이십이

3K 602 54
                                    

Wonwoo belum sadar dari pingsannya. Tidak ada sama sekali dalam pikiran mereka untuk membawa Wonwoo ke rumah sakit. Mereka malah membawa Wonwoo pulang ke rumahnya, merawat tubuh Wonwoo, dan menghubungi keluarganya lewat ponsel Wonwoo yang baru saja selesai diisi ulang.

Seulgi akan datang pada malam hari. Mengingat ayah Wonwoo yang masih di luar kota karena pekerjaannya.

Seokmin dan Minghao sedang mengganti pakaian Wonwoo. Sedangkan Mingyu, dia sedang memasakkan makan malam untuk makan malam. Mengingat waktu yang sudah menjelang malam. Jeje hanya termenung di ruang tengah di temani Jun yang masih mencoba menenangkannya.

"Kita pulang aja, yuk, Je!" ajak Jun sambil mengelus lembut puncak kepala Jeje. Jun harus cepat-cepat membawa Jeje pulang sebelum dia mendapat omelan panjang dari Joshua.

Jeje menggeleng. "Kita disini aja, Jun! Temenin Wonwoo sampe dia sadar."

Jun terkekeh pelan. "Boleh khawatir, tapi jangan lupain keadaan diri sendiri, sayang!"

Jeje mendengus kesal mendengar ucapan Jun. Kenapa dia tidak boleh disini lebih lama? Toh, dia hanya terlalu khawatir pada Wonwoo.

"Tapi, kan-"

"Nanti gue diomelin kakak lo. Kita pulang, ya!" bujuk Jun lebih lembut. "Besok kita kesini lagi."

"MAU PULANG AJA PAKE DRAMA DULU, EUY!" oceh Mingyu dari arah dapur. "GUE MAH APA, NGGAK PUNYA PACAR. NGGAK ADA YANG MANGGIL SAYANG."

"Bacot lo, Kiming!" cecar Jeje. Mingyu hanya membalas Jeje dengan kekehan pelan.

Jun hanya tersenyum kecil sambil mengambil tas Jeje dan menggendongnya di punggungnya. "Ayo, Je!"

"Lo nggak pulang juga, Jun?" tanya Jeje.

Jun menggeleng. "Nanti aja, bareng sama mereka bertiga. Udah, ayo pulang!"

Jeje menurut. Dia mengekori Jun di belakang sambil mengerucutkan bibirnya. Dia masih khawatir dengan keadaan Wonwoo. Apalagi, saat dia tidak sengaja membaca surat yang digenggam Wonwoo di tangannya.

===

Pagi ini, Jun akan pergi menjemput Jeje untuk mengajaknya berangkat bersama. Dia sengaja tidak memberitahukan terlebih dahulu, untuk menjadi kejutan.

Dia berjalan menuju apartemen Jeje yang dan tidak sengaja bertemu Joshua yang akan turun membuang sampah.

"Pagi, kak!" sapa Jun ramah.

Joshua tersenyum. "Pagi, lo nggak berangkat sekolah?"

"Ini gue mau jemput Jeje biar berangkat bareng."

Joshua mengerutkan dahinya. Sedikit mencerna kata-kata dari Jun. "Lah, dia udah berangkat tadi pagi."

"Kok gitu?"

"Lah, lo kan, pacarnya."

"Lo, kan, kakaknya."

Joshua tertawa. Dia masih menggenggam satu plastik sampah di tangan kirinya. "Nggak tau gue, tadi dia berangkat pagi buta."

Jun hanya mengangguk paham. Sedikit kecewa, namun dia juga salah karena tidak memberitahukan terlebih dahulu. Jun kemudian melirik plastik sampah yang dinawa Joshua.

"Sini kak, biar gue aja yang buang sampah," tawar Jun.

"Eh, nggak usah. Masa udah ganteng kek gitu suruh buang sampah," tolak Joshua secara halus.

Jun menggeleng pelan. "Gapapa, biar lo nggak repot-repot turun. Kan, gue sekalian turun dari sini."

Joshua hanya mengangguk mengiyakan. Kemudian, dia menyerahkan plastik sampah itu kepada Jun. Dia izin masuk kembali ke apartemennya setelah mengucapkan terima kasih.

Ciao Wonwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang