십구

2.9K 624 49
                                    

Apdet lagi gapapa, kan?

================================

Jeje merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Hari ini benar-benar melelahkan. Ia baru saja pulang dari taman bermain bersama Jun setelah mereka sepakat akan bolos sekolah hari ini. Dia sedikit memikirkan apa yang sudah terjadi padanya baru-baru ini. Dia bertekad pada hatinya.

'Lupain Wonwoo, lo udah punya Jun sekarang.'

Dia meyakinkan lagi hatinya. Dia berulang kali mengucapkan kalimat itu. Bahkan, ia sedikit mengingat ucapan Jun di taman bermain tadi.

"Gue bakal bantu lo buat ngelupain Wonwoo. Jadi, sekarang kita seneng-seneng dulu disini."

Jeje sedikit terhibur dengan ucapan Jun tadi. Mau bagaimanapun, status dia saat ini sudah menjadi kekasih dari Wen Junhui. Dia merasa tidak enak kepada Jun. Jun begitu tulus padanya. Sedangkan dia, masih belum bisa membuka hati sepenuhnya untuk orang sebaik Jun. Jeje takut kalau Jun berpikir bahwa Jeje hanya menjadikannya sebagai bahan pelampiasannya.

Lamunan Jeje kini buyar ketika dia bisa mendengar dengan jelas ponselnya berdering. Pasti Joshua. Padahal, Jeje sudah menceritakan semuanya pada Joshua begitu dia sampai di apartemennya. Joshua harus tahu semuanya. Joshua hanya menasihatinya sedikit dan mencoba menghibur adiknya itu.

Jeje mengambil ponselnya di atas nakas, kemudian tersenyum simpul.

"Eh, kemana aja lo? Gue ngajak vidcall daritadi. Kangen lo, Je!" Jeje hanya tertawa begitu melihat perempuan di seberangnya. Jeje juga merindukan Ilana, sepupunya yang tinggal di Amerika. Mereka sebaya, maka dari itu mereka sangat dekat satu sama lain.

"Kangen Ilana juga! Lo sombong sekarang, nggak pernah ngehubungin gue."

"Ini gue ngehubungin lo, kampret!" pekik Ilana. Wajahnya juga tidak jauh berbeda dengan Jeje. Mereka benar-benar paket lengkap jika sudah bertemu. "Kakakku yang ganteng kemana?"

"Lagi dinas ke Busan. Gue sendirian, deh!" seru Jeje dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya sedari tadi.

Mereka berbincang cukup lama. Membicarakan tentang Ilana yang akan melanjutkan kuliahnya di Korea. Tentu saja, Jeje menyambutnya dengan baik. Dia tidak perlu sendirian lagi menunggu Joshua. Karena sebentar lagi akan ada Ilana di apartemennya.

"Lo lagi sedih, ya, Je?" Pertanyaan Ilana tadi membuat Jeje bungkam. Darimana dia tahu?

"Sok tau, kan! Sedih darimana coba, gue abis jalan sama pacar gue. Harus seneng, dong!" alibinya. Dia pikir, Ilana tidak harus tahu masalah yang dialaminya saat ini.

"Nggak usah nutupin masalah lo, curut! Lo bahkan lebih deket sama gue dibanding mami lo sendiri, Je!" Ilana menatap Jeje dalam. Ucapan Ilana benar. Jeje memang kurang terbuka kepada ibunya. Dia lebih suka menceritakan masalahnya kepada Joshua maupun Ilana. "Sini cerita sama gue."

Jeje terdiam. Bukan karena dia tidak ingin membagi masalahnya kepada Ilana, hanya saja dia terlalu sakit untuk menceritakannya lagi.

"Eh, tapi ngomong-ngomong, lo punya pacar? Jangan digebukin, ya! Kasian kalo pacar lo dihajarin juga sama kayak gengnya Soonyoung."

Jeje terkekeh. Ilana benar-benar tahu betul dirinya. "Iya, namanya Jun. Nanti kalo lo kesini, gue kenalin dia ke lo."

Ilana hanya mengangguk. Kemudian, meminta Jeje menceritakan masalahnya. Ilana dengan senang hati mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut Jeje. Dia dengan tenang dan tulus mendengar Jeje yang saat kini sudah menangis lagi.

"Iya, lo emang jahat. Kenapa lo harus nerima Jun padahal lo tau, kalo lo nggak suka sama dia? Kalo emang lo benci sama Wonwoo, yaudah cukup lo aja yang kena dampaknya. Jangan bawa-bawa orang lain, Je!" Jeje bisa melihat jelas wajah Ilana yang cukup kecewa pada keputusannya.

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang