30. Flashback (5)

827 98 4
                                    

-Musim Panas, 2012-

Malam itu, Joohyun marah besar sampai-sampai ia membuang pakaian-pakaian suaminya keluar dari apartemen.

Lonceng apartemen bolak-balik ditekan oleh Sehun, tetapi si empu tak kunjung membukakan pintu.

Sehun menyesali perbuatannya. Tak ada senyuman yang menghiasi wajahnya, hanya kerutan di dahi dan wajah penuh penyesalan.

Dengan bodohnya ia berhubungan dengan Kang Seulgi lagi. Padahal ia sudah berjanji pada Joohyun tak akan menemui Juniornya itu lagi. Oh Sehun mengemas barangnya yang berceceran di lantai. Tak dapat melakukan apa-apa ia akhirnya pergi dengan hati berat menuju apartemen Kim Jongin karena tidak mungkin ia akan pergi ke rumah orang tuanya.

Sehun resmi menginjakkan kaki keluar apartemen. Untungnya, ia membawa kunci mobilnya sehingga tak perlu menunggu taxi atau bis.

Sedangkan Joohyun di dalam sana, menangis berlinang air mata, menekuk lututnya lalu memeluk lutut itu dengan kuat. Wajahnya memerah, rambutnya berantakan. Tapi semua itu ia abaikan.

.

-Musim Gugur, 2012-

Sehun masih setia berada di apartemen Jongin. Ia sudah bertemu dengan Joohyun di tempat kerja. Namun, komunikasi mereka nol. Sehun tak henti-hentinya mengirim pesan pada Joohyun untuk berbicara. Tetapi semua itu nihil, karena wanita bermarga Bae tersebut tak pernah membaca pesannya.

.

-Musim Dingin, 2013-

Seperti layaknya musim dingin tahun-tahun lalu. Selalu sama. Salju menumpuk, ranting berjatuhan, pepohonan kering dan terkadang hujan es.

Siang yang biasanya cerah, sekarang terlihat kelam, karena cahaya matahari yang masuk ke Korea Selatan sangat sedikit.

Tanpa Sehun dan Joohyun sadari, ternyata Ibu Sehun mengetahui kejadian apa yang menimpa anaknya. Beliau dengan baju tebal bulu-bulu coklatnya serta syal yang menutupi lehernya, berangkat menuju rumah sakit untuk menemui Bae Joohyun.

Alphard hitam tersebut telah memasuki pekarangan rumah sakit. Ibu Sehun turun, lain dengan sopirnya yang menunggu di mobil. Beliau berjalan menuju resepsionis bangsal f.

Wanita paruh baya itu berniat menghampiri Bae Joohyun di rumah sakit.

"Permisi Suster. Apakah saya bisa bertemu dengan Psikiater Bae?" Ibu Sehun berucap dengan sopan kepada Kepala Bangsal F.

Suster tersebut malah terlihat bingung.
"Maaf Nyonya, tetapi Psikiater Bae mengambil cuti hingga 6 bulan, mulai Desember tahun lalu."

Ibu Sehun menautkan alisnya, ia juga kebingungan.
"Baiklah kalau begitu. Saya permisi."

Istri pemilik rumah sakit tersebut, menunduk tanda sopan pada Suster bercap putih di sebrang. Sedangkan si suster membalas dengan membungkuk karena Nyonya Oh lebih tua darinya.

Wajah Ibu Sehun cemas, ia sedari tadi berjalan keluar ke pintu utama sampai sudah masuk mobil berpikiran buruk tentang Bae Joohyun, menantunya.

Mobil Alphard hitam tersebut kini berjalan menuju apartemen Sehun dan Joohyun di tengah salju-salju yang mendominasi.

.

Ibu Sehun menekan bel berulang kali. Namun, tidak ada sautan dari dalam. Wajahnya kesal, entah karena ia yang tak diberi tau soal pertengkaran Sehun-Joohyun, atau karena Joohyun yang tiba-tiba menghilang.

Beliau tak menyerah. Ia terus menekan bel hingga terdengar suara, tanda pintu telah di buka. Wanita paruh baya tersebut lega akhirnya apartemen tersebut telah dibukakan.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang