I'm happy for you. (Aku bahagia untukmu)
Aku tersenyum meskipun ada banyak jutaan tombak tak kasat mata yang terus menghantam di dadaku. Ya, tepat di dadaku.
Know that I am even if I can't understand. (Tahu aku bagaimana, sehingga jika aku tidak mengerti)
Entah mengapa tersenyumnya seakan menyakitiku. Seakan-akan setiap kali ia tersenyum, ada jutaan rasa sakit yang menyerangku dalam satu waktu. Apalagi sekarang dia bukan tersenyum untukku, melainkan untuk seorang gadis yang tangannya tengah ia genggam erat.
I'll take the pain. Give me the truth, me and my heart. (Aku kan menerima rasa sakit. Beri aku kesungguhan, untukku dan hatiku.)
Dia sama sekali tidak terlihat menyedihkan setelah hubungan kami berakhir. Aku tersenyum miris, ternyata hanya aku yang merasa kehilangan disini. Baguslah, setidaknya itu sangat mendukung untukku agar cepat-cepat melupakannya.
We'll make it through. (Kami kan melewatinya.)
Jungkook menatap gadis itu dengan penuh cinta. Tatapan yang sama ia berikan padaku setahun tahun lalu. Sayangnya tatapan itu bukan lagi untukku, melainkan untuk gadis itu.
If happy is her... (Jika bahagia ialah dia)
Senyumnya semakin lebar ketika ia melihat gadisnya tersenyum malu. Aku bertaruh 1 miliyar won, mataku pasti sudah memanas sekarang. Setiap perhatian yang ia berikan kepada gadis itu, semuanya sudah pernah aku rasakan. Hanya satu yang tidak pernah aku rasakan dari Jungkook, namun hanya gadis itu yang dapat merasakannya.
I'm happy for you. (Aku bahagia untukmu)
note : Song by Demi Lovato - Stone Cold
"Kami akan bertunangan satu bulan lagi."
Katakanlah aku tidak tahu malu. Sudah menjadi mantannya, namun aku masih berani menunjukkan batang hidungku di depannya. Tapi jika aku diberikan pilihan, aku juga tidak akan sudi berada disini. Pekerjaanku yang sebagai makeup artist-lah yang membuatku mau tidak mau harus bertahan agak lama menyaksikan kemesraan mereka disini.
Taehyung melirikku sebentar, memberiku tatapan seolah mengatakan "Neo Gwenchana?" dan aku mengangguk sebagai jawaban ya. Aku beruntung masih ada satu orang yang mengerti bagaimana perasaanku saat ini.
"Mengapa dipercepat? Bukannya satu minggu lalu kau bilang akan menikah empat bulan lagi?" Tanya Taehyung yang berdiri di sampingku.
Jungkook kemudian tersenyum. Tulus sekali, saking tulusnya bahkan bisa merobek hatiku yang memang sudah hancur berkeping-keping.