18. Magnet 2

909 106 4
                                    

*HASH!*

Suara bersin berulang kali terdengar dari Psikiater Bae. Hal ini lain tak lain karena ia menunggu bis di cuaca dingin yang tak kunjung selesai. Walaupun sekitar 1 bulan lagi musim semi datang, tetapi tetap saja udara masih kokoh dengan musim dingin. Wanita itu memegang tisu di tangan kanannya erat, sambil masih membaca profil-profil pasiennya.

Setelah 1 jam membaca buku, ia tak fokus karena berulang kali mengambil tisu di samping kanannya. Badannya kali ini sudah tidak kuat. Wanita itu tidak mau memaksakan lagi. Ia segera merebahkan sekujur tubuhnya di kasur yang memang disediakan untuk psikiater yang hendak beristirahat. Ia mengambil selimut lalu menutupi tubuhnya sampai dada. Sebelum terpejam, ia menyalakan alarm, untuk menandai waktu shiftnya dimulai.





.








Oh Sehun yang daritadi pagi bekerja, akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Ia berjalan menuju ruang psikiater untuk mengambil tas dan jaketnya.

Tatkala tiba di ruang psikiater, ia menemukan seseorang yang sepertinya kini berada di alam mimpi. Dilihat dari tubuhnya sepertinya sangat tak asing.

Siapa lagi kalau bukan mantan istrinya.

Sehun berjalan pelan, berharap tidak menimbulkan suara bagi orang yang terbaring di kasur itu.

Sehun memandangi Joohyun yang hidungnya berwarna merah sementara wajahnya pucat pasi. Melihat wajah itu, heran, Sehun dengan segera menaruh tangan kirinya di dahi Joohyun lalu menempelkan tangan kanannya pada dahinya sendiri.

Demam.

Ia yang hendak pulang, mengurungkan niatnya. Lelaki itu mengambil handuk kecil di laci dekat wastafel, serta selimut yang lebih tebal untuk menghangatkan wanita yang akrab disapa Psikiater Bae tersebut.

Sehun mengompres, meletakkan handuk yang sudah di beri air tersebut ke dahi Bae Joohyun.

Saat masih mengompres, tiba-tiba suara alarm terdengar keras dari handphone Bae Joohyun di meja kecil sebelah kasur. Sehun menuju sumber suara, dan menemukan notif alarm bertuliskan

'Shift malam'

Setelah melihat itu, Oh Sehun mematikan alarm lalu lelaki yang masih memakai jubahnya itu, menuju ke resepsionis bangsal f, untuk memberitahukan perawat bahwa ia yang akan menggantikan shift Bae Joohyun.



.





Waktu terus berjalan, mata Oh Sehun tak dapat menahan kantuk. Sudah kurang lebih 2 jam bekerja ekstra, ia kembali ke ruangan psikiater untuk mengambil tas lalu pulang, sambil memeriksa kembali wanita yang tadi ia rawat.

Ia memandang kembali wajah Joohyun.

Sakit pun, dia masih tetap cantik.

Pria itu mengompres kembali, lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan ranjang. Lama ia terduduk, membuatnya kehilangan fokus.

Kemudian, lelaki itu terlelap secara tidak sadar.



.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang