십팔

3.1K 645 64
                                    


Panjang, menye, banyak taburan keju⚠

================================

"Jangan lupa, jam tujuh malem di Hotel Seventeen. Lo tau, kan?" tanya Yerin sambil menyerahkan secarik kertas undangan kepada Jun. Jun mengambilnya dengan cepat dan membaca sekilas.

"Makasih." Jun meninggalkan gadis itu di belakang.

"Oh iya, gue udah nyiapin sesuatu buat lo," ucap Yerin. Jun langsung membalikkan tubuhnya, penasaran dengan apa yang mantan kekasihnya itu maksudkan.

"Nyiapin buat ngejawab pertanyaan lo tempo lalu."

===

"Gimana?" tanya Jeonghan sambil mengelap peluhnya. Perlu memakan waktu selama dua jam lebih untuk mendandani Jeje yang cerewet. Karena untuk pertama kalinya, perempuan itu menggunakan dress yang selama ini dia simpan di dalam lemarinya selama beberapa tahun.

Seungcheol, Hansol, dan Sanha yang berada di ruangan yang sama langsung mengarahkan pandangannya ke arah Jeje. Jeonghan tersenyum puas sambil memberikan cermin genggam ke arah Jeje.

"Seumur-umur kita temenan, gue nggak pernah ngeliat lo dandan kek gini, Je!" seru Hansol yang disetujui oleh Seungcheol.

"BEDA BANGET, ANJIR!" celetuk Sanha. "SANHA MAU JADI DEGEMNYA KAK JEJE AJA, LAH!"

Jeonghan langsung menepuk pelan kepala adiknya itu. "Dianya yang nggak mau sama lo, mblo!"

Jeje hanya terkekeh pelan begitu Sanha memajukan bibirnya. Kemudian, dia melirik kembali untuk memastikan sosok yang ada di dalam cermin. Dia sedikit terkejut karena ini seperti bukan dirinya.

"Je, jangan bengong! Ayo, siap-siap! Kak Seungcheol yang ngaterin Jeje." Seungcheol mengambil kunci mobilnya dari dalam sakunya, kemudian berjalan ke arah luar.

"Pasti lo minta tolong kak Jeonghan buat ngedandanin gara-gara Wonwoo bakal dateng, ya?" oceh Hansol yang berhasil membuat Jeje mendelik ke arahnya. Hansol langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Siapa tadi namanya, Hansol?" cecar Jeonghan. Hansol hanya menggeleng dan enggan menjawab. Dia langsung menyeret Sanha keluar dari apartemen Jeonghan, menghindari tatapan tajam dari Jeonghan.

===

Jeje hanya menganggukkan kepalanya begitu mendengar ocehan panjang milik Seungcheol. Mau bagaimanapun, dia juga ikut andil dalam menjaga Jeje selama Joshua masih melakukan tugas dinasnya. Laki-laki itu masih berceloteh panjang lebar begitu Jeje sudah keluar dari mobilnya.

"Iya, kak, nanti Jeje hubungin kakak kalo udah selesai," ucapnya malas.

Seungcheol mengernyit tidak yakin. "Kalo ada yang nakalin lo, bilang sama kakak, nanti kakak yang hajar."

Jeje memutar bola matanya malas. "Nunggu kak Seungcheol dateng kelamaan. Mending Jeje aja yang ngehajar."

Ini, kok, jadi bahas hajar-menghajar?

"Yaudah, yang penting sekarang kak Seungcheol pulang, terus cuci kaki, cuci muka, minum susu, oke?" pekik Jeje gemas. Masalahnya, Seungcheol lebih cerewet dari Joshua. Dia bahkan tidak segan untuk marah kepada adik-adik sahabatnya kalau mereka ketahuan berbuat yang tidak ia inginkan. Berbeda dengan Jeonghan dan Joshua yang masih bisa menahannya.

"Kakak merhatiin Jeje, lho! Jangan gini, ya, sama kakak!" tegurnya. "Pokoknya jam sepuluh harus udah ada di apartemen!"

Jeje hanya mengangguk malas. Seungcheol akhirnya masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan hotel Seventeen. Jeje melirik ke arah sekitar. Sangat ramai. Dia mulai mencari teman-teman kelasnya. Karena ketiga teman bobroknya, Mingyu, Seokmin, dan Minghao, sudah sepakat bahwa mereka tidak akan datang ke pesta Yerin.

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang