5.1K 951 188
                                    

"Je, lo gapapa?" Suara kecil Yuka, teman sebangku Jeje, mampir ke telinga Jeje yang sedang menenggelamkan kepalanya di atas meja.

Jeje terbangun. "Eh? Kenapa?"

"Gapapa, sih," katanya.

Jeje mengerutkan keningnya. Kenapa dia ada di tengah-tengah orang yang telmi? Mau itu Minghao atau Yuka, tapi mereka berdua memang kelewat polos.

Kan, ena buat dipolosin(͡° ͜ʖ ͡°)

Jeje menenggelamkan kepalanya lagi. Suara cempreng bu Sunny memang sudah menjadi lagu nina bobo bagi Jeje. Tak heran dan tak jarang, dia selalu menjadi bulan-bulanan bu Sunny untuk mengerjakan soal Fisika di depan kelas. Tapi, dengan mudahnya dia bisa mengerjakan.

"Jeje!" Suara Yuka menggema lagi.

"Apaan, sih?" sahut Jeje sedikit membentak.

Yuka memutar bola matanya. "Ada tugas kelompok!"

Mulut Jeje membulat. Dia mengangguk-anggukan kepalanya. "Gue sama lo, kan?"

Yuka menggeleng. "Lo sama Wonwoo."

Eh?

Jeje membelalakkan matanya. Bagaimana tidak, sekelompok dengan seorang makhluk bernama Jeon Wonwoo. Iya, Jeon Wonwoo. Dia melirik ke arah Yuka yang sudah menghampiri meja Minghao. Entah apa yang akan terjadi pada kelompok mereka berdua.

Lalu, dia melirik ke arah Mingyu yang memang sekelompok dengan Seokmin. Mereka melakukan selebrasi dengan menari di dalam kelas. Kemudian, langsung berhenti gara-gara amukan bu Sunny yang mengancam akan menurunkan nilai mereka.

Jeje menoleh ke arah kursi Wonwoo di belakang. Laki-laki berkacamata itu duduk sendiri di pojok ruangan karena memang jumlah murid yang ganjil. Tanpa babibu lagi, Jeje menghampiri meja Wonwoo.

Jeje menaikkan sebelah alisnya.

"K-k-ke-napa?" tanya Wonwoo sambil tergagap. Cara bicara Wonwoo memang sedikit tergagap jika berbicara dengan orang lain. Jeje hanya menggeleng pelan, kemudian duduk di sebelah Wonwoo.

Jeje mengambil pensilnya. "Kita disuruh ngapain, Woo?"

"P-p-pre-s-sen-"

"Presentasi?" ulang Jeje. Terlalu lama menunggu Wonwoo untuk selesai berbicara.

Wonwoo mengangguk. Kemudian, dia menunjukkan materi yang akan mereka berdua bahas nanti di depan kelas. Jeje hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Oh, yang ini? Kalo yang ini gue udah paham, kok." Jeje masih meneliti materi tersebut. "Lo gimana?"

"A-a-aku j-ju-ga p-pa-"

Jeje menjetikkan jarinya. "Oke, kelamaan." Matanya kini hanya teralih kepada Wonwoo yang menunduk.

Merasa diperhatikan, Wonwoo makin menundukkan kepalanya. Dia sedikit salah tingkah begitu Jeje makin lekat menatapnya.

Jeje tersenyum. "Kita latihan aja sekarang."

Kepala Wonwoo terangkat. Kemudian, memasang wajah bingung.

"Kita latihan buat presentasi. Kan, nggak mungkin kalo presentasi tapi cara ngomong lo masih kayak gini," ujar Jeje.

Wonwoo mengangguk. "G-gima-na c-c-caranya?"

Jeje membetulkan posisi duduknya. Kemudian, dia menghadapkan kursi Wonwoo agar menghadap ke arahnya. Mereka saling berhadapan. Dia juga membetulkan posisi duduk Wonwoo agar laki-laki itu sedikit rileks dan nyaman dengan cara duduknya.

Wonwoo sedikit terkejut dengan apa yang Jeje lakukan. Kemudian, Jeje memegang kedua pipi Wonwoo. Mengarahkan wajah Wonwoo agar lurus searah.

"Nah, kalo kayak gini, kan, enak liatnya," serunya. "Sekarang, coba lo tarik napas."

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang