3.9K 863 160
                                    

Wonwoo tidak sadar bahwa kini tangannya sudah menggenggam tangan Jeje yang masih mengobati wajahnya. Jeje hanya menggelengkan kepalanya melihat perlakuan Wonwoo padanya.

"K-kok Jeje m-m-mau s-s-sela-m-matin Wonwoo?"

"Anggep aja ini balesan gue karena lo udah nolongin gue dari Jun tadi." Jeje tersenyum simpul.

Wonwoo menelan ludahnya. Dia langsung melepaskan genggamannya.

Gila!

Jarak wajahnya dengan Jeje hanya berjarak beberapa senti. Wonwoo sedikit salah tingkah.

"Kalo pacaran jangan disini, plis!" Jeje maupun Wonwoo secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara. Jeje mengerutkan keningnya.

Kapan dia ada disini?

Ada seorang Wen Junhui di UKS. Dia berbaring sambil menutup kedua matanya. Ranjang Jun dan Wonwoo hanya dipisahkan dengan gorden hijau yang masih baru. Kemudian, Jun membuka sebelah matanya.

"Eh, ada Jeje!" ucapnya.

Sejak kapan anak emas SMA Chunghwa jadi kerdus begini? Apalagi, gadis incarannya adalah seorang Jennifer Hong, si anak badung pembuat masalah.

Jeje hanya mengerlingkan matanya, enggan menatap Jun lebih lama. Tinggal siku milik Wonwoo yang belum Jeje obati. Gadis itu dengan teliti membersihkan kotoran yang masih menempel di siku Wonwoo.

Wonwoo melirik ke arah Jun yang sedari tadi masih setia menatap Jeje dari ranjangnya.

"Je?" Suara berat Wonwoo membuat Jeje menengadahkan kepalanya. "B-ba-lik a-aj-aja ke k-ke-las."

"Kenapa?"

Wonwoo terlalu lelah untuk bicara. Dia hanya memberi isyarat kepada Jeje untuk kembali ke kelas dan meninggalkannya di UKS.

Kemudian, Jeje mengangguk. Dan meninggalkan Wonwoo yang masih di UKS bersama Jun. Cowok itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia masih sedikit mual gara-gara tinju milik Seungkwan.

"Lo dihajar lagi?" Jun memulai pembicaraan.

"I-i-iya."

Wonwoo bisa mendengar dengan jelas desahan napas milik Jun di seberang. Walaupun, Wonwoo tidak bisa melihat wajah Jun karena terhalang oleh gorden pembatas.

"Lo suka, kan, sama Jeje?" Pertanyaan Jun kali ini sontak membuat Wonwoo terdiam. Lima menit berlalu tanpa ada jawaban dari bibir Wonwoo.

Ya, Wonwoo suka Jeje.

Bahkan, sejak Jeje mulai menyeka airmata Wonwoo dengan sapu tangan miliknya.

"Kalo diem, berarti lo suka." Jun mengambil kesimpulan.

Wonwoo tidak menjawab perkataan Jun. Dia hanya diam dan diam. Terlalu lelah untuk berbicara. Dia mulai menutup matanya perlahan.

"Gimana lo bisa ngelindungin Jeje kalo masih kalah sama grup cupang?" Pertanyaan Jun kali ini membuat Wonwoo membuka kedua matanya.

"Walaupun dia jago berantem, tapi dia cewek. Nggak mungkin, kan, nanti malah lo yang dilindungin sama dia?"

Wonwoo akhirnya buka suara. "Jun suka sama Jeje?"

Jun langsung terbangun mendengar suara berat Wonwoo. Kemudian, menggeser gorden agar dia bisa melihat wajah Wonwoo.

"Kok lo ngomongnya bener?"

Wonwoo menarik napas. "Diajarin sama Jeje."

Jun hanya tersenyum. Kemudian, dia mengacungkan jempolnya ke arah Wonwoo. "Latihan lagi, ya, Woo!"

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang