prolog

9.3K 1.1K 107
                                    

Laki-laki itu menangis.

Iya, nangis.

Suaranya yang pelan membuat orang di sekitarnya tidak sadar kalau dia itu menangis. Disekanya airmata dengan kaos seragam yang melekat di tubuhnya. Kaos seragamnya kini terlihat sedikit kusam gara-gara sekaan airmata.

"Nangis?"

Laki-laki itu menengadah. Ditatapnya perempuan di hadapannya dengan wajah sembab. Kemudian, dia menyeka wajahnya lagi.

Perempuan itu berdesis. "Lo cowok. Masa nangis?"

Perempuan itu mulai menyeka airmata si laki-laki dengan saputangan miliknya. Si laki-laki hanya bisa melamun dengan apa yang dilakukan si perempuan. Perempuan itu bergumam. Mulutnya tak berhenti berbicara.

"Lo kenapa nangis?"

Laki-laki itu menunjuk tag namanya yang sudah hancur. Namanya sudah tidak terlihat sama sekali. Mata si perempuan memutar. Kemudian, dia menghela napas panjang.

"Sini, biar gue buatin yang baru," si perempuan mulai mengambil peralatan dari dalam tasnya. "Cuma kayak gini doang, lo nangis? Buat apa fungsi jakun lo?"

Laki-laki itu terdiam. Dia hanya menunduk kelu. Kemudian, memperhatikan pekerjaan perempuan itu dengan seksama.

Selesai. Dia punya tag nama yang baru.

"Nama lo? Biar gue tulis disini."

Laki-laki itu akhirnya membuka mulutnya. "J-J-Jeon Won-Wonwoo."

Perempuan itu terkekeh. "Gue Jennifer. Panggil gue Jeje."

Sekilas, senyuman tersungging di bibirnya.























Apa lo percaya, kalo cinta pertama itu nyata?


















































2017, ©turquoises_

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang