십육

3.1K 676 92
                                    

Jeje tidak tenang saat ini. Bagaimanapun, dia sudah menghindari Wonwoo hari ini. Apalagi, dia juga menyuruh Wonwoo pergi bersama Yerin tadi. Ya, walaupun Wonwoo juga lupa dengan janjinya dengan Yerin. Jeje membetulkan posisi duduknya di atas motor Jun.

Jun mengendarai motornya dengan pelan. Dia sedikit tidak enak dengan Jun karena dia sudah dimanfaatkan oleh Jeje untuk menghindar dari Wonwoo. Apalagi, mengingat Jeje malah menghampiri Jun di depan Yerin yang notabenenya adalah mantan dari Jun.

Ingin rasanya Jeje membenturkan kepalanya ke dinding. Dia benar-benar bertindak bodoh hari ini.

Tak lama, motor Jun sudah memasuki lapangan parkir di apartemen Jeje. Jun membuka helmnya dan merapihkan rambutnya di kaca spion. Jeje bingung, apa dia harus menawarkan Jun untuk mampir atau tidak. Karena jujur saja, dia benar-benar ingin segera ke apartemennya dan membenturkan kepalanya.

"Makasih, Jun. Maaf, gara-gara gue tadi, lo malah harus nganterin gue pulang," pekik Jeje.

Jun hanya tersenyum tipis. "Gapapa, gue seneng jadi pelarian lo dari Wonwoo."

Jeje tertohok. Jun benar-benar hebat dalam menyindirnya.

"Kok lo ngomongnya gitu, sih?"

"Kenyataan." Jun masih merapihkan rambutnya. "Tapi, gapapa. Siapa tau, lo malah berpaling dari Wonwoo dan nerima Dekisugi ini."

Jeje hampir saja memukul Jun disini.

"Dan yang pasti," ucapan Jun terpotong. "Jangan bikin gue makin berharap sama lo aja."

===

Jeje lagi-lagi merenung. Suara bising Hansol dan Sanha di ruang tengah sama sekali tidak mengusiknya dari lamunannya. Siapa lagi kalau bukan Wonwoo yang sudah berhasil membuatnya seperti ini. Wonwoo yang masih menghantui seluruh kepalanya benar-benar memberikan efek luar biasa bagi Jeje.

Dia tiba-tiba mengingat perkataan Hansol beberapa waktu lalu. Apa benar dia sudah mulai menyayangi Wonwoo? Tentu saja, dia menyayangi Wonwoo. Wonwoo adalah temannya yang memang benar-benar harus dia jaga. Apalagi, Wonwoo masih jadi sasaran amukan geng Soonyoung.

Tapi, apa seperti ini juga rasa sayang Jeje kepada Wonwoo, sampai-sampai dia rela ingin terus bersama Wonwoo di sampingnya. Melengkapi setiap kekurangan Wonwoo dan ikut andil dalam setiap masalah yang Wonwoo hadapi. Sudah jelas itu bukan rasa sayang biasa.

Tiba-tiba saja ucapan Jun tadi sore menghantui kepalanya juga. Jun memang blak-blakan kalau dia menyukai Jeje. Tapi mau bagaimanapun, Jeje tidak menaruh simpatik sama sekali kepada laki-laki itu. Dia hanya menganggap Jun teman, sama seperti dia kepada Mingyu, Seokmin, maupun Minghao.

Jeje memijat kepalanya. Baru pertama kali dia merasakan hal seperti ini. Hal ini bahkan sangat rumit dibanding masalah dia saat menghajar geng Soonyoung yang memang sudah menjadi permasalahannya selama ini.

"Apa bener gue malah jatuh cinta sama Wonwoo?"

===

"Gimana kencan lo tadi?"  Yerin tersenyum kecil saat mendengar ucapan Joy di telepon. "Dia udah nggak gagap. Mana ganteng pula. Pengen khilaf gue, tuh!"

"Jangan, ini punya gue!" seru Yerin. "Dia kalem banget, anjir! Mukanya datar banget. Ngomongnya juga irit. Gue jadi rada canggung tau, nggak?"

Joy terkekeh. "Ini tantangannya, Rin. Lo harus tau gimana luar dalemnya Wonwoo."

"Gue juga sempet heran, si gagap Wonwoo malah jadi ganteng bangsat kek gini."

"Pokoknya, sekarang lo harus mikirin gimana cara menarik perhatian Wonwoo. Setau gue, dia cuma ngobrol sama cewek dan itu cuma Jeje." Joy menarik napas pelan. "Lo harus bisa jauhin Jeje dari pikirannya Wonwoo."

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang