36. Tu m'entends

918 124 6
                                    

Soojung membuka pintu kulkasnya dengan malas. Setelah terbuka, nampaklah beberapa bungkus makanan cepat saji yang ia belum sempat buang. Segera ia bersihkan kulkasnya, membuang plastik-plastik tersebut. Setelah membuangnya ia berjalan kembali ke arah kulkas.

Ia menerawang kulkasnya lagi yang kini kosong akan bahan makanan. Tersisa hanya beberapa bumbu dapur dan botol-botol berisi air dingin. Wanita itu mendesah pelan.

Hari ini termasuk hari produktif, tetapi ia tak bekerja karena ia memang tidak ada jadwal untuk hari Kamis. Wanita itu baru bangun pukul 2 siang, mengingat ia yang marathon film series fantasy terkenal Harry Potter. Matanya terlihat sembab, hasil begadang sampai hampir jam 3 pagi.

Ia yang tadi berniat untuk memasak makanan, ia kurungkan karena melihat kulkasnya yang tidak ada bahan makanan. Maklum sekarang memang akhir bulan. Ia belum sempat ke groceries. Entah mengapa sekujur tubuhnya terasa lunglai dan malas untuk pergi kemana-mana.

Setelah memeriksa kulkasnya tadi, Soojung berjalan pelan ke arah sofa di depan televisi. Ia membaringkan tubuhnya disana sambil menarik selimut tipis yang tergeletak di lantai. Tangannya ia gerakkan untuk meraih remote dvd player untuk kembali melanjutkan series yang belum selesai.

.

Jam menunjukkan pukul 9 malam dan kantuk sudah mulai menyerang. Wanita itu tak pindah ke kamar malah semakin menggeliat di sofa untuk tidur di sana. Ketika hampir saja masuk ke dalam alam mimpi, pintu apartemennya diketuk pelan, dan rupanya itu cukup membuat Soojung terganggu.

Soojung dengan kaos rumahan berwarna biru toska dan celana training panjang, melangkah malas membuka pintu dengan memutar kunci.

Kantuknya yang tadi membanjiri matanya seolah hilang seketika tatkala wanita itu menemukan lelaki yang sekiranya seminggu ini ia hindari.

.

Lelaki itu datang membawa beberapa makanan yang mirip dengan saat Malam Natal tahun lalu. Namun, yang membedakan adalah ia tak membeli sup sundae karena Soojung yang tak memakan daging babi. Kim Jongin kini duduk di karpet depan televisi sambil membuka bungkusan plastik yang ia bawa. Kini meja didepannya tersebut telah penuh dengan makanan.

"Ambil."
Jongin menyodorkan sumpit kayu yang disediakan oleh penjual kepada Soojung.

Tak mau pikir panjang, wanita itu melahap beberapa potong kimbab mayo tuna dan toppoki yang cukup pedas. Perutnya yang dari tadi belum terisi seketika serasa penuh tatkala memakan makanan yang dibelikan Jongin.

Televisi yang tadi menampilkan film, kini berganti menjadi acara lokal. Variety show malam ini yang tayang yaitu Battle Trips yang menunjukkan beberapa orang bersaing untuk mencari destinasi liburan yang menarik bagi penonton.

Jongin mengangkat sumpitnya yang sudah terisi dengan teokppoki dan telur rebus, kemudian kombinasi makanan itu ia masukkan ke dalam mulutnya. Seketika kuning telur dan kekenyalan tteok memeleh dimulutnya.

Kedua insan tersebut fokus melihat televisi sampai tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Makanan mereka telah habis, tak lupa mereka meminum air putih untuk meredakan panas yang meledak di rongga mukut serta bibir akibat pedasnya kue beras tersebut.

Soojung dan Jongin duduk berdampingan di karpet.
"Mengapa kau datang?"
Soojung membuka percakapan.

Lelaki disampingnya menegrucutkan bibir.
"Hanya ingin."

Soojung membuang nafas kasar, matanya masih memandang televisi.
"Maaf."

Seakan-akan pura-pura tidak tahu Jongin menjawab,
"Untuk?"

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang