk di kursi paling depan yang langsung berhadapan dengan podium.

Acara berlanjut dengan Presdir Oh atau mantan mertuanya tersebut memberi pidato tentang berbagai macam ucapan terima kasih.

"Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan kesempatan untuk saya berdiri di sini. Ucapan terimakasih pula untuk Direktur Yong, Direktur Lee, Direktur Kang, Direktur Ji yang sudah membantu saya serta staff yang ikut andil untuk mendirikan rumah sakit jiwa baru ini."

Ucapan Tuan Oh diberikan tepuk tangan yang meriah oleh para tamu undangan yang hadir.

"Tak lupa juga untuk,"
Beliau tersenyum sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Kim Minji istri saya tercinta,"
Perkataan tersebut membuat para tamu menyorak ria berniat menggoda Nonya Oh yang menunduk malu.

"Oh Sehun, putra semata wayang saya serta Bae Joohyun menantu, dan cucu pertama saya Sooyeon yang walaupun tidak turut serta membantu secara langsung untuk pembangunan proyek ini, tetapi menyemangati saya secara batin."

Seketika para tamu undangan membatu. Kemudian mereka berbisik ria, yang mayoritas mempertanyakan cucu Presiden Oh yang baru pertama kali diekspos, bahkan bukan diekspos sendiri oleh orang tua, melainkan dengan kakeknya.

Semua mata tertuju pada Oh Sehun yang duduk di kursi depan lalu berganti memandang Bae Joohyun yang duduk di kursi belakang.

Wanita yang sekarang menjadi pusat perhatian, melipat bibir, lalu menundukkan kepalanya malu akan tatapan penghinaan yang diterimanya. Ia yang semula melipat bibir kini berganti menjadi menggigit bibirnya menahan tangis.

Sekilas ia mendengar ucapan dari seorang wanita paruh baya di sebrang mejanya,
"Bukankah mereka sudah bercerai? Bagaimana mereka tiba-tiba bisa memiliki anak?

Dasar wanita murah."

Sekujur tubuh Bae Joohyun merinding mendengar ucapan tersebut, ia tak kuasa menahan air matanya yang kini merusak make up pada wajahnya. Wanita tersebut berlari keluar tak memperdulikan tatapan yang dilontarkan kepadanya.

Saat keluar dari pintu ballroom ia samar-samar mendengar,
"Cucuku berusia 5 tahun."

Terima kasih Ayah.

.

Joohyun menangis sejadi-jadinya di bilik kamar mandi. Ia tak peduli akan penampilan acak-acakannya. Yang ia pedulikan hanya ucapan tadi yang terus menghantuinya.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang