14. Flashback (1)

999 109 1
                                    

-2005-

Warna cat merah mengkilat menghiasi surai yang elok milik gadis yang masih berumur 17 tahun tersebut. Ia mengecat rambut merahnya padahal sekolah tak menginjinkan. Gadis itu sudah berpolah mulai dari tahun pertamanya di sekolah menengah atas. Saat kembali dari libur musim panas saja, bukannya kembali mengecat rambut menjadi hitam, malah berubah menjadi orange.

Hari ini gadis itu terlambat. Gerbang sudah ditutup. Ia menarik sedikit celana training dalaman roknya, berniat ingin memanjat pagar sekolah. Saat hendak melompati jendela, ia mendengar suara,

"Turun saja."

Gadis itu memandang dengan wajah tak pedulinya pada lelaki yang sepertinya terlambat layaknya dirinya.

"Disana sudah ada Guru Yoon, Guru Ketua Kedisiplinan."

Gadis tersebut membuang napas.

Sial! Percuma ia masuk sekolah jika ujung-ujungnya akan dinasehati lagi oleh salah satu guru yang dibencinya itu.

Omong-omong mengapa lelaki itu bisa tau?

"Aku adalah Wakil Ketua Organisasi di sekolah. Mungkin kau tidak tau karena kau tak terlalu peduli dengan sekitar." Lelaki itu berkata seolah-olah membaca pikiran perempuan dihadapannya, padahal ia hanya membaca mimik wajah.

Perempuan yang kini berambut orange tersebut, turun dari pagar. Ia menggesekkan sedikit tangannya, berniat menghilangkan jejak debu yang menempel saat ia menaiki pagar. Tak menjawab ucapan laki-laki jakung itu, ia langsung pergi melangkah menjauhi sekolah.

Lelaki tersebut berlari kecil mengikuti perempuan itu. Ia menggenggam tangan orang yang kini di sebelahnya tanpa ijin dari pemilik.

Gadis itu kaget karena mendapat perlakuan mengejutkan dari lelaki yang tak sampai 10 menit dikenalnya.
"Lepaskan!"

Bukannya melepaskan atau sekedar merenggangkan, lelaki yang berseragam sama dengannya itu mengeratkan cengkramannya, lalu berlari menyeret gadis yang tangannya ia genggam.

.

Setelah 7 menit berjalan tanpa arah menurut gadis tersebut, ternyata lelaki itu membawa perempuan yang bername tag "Bae Joohyun" ke minimarket dekat stasiun. Lelaki itu mengambil 2 buah ramen instan, 2 box toppokki cepat saji dan sosis kecil-kecil, kemudian membayarnya. Lelaki itu berjalan ke cafetaria. Ia menaruh makanan-makanan yang ia beli di meja. Pemuda itu lalu mencampur semuanya, kemudian membagi dalam 2 mangkuk. Setelah itu, memasukkan makanan yang telah menjadi 2 mangkuk makanan tersebut ke microwave. Joohyun bingung akan tingkah lelaki tersebut. Ia hanya diam memperhatikan.

Terdengar suara ting pada benda penghangat makanan tersebut. Segera lelaki itu keluarkan, lalu memberikannya pada perempuan di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan?"
Joohyun bertanya dengan amat penasaran. Namun, tak dihiraukan oleh lelaki tersebut.

Laki-laki itu malah membuka sumpitnya, memasukkan mie instan yang berwarna merah ke mulutnya. Tak mau pikir susah, Joohyun menyeruput pula mie nya karena ia belum sempat sarapan dari tadi pagi.

Joohyun telah menghabiskan makanannya, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, kikuk, tak tau apa yang harus ia katakan. Akhirnya untuk memecah keheningan perempuan itu berujar,

"Terima kasih. Dan siapa namamu? Aku akan mengganti uang atau mentraktirmu makan atas makanan yang kau berikan aku tadi."

Joohyun memperhatikan dari ujung kepala sampai ujung kaki lawan bicaranya. Lelaki itu hanya diam memandang kosong ke arah jalanan. Kesal, Joohyun menunjukkan wajah juteknya. Saat ia berniat keluar minimarket, sebuah suara menghentikannya.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang