5. Bangsal f

1.5K 160 2
                                    

0'.
Suhu turun hari Selasa 29 November 2016 ini. Salju semakin menjadi-jadi bertebaran di kawasan taman utama di dekat kamar bangsal f. Ketebalan salju menumpuk sekitar 20cm. Hingga sangat terlihat sekali jejak kaki jika menapakkan di benda putih tersebut. Soojung menatap nanar pemandangan di balik jendela. Walaupun sudah memakai heater, tetapi tidak menutup kemungkinan masih ada hawa dingin dari luar yang masuk ke dalam kamar. Sudah 3 hari ia bertempat tinggal asing ini. Ia masih belum membiasakan diri.

Kamar yang ditinggalinya adalah kamar bangsal f. Bangsal 3 dari paling belakang yaitu bangsal h. Bangsal yang di tempatinya adalah bangsal f5. F1 sampai dengan f3 adalah daerah teritorial Psikiater Bae. F4-f6 milik Psikiater Kim. Sedangkan f7-f9 dikuasai okeh Psikiater Oh. Walaupun memiliki daerah masing-masing, terkadang boleh berganti psikiater tergantung gejala atau penyakit pasien. Bangsal f adalah bangsal kelas menengah kebawah, jadi semua kamar memiliki 2 pasien. Tetapi kamar Jung Soojung ia tempati sendiri karena belum ada pasien baru ataupun pasien yang pindah bangsal.

Wanita itu mengambil buku yang ia simpan di dalam tasnya. Buku kesastraan kumpulan sajak-sajak dan peribahasa lawas Korea. Ia menyukai literatur dan seni khas negaranya. Jung Soojung lahir di Gwangju, bagian selatan Korea. Ia menempuh pendidikan sekolah dasar sampai menengah atas disana. Dan akhirnya pindah ke daerah ibukota saat ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi.

.

7 hari sudah berlalu sejak ia resmi terdaftar menjadi pasien di Rumah Sakit Jiwa Gangwon. Namun, psikiater yang membujuknya untuk berobat malah tak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Soojung menelusuri ruangan tersebut dan melihat ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Lukisan pesta ulang tahun Raja Yeongjo yang ke 71.

Ia meraba-raba lukisan bergaya realis tersebut. Sunggingan tak dapat disembunyikan dari bibirnya karena lukisan ini kebanyakan hanya bisa di lihat di gambar bukan dalam kenyataan.

Pasti pemiliknya orang kaya.
Batin Soojung.

"Di lukis tahun 1765, oleh Kim Hongdo."
Tiba tiba lelaki itu berceletuk dari balik pintu.

Ia hampir saja jatuh karena lama tak bertemu Psikiater Kim membuatnya sedikit kaget.

"Sejak kapan anda disini?" Tanya Soojung, penasaran.

Jongin menjawab,
"Sejak kau mulai meraba-raba lukisan mahal itu."

"Milikmu?"

"Ya. Tetapi hanya replika." Balasnya dengan jujur.

"Orang-orang seperti kau pasti mampu membelinya. Replikanya saja berharga hampir 3 tahun gaji pekerjaannku." Ucap Soojung merendah.

"Hmm."
Ia membalas dengan senyum kecut di bibir ungunya.

Memecah keheningan, Soojung berbasa basi,
"Aku tak melihatmu beberapa hari."

Alis Kim Jongin terangkat sebelah,
"Merindukanku?"

"Hentikan omong kosongmu."

"Santai, aku hanya bergurau. Aku hanya saja selalu begitu pada pasien baruku."

"Mendiamkannya berdiam diri?" Terka Jung Soojung.

"Benar, tetapi lebih tepatnya agar pasien dapat merenungkan hal-hal baik penting atau tidak, buruk atau baik."

"Maksud kau?"

"Tebak saja."

Selalu menggantung. Tak mau ambil pusing ia hanya menjawab,
"Tak mau tau."

"Kalau begitu aku akan mengunjungimu beberapa hari lagi."

Apakah semua pria sama sepertinya? Menggantungkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat ia ingin dengar jawabannya.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang