dua.

28.9K 5.6K 678
                                    

10.43 pm
merasa keadaan kembali seperti semula, pemuda itu menghela nafas lalu mengambil nafas lagi sebanyak mungkin, mengingat beberapa waktu sebelumnya ia harus menahan nafas agar tidak ketahuan sosok bambam.

setelahnya mingyu merogoh saku celananya, menyalakan handphone dan mencari nama 'kim minkyung' lagi.

sama seperti tadi, tidak ada jawaban.

"nggak ada sinyal," gumamnya, lalu kembali memasukan handphone ke dalam saku celananya.

pemuda itu beranjak dari tempat persembunyiannya. dengan langkah ekstra hati-hati, ia menghampiri pintu dan membukanya perlahan.

dari ambang pintu, mingyu bisa melihat kalau lorong dihadapannya benar-benar kosong dan sunyi tanda sosok bambam sudah tidak ada.

lagi-lagi firasatnya berkata kalau ada yang tidak beres pada malam ini.



10.44 pm
pemuda itu kembali membawa langkahnya ke arah lobby sekolah. ia memperhatikan senter yang berada di gengamannya lalu menggeleng, "nyalain senter sama dengan cari mati. gue ga mau mati."

tanpa pikir panjang lagi, mingyu berjalan di tengah gelapnya koridor. beruntung memori mingyu kuat sehingga pemuda itu sama sekali tidak kesusahan mencari jalan.

setelah ini ia akan dihadapkan dengan tangga turun menuju kantin dan naik menuju lantai dua di sebelah kiri, lorong panjang menuju toilet di sebelah kanan dan perpustakaan di bagian kanan lebih depan.

otaknya berkata bahwa mungkin ia harus memeriksa perpustakaan, siapa tau ada seseorang kan disana?

walau menururtnya perpustakaan mungkin jadi tempat yang tidak aman untuk bersembunyi mengingat ruangan tersebut di kelilingi kaca.

pemuda itu melangkah maju, sejak tadi matanya awas melihat keadaan sekitar. sesekali berharap tidak ada sosok-seperti-bambam lagi yang tiba-tiba saja mengejarnya.

sampai di depan perpustakaan, mingyu menekan gagang pintu dengan hati-hati dan segera melesat masuk ke bagian perpustakaan paling dalam.

"mingyu?"

"jaehyun?" ujar mingyu. sadar namanya di panggil, pemuda itu segera mendatangi sumber suara.

jaehyunㅡnama pemuda lainnyaㅡsegera menarik lengan mingyu, mengajak pemuda itu bersembunyi di bawah meja yang letaknya di pojok ruangan.

"lo ngapain kesini!" tanyanya.

"minkyung bilang kalian lanjut kesini. gue disuruh nyusul," ujar mingyu, memberi penjelasan.

jaehyun langsung mengusap wajahnya kasar, "seharusnya elo nggak kesini."

"kenapa? tadi gue lihat bambam, matanya aneh. terus dia juga sempet ngelolong dan nggak kenal sama gue," cerocos mingyu dan jaehyun paham maksud pemuda itu.

"disini nggak aman," jawab jaehyun singkat dan terima kasih jaehyun, mingyu semakin bingung.

"jadi intinya kita harus sembunyi? gitu?" tanya mingyu, berusaha keras memahami keadaan.

"untuk saat ini, iya. kita harus sembunyi, jangan sampe ketangkep. intinya, kita lagi main petak umpet," ujar jaehyun dan mingyu mengangguk paham.

oh, mingyu bukan orang bodoh. pemuda itu malah salah satu dari yang terpintar, untuk menangkap keadaan sebenarnya pemuda itu paham tapi yang ia tidak paham adalah maksud minkyung, 'petak umpet sama boneka.'

"sebenernya, kalian ini lagi main petak umpet sama siapa sih? nganggur banget apa main petak umpet tengah malem?" protes mingyu.

jaehyun cuma bisa menghela nafas, "kita harus cari tempat persembunyian yang aman," ajak pemuda itu.

"uks, gimana?" usul mingyu.

"sama, daritadi gue mikirnya uks tapi sejak permainan di mulai, gue nggak tau keadaan di lantai dua gimana," ujar jaehyun, "jalan ke lantai dua bisa diakses dari tangga depan sama belakang tapi uks paling deket sama tangga depan. gimana? mau coba?" tambahnya.

"boleh, ayo," ajak mingyu. pemuda itu kini beranjak, diikuti jaehyun disamping kirinya.

setidaknya kini ia tidak sendiri, ada jung jaehyunㅡsahabat semasa sekolahnya, sekaligus sahabatnya di kampus, mengingat keduanya mengambil jurusan yang sama.

"oh ya, begitu elo denger suara statik dari handphone, kita harus cepet pergi. buat lebih jelasnya, nanti gue jelasin," suruh jaehyun.

"handphone elo mana?" tanya mingyu, mulai curiga.

"batre gue habis. lo harus hemat. kalau nggak, kita nggak akan tau keberadaan mereka," jawab jaehyun dan mingyu tidak mau bertanya lebih lanjut.



10.48 pm
keduanya kini berjalan keluar dari perpustakaan dengan langkah yang hati-hati. merasa keadaan sekitar aman tanpa adanya sosok-seperti-bambam, jaehyun segera memimpin untuk naik ke lantai dua melalui tangga depan.

sejauh ini situasi cukup aman.

permasalahannya, uks ada di bagian kanan lantai dua dimana letaknya berada di tengah dua lorong; lorong kelas dan kedua lorong ini tidak bisa dilihat dari tangga.

"gimana caranya tau bakal ada orang apa nggak?" tanya mingyu, jaehyun mengangkat bahu.

"satu-satunya cara ya di cek. mau gimana lagi?" balas jaehyun.

"jaehyun bangsat! aneh-aneh sih lo mainan petak umpet tengah malem," ujar mingyu, mulai marah karena tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan sahabatnya saat setuju bermain petak umpet tidak jelas seperti ini.

tidak menggubris umpatan mingyu, jaehyun malah melangkah mendekati lorong, "lo cek sisi kanan, gue kiri. aman, kita langsung ke uks," ujar jaehyun.

jaehyun dan mingyu, keduanya kini menempelkan punggung pada tembok di belakangnya. memastikan terlebih dahulu kalau keadaan di sisi kiri lantai dua yang adalah lapangan olahraga aman.

beruntung tidak ada suara statik yang terdengar.

"aman jae," ujar mingyu.

"aman juga."

bzzz!

"jaehyun! ada suara statik," bisik mingyu dan dengan langkah cepat, keduanya membuka pintu uks, tak lupa menutupnya dengan perlahan.

dari kaca, mereka bisa melihat sebuah bayangan turun dari lantai tiga. entah siapa karena sosoknya tidak jelas dalam gelap.

"kalian ngapain disini!"

mingyu melompat kecil mendengar suara cempreng dari bagian uks yang lebih dalam.

"eunha!"

[i] dead and seek.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang