My bestie baca fact Jin kalo dia punya Ayah seorang CEO, dan bestie gue yg emang biasnya si Jin itu kaget. Dia bilang kalo dia gak salah ngebiasin Jin.
And me be like:
"Dasar cangcut genderuwo."
VOTE AND COMMENT JUSSEYO~
Instagram : rizmaseptiawahyu
Facebook : Rizmaswn
****
"Oke, aku tinggal dulu. Aku sudah menaruh semua keperluan Kim Shin Jae kedalam lemari kecil di dekat tv. Bersenang-senanglah!" Ujar (Yn) sebelum meninggalkan Apartemen dimana dia dan suaminya – Kim Seokjin – beserta anak perempuan mereka yang baru berusia delapan bulan – Kim Shin Jae -- tinggal.
Beginilah seorang member dari boygroup terkenal ketika berliburan. Jangan memikirkan liburan keluar negeri, mau tidak mau dia harus mengurus anak semata wayang mereka dikarenakan sang istri yang harus berangkat kuliah.
Jin menahan lengan (Yn), menatap istrinya dengan pandangan memohon. Namun sayang sekali, (Yn) tidak terpengaruh sedikitpun.
"Calm down, sayang. Shin Jae hanya anak kecil. Dia tidak mungkin meminta yang aneh-aneh." Ucap (Yn) menenangkan seraya mengelus rambut Jin lembut.
"Tapi kau tahu kan bahwa aku tidak pernah mengurus Shin Jae sendirian." Jawab Jin masih dengan wajah yang cemberut.
(Yn) menghela napas.
"Lalu bagaimana dengan aku? Oh ayolah, kapan lagi kau bisa lebih dekat dengan anakmu sendiri. Kurasa kalian juga harus memiliki dad and daughter time. Kau sangat sibuk, ingat? Shin Jae bahkan melupakan bahwa kau adalah Ayahnya waktu itu." Ceramah (Yn) panjang lebar.
Jin masih terus merengek tidak rela.
(Yn) menatap Jin dengan tatapan tajam, "Kau ingin aku menjadi mahasiswa selamanya?" Tanyanya sinis.
Jin menggelng, "Ya sudah, pergilah. Aku dan Shin Jae akan menunggumu sampai pulang." Jawab Jin menyerah.
(Yn) memasang senyumnya. "Kau adalah suamiku! Annyeong, bersenang-senanglah dengan Shin Jae! Dia akan bangun lima menit lagi. Jadi aku harus segera pergi." (Yn) memeluk Jin sebelum berjalan menghilang dari balik pintu.
Jin menghela napas panjang. Jadi hari ini dia akan berkencan seharian dengan gadis kecilnya? Baiklah, dia akan mencoba.
"Lagipula Shin Jae bukanlah bayi yang rewel. Ya, selama makanan berada di tangannya." Lirih Jin seraya menaik turunkan bahunya.
Jin berjalan menuju dapur lalu menyalakan kompor. Dia menghidupan air keran lalu menampung airnya melalui panci kecil. Sarapan ramen sepertinya tidak masalah. Toh ini hari libur, pikirnya.
Sambil menunggu airnya mendidih, Jin membolak-balikkan kemasan ramen yang berada di tangannya untuk membaca keterangan yang tertera di kemasan tersebut.
"Oooeeekkkk!"
Ditengah-tengah acara masaknya tersebut. Suara keras Kim Shin Jae yang berasal dari kamarnya membuat Jin berlari pontang-panting menuju kamar bayi kecilnya tersebut.
Sesampainya di kamar, terlihatlah seorang bayi bertubuh gempal yang berdiri di keranjang tidur sambil menangis. Tampaknya dia sudah bangun. (Yn) benar sekali, Kim Shin Jae akan terbangun lima menit kemudian.
"Oh, Ayah disini. Jangan menangis, ssshhhh...." Jin mengangkat anaknya tersebut lalu menggendong Shin Jae untuk menenangkannya.
Jin kembali lagi ke dapur. Untungnya dia tidak lupa tentang ramennya itu. Dengan sigap, Jin meletakkan Shin Jae di atas meja makan bayi lalu memasukkan mie ramen ke dalam panci dengan air yang sudah mendidih.