25. Awal dari semuanya (2)

784 99 4
                                    

.flashback.


-Musim Dingin, 2006-

Soojung telah naik ke kelas 2. Tahun depan ia akan naik ke kelas tiga lalu tahun depan lagi ia akan memasuki perguruan tinggi.

Ayah tirinya benar-benar memiliki banyak muka. Saat ada Ibu Soojung ia pasti akan melakukan hal yang baik-baik saja untuk mencari muka. Entah apa motifnya berbuat seperti itu. Mencari harta kekayaan sepertinya. Soojung dan Ibunya cukup berada saat Alm. Ayah Soojung masih hidup, karena bisa dibilang pekerjaan beliau sangat menjanjikan.














-Musim Semi, 2006-

Hari ini tanggal 5 April. Hari perlombaan melukis tingkat kota dilaksanakan. Soojung sudah lolos tahap sekolah. Ia bersemangat berangkat ke tempat lomba di salah satu hotel terkenal. Dari kemarin malam, Soojung sudah menyiapkan kanvas, minyak, cat minyak, kuas serta paletnya. Namun, semangat itu sedikit luntur karena ternyata sang Ayah tiri ikut menemaninya menuju perlombaan.

Soojung mulai membuat gambar sesuai desain yang ia buat kemarin malam. Seakan tak menghiraukan pemiliknya, otak Soojung seperti berhenti bekerja saat disuruh mengingat desain yang ia buat kemarin.

Kesal, gadis itu membuang kasar kuasnya. Ia mengambil paletnya, lalu ia taruh di tangan kirinya. Sementara jari-jari tangan kanannya telah menari-nari di tas kanvas dengan cat berwarna-warni. Ia mengubah aliran lukisannya yang semula naturalis menjadi ekspresionisme.

Soojung memulai gambarnya, yang pada awalnya tampak seperti abstrak. Lama kelamaan unsur-unsur seni rupa mulai menonjol pada lukisannya, memperlihatkan gadis kecil dengan sepedanya yang usang. Serta-serta warna darah segar tampak pada lantai yang dipijak sang gadis.












.














Soojung tidak mendapatkan hadiah apa-apa karena jelas dari awal aliran yang diperlombakan berbeda dari apa yang ia lukis. Namun walaupun begitu, ada seorang pemuda yang tampak seumuran dirinya, dilihat dari seragamnya, membeli lukisan itu dengan harga 5 juta, dan pastinya dibayar dengan tunai.

Soojung yang sudah kesal dan membenci lukisannya, berniat untuk memberikan lukisan itu saja pada pemuda yang berniat membeli lukisannya. Namun, si pemuda merasa tidak enak, dan meninggalkan uang banyak tersebut di tangan Jung Soojung. Mau tak mau, terpaksa Soojung menerimanya.





.







Kini Ibu Soojung serta anaknya sudah sampai di rumah. Paman Park, tidak pulang ke rumah dulu karena masih ada pekerjaan di kantor. Sang ibu kini berusaha menghibur Soojung yang kalah dalam perlombaan.

Soojung tak menghiraukan ucapan ibunya, ia malah sekarang berlari menuju kamarnya.

Masuk ke kamarnya, Soojung tiduran sebentar sambil melihat ke arah balkon kamarnya. Teralihkan, Soojung akhirnya berdiri di depan balkon memandang taman dari atas balkon. Matanya yang tadi melihat taman kini beralih menatap garasi yang berisi mobil kesayangan Paman Park.

Sebenarnya sejak saat Paman Park memasuki ruangannya dan mengancamnya, Soojung jadi penasaran mengapa Paman Park melakukan itu dan mengapa ada darah di sekitar sandal beliau.

Mumpung yang pria yang dipikirkan Soojung itu tidak ada, Soojung berlari menuju garasi sambil sesekali menengok ke kanan dan ke kiri apa ada tanda kehadiran Ibunya.

Setelah memastikan tidak ada, yang disimpulkan gadis itu ibunya sedang berada di kamar. Soojung berlari menuju garasi. Ia berjalan menuju tempat kapan itu ia menemukan Paman Park.

Androphobia | kaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang