십칠

3K 668 58
                                    

"Kayaknya, yang ini enak, Rin! Lo pesen yang ini aja," usul Jennie sambil melihat-lihat katalog yang Yerin bawa hari ini. Dia menunjuk kue tart coklat.

"Ini, sih, kesukaan lo!" sergap Joy.

Yerin masih berpikir kue apa yang harus dia beli untuk acara ulang tahunnya beberapa hari lagi. Ulang tahun ke sembilan belasnya harus dirayakan dengan meriah. Maka, dia berinisiatif untuk mengundang seluruh teman-teman angkatannya dan beberapa siswa siswi kelas pertama dan kedua.

Mereka bertiga masih sibuk memilah milih kue yang akan jadi hidangan utama di acara ulang tahun Yerin. Saking sibuknya, mereka sampai tidak menyadari kedatangan Jun ke meja Yerin.

"Rin."

Yerin mendongakkan kepalanya. Dia memasang wajah penasaran. Untuk apa mantan kekasihnya datang ke mejanya?

"Ada yang mau gue omongin sama lo." Jun menunjukkan wajah seriusnya. Dia memberikan kode kepada Jennie dan Joy untuk meninggalkan mereka berdua.

"Mau ngajak balikan kali," bisik Joy yang masih bisa didengar jelas oleh Jun. Joy dan Jennie langsung pergi keluar kelas dan menyisakan mereka berdua di dalam kelas. Kelas masih sepi pada pagi hari begini.

Jun langsung duduk di sebelah Yerin yang matanya masih sibuk mencari-cari kue yang cocok untuk acaranya.

"Mau ngapain?" tanya Yerin. Namun, matanya masih fokus pada katalog.

Jun berdeham pelan. "Lo suka sama Wonwoo?"

Yerin mendongakkan kepalanya, menatap Jun heran. "Masalahnya sama lo?"

Jun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung, apa yang harus dia katakan pada Yerin. Tidak mungkin kalau dia jujur bahwa Jeje juga menyukai Wonwoo.

"Karena ada orang yang nggak suka lo deket sama Wonwoo."

Yerin menaikkan sebelah alisnya. "Siapa? Jeje?"

Jun mendelik. Hebat juga Yerin bisa menebak seakurat itu. Namun, Jun berusaha menutupi wajah terkejutnya dan mencoba mengelak pertanyaan Yerin tadi.

"Bukan, tapi gue."

Ya, dia berbohong.

Yerin terkekeh pelan. Tangannya kini menutup buku katalog dan dia memandang Jun dengan tatapan mengejek. "Lo cemburu kalo gue sama Wonwoo?"

"Iya," jawab Jun enteng.

Ya, nggak lah.

"Kita udah putus, jadi urusin aja masalah masing-masing. Lo sama Jeje, gue sama Wonwoo," ujar Yerin tegas.

"Gue masih sayang sama lo, Rin. Jangan deket sama Wonwoo!"

Sakit gue ngomongnya.

"Lo serius?" Yerin memasang wajah penasarannya.

"Iya, gue sakit hati kalo ngeliat lo sama Wonwoo. Suer, deh!" Jun menunjukkan tanda peace di jarinya. Mencoba meyakinkan Yerin.

Iya, gue sakit hati kalo ngeliat Jeje nangis gara-gara lo sama Wonwoo.

"Gue pikir-pikir dulu, Jun!" Dia meninggalkan Jun di kelas sendirian. Menyusul Joy dan Jennie dan langsung pergi entah kemana. Jun tahu, kalau Yerin tidak akan sepenuhnya melepaskan Wonwoo begitu saja.

===

"Hah? Jeje nggak masuk?" pekik Jun begitu dia diberitahu Seokmin di depan kelas Jeje. Dia pergi ke kelas Jeje karena ingin memberi tahu apa yang tadi dia katakan kepada Yerin.

"Iya, dia sakit. Tadi dia ngirim chat ke Mingyu. Kakaknya juga udah nelepon wali kelas," oceh Seokmin panjang lebar. Dia juga sedikit khawatir pada Jeje. Baru saja perempuan itu sudah membaik gara-gara luka yang didapatkannya. Namun, dia malah jatuh sakit lagi. Seokmin juga tidak tahu apa yang dialami Jeje sampai gadis itu bisa sampai sakit.

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang