Banyak banget yg nanya. Kak, kenapa cerita sad ending nya dikit amat? Atau, thor, kenapa jarang bikin imagine yg sad ending? Gini ya, bukannya gue gk mau. Cuma, gue rasa, imagine gue ini harus penuh sama cerita happy ending. Soalnya, lo bayangin aja, udhlah mereka jauh di Korsel sana, di imagine malah sad ending lagi, kan ngenesnya double :D Makanya gue mutusin buat imagine yg happy ending sebanyak yg gue bisa, supaya kita selalu bisa bersyukur dan gk selalu ngerasa kalo kita jauh dari mereka. Sekian.
Dan ini, request dari @Athifa_Asytarani terima kasih sudah request!
P.S SEBELUM BACA HARAP PUTAR LAGU DIATAS KETIKA MEMBACA IMAGINE DIBAWAH INI YA~ KALO GK NGERTI, ABIS DARI WATTPAD, LANGSUNG CARI TERJEMAHANNYA DI GOOGLE. LAGUNYA EMNG UDAH LAMA BGT SIH, BUT VERY RECCOMENDED!!!!
Song : Marie Digby - Miss Invisible
****
Hari ini, aku memperhatikannya lagi. Masih dengan perasaan yang sama, aku melihatnya membaca sebuah buku di kantin sekolah. Aku tidak pernah bosan, meskipun dia selalu terlihat sama dimata semua orang termasuk aku.
Dingin dan tidak tersentuh.
Entah mengapa aku sangat menyukai kesan yang menempel erat pada dirinya. Aku tidak peduli seberapa buruknya dia dimata orang-orang, toh aku tidak pernah menuntutnya lebih. Aku hanya menyukai disaat dia menganggap bahwa hanya dirinya sendiri yang hidup di bumi ini.
"(Yn)-ah, tidakkah kau bosan? Kau selalu menatapnya, tapi kau tidak pernah mencoba untuk mendekatinya." Aku tersenyum seraya mengangkat kedua bahu, menjawab ujaran temanku.
Bukannya aku tidak mau mendekatinya, hanya saja aku lebih senang memperhatikannya dari jauh. Secret admirer? Mungkin. Namun sayangnya aku tidak terlalu tahu banyak tentang dirinya. Aku seakan-akan selalu menutup kedua telingaku dan hanya memandangnya dari kejauhan.
Seolah aku tidak bisa melewatkan sedetikpun gerak-geriknya.
"Entah apa yang membuatmu menyukainya, aku tidak mau tahu. Tapi yang jelas, kau sudah benar-benar jatuh cinta, (Yn)-ah." Temanku yang satu lagi mengangkat kedua tangannya seakan sudah menyerah dengan kelakuanku.
"Kalian ini, ayo habiskan makan siangnya!" Aku sedikit tertawa lalu melanjutkan makan siangku yang sempat tertunda hanya karena seseorang di seberang sana.
Min Yoongi. Dia sangat manis, tapi sayangnya juga sangat dingin. Seperti es krim. Manis dan dingin, namun dapat meleleh oleh kehangatan. Haha.
****
Aku sedikit membuka resleting tasku dan meletakkan buku-ku kedalam tas. Kelas sudah berakhir sejak lima belas menit yang lalu dan teman-temanku sudah pulang kerumah masing-masing. Hanya aku dan beberapa murid lain yang masih tersisa dikarenakan jadwal piket yang memaksa kami untuk tinggal di sekolah sedikit lama.
"Teman-teman, aku pulang duluan ya, bye-bye!"
Aku berjalan keluar kelas. Sepanjang lorong, masih tersisa beberapa murid yang mungkin sedang mengikuti pelajaran tambahan atau ekskul.
"Bukankah Yoongi sunbae ada ekskul basket hari ini?" Aku langsung membalikkan langkahku menuju lapangan tempat dimana biasanya anak laki-laki berkumpul untuk club sepakbola maupun basket pada sore hari ini.
Dan benar saja, ada dia disana. Dengan tubuhnya yang kurus dan kulit sepucat susu miliknya, cukup mudah menemukannya diantara keramaian. Aku meletakkan tas ku dan duduk di salah satu kursi penonton. Menonton Yoongi sunbae dalam diam.