32. Rindu

998 107 1
                                    

"Ayah, apa boleh Sooyeon mengambil 1 tusuk lagi?" Pinta bocah itu sambil mengerucutkan bibirnya, tak lupa mengedip-edipkan kelopak matanya.

"Boleh." Lelaki yang dipanggil ayah tersebut mengangguk meng-iyakan.

Setelah insiden jatuhnya Sehun di tempat ice skating, Sooyeon yang sebenarnya masih ingin mencoba wahana mengurungkan niatnya karena ayahnya yang habis jatuh. Hal tersebut disetujui oleh sang ibu karena merasa sangat bersalah liburan kali ini terasa hancur akibat perbuatannya.

Sepanjang perjalanan menuju ke pintu keluar, Joohyun menunduk, melihat ke arah sepatunya. Lain dengan Oh Sehun yang berusaha berjalan tegap menahan rasa sakit di punggungnya.

Karena sudah berjanji akan membelikan sang anak odeng di dekat apartemen favorit Joohyun, lelaki tersebut segera menjalankan mobilnya ke tempat yang dimaksud.

Dan disinilah mereka, sudah memakan kiranya 10 tusuk tempura yang terbuat dari ikan itu. Lebih tepatnya mungkin, 5 tusuk yang dimakan Sooyeon, 4 tusuk dimakan Sehun dan Joohyun yang memakan 1 tusuk. Entah mengapa selera makan wanita itu hilang. Ia memakan 1 tusuk odeng saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Ia lama mengkemu makanan di mulut.

Menyadari perubahan sikap Bae Joohyun, Sehun yang duduk di samping wanita itu mengelus pucuk rambutnya di sertai mengusap punggung wanita itu.

"Ayo makan. Bukankah ini makanan kesukaanmu?" Sehun berujar dengan mendekatkan wajahnya untuk menatap wajah Joohyun dari dekat.

"M-maaf."

"Ini bukan murni kesalahanmu, aku juga yang tidak hati-hati saat menolongmu tadi. Jadi jangan terlalu merasa bersalah."

"Hm."
Joohyun hanya berdehem ria, tetapi rasa menyesal masih menyelimuti hatinya. Ia tidak sama sekali merasa lega.

Setelah memakan beberapa tusuk, Sooyeon mulai menguap, ia mengantuk. Hal ini wajar saja, karena jam menunjukkan pukul 10 malam, waktu gadis itu mulai terlelap. Sehun menandakan angka 10 dengan jarinya kepada penjual, berniat ingin membungkus odeng-odeng tersebut untuk dimakan nanti pagi untuk Joohyun dan Sooyeon.

Sooyeon yang daritadi menguap, kini sudah sempurna tidur di pangkuan ibunya, dengan kepala kecilnya yang menelusup di bahu Joohyun.

.

Mobil mewah itu sudah mendarat sempurna di basement apartemen. Joohyun yang menggendong Sooyeon, membuka pintu mobil, lalu keluar dari Lamborghini hitam tersebut. Tak lupa ia berterimakasih pada Sehun yang sudah meluangkan waktunya untuk bermain bersama anak semata wayang mereka, walaupun ada kejadian yang seketika membuat hiburan mereka terganggu. Sehun sama sekali tidak marah atau menunjukkan raut kesakitan.

.

Joohyun menelaah seisi ruangan psikiater.

Bukannya saat hari Senin para psikiater diwajibkan untuk datang pagi?

Sosok yang ia pikirkan sejak malam, masih tidak menunjukkan ekstensinya.

Kaki Bae Joohyun melangkah dengan cepat ke keluar dari ruangan psikiater. Ia berjalan ke arah resepsionis bangsal f, tempat suster yang mengurusi semua hal tentang pasien termasuk jadwal psikiater atau psikolog. Heels hitam yang wanita itu pakai mendominasi suara pada lorong yang cukup besar tersebut.

Wanita itu memberhentikan langkah ketika sudah sampai tujuannya.

"Kemana Oh Sehun?"

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang