Jimin & Reader #Oh My God!#

5.9K 489 3
                                    

P.S MAAFKAN VIDEO NISTA GUE HIHI~

****

Aku menggenggam sebuah kotak di tanganku dengan erat. Berhati-hati agar isi di dalam kotak ini tidak terguncang apalagi rusak. Sebelah tanganku yang lain mencoba untuk mengetik password yang tertera di samping pintu apartemen milik kekasihku.

"Akhirnya...."

Setelah pintu terbuka, dengan pelan aku berjalan masuk dan menutup pintu. Aku meletakkan kotak ini keatas meja ruang tamu. Suasana ruang tamu ini hangat sekaligus tercium aroma pepohonan cemara yang segar, sama seperti sang empunya.

Dengan senyuman yang terukir indah di wajahku, aku memasuki kamar Jimin yang terletak di sebelah kanan ruang tamu. Aku tahu, dia habis pasti berpesta semalaman bersama teman-teman satu grupnya, dan aku yakin saat ini pasti ia tengah bergelung di balik selimut.

Secara kan dia hari ini berulang tahun.

Aku membuka pintu kamarnya, namun aku masih mematung di sana.

"Oh lihatlah, dia lucu sekali!" Bisikku.

Sekuat tenaga aku menjaga langkahku agar tetap pelan agar tidak mengganggu Jimin yang sedang tertidur. Dia sangat imut, kalimat itu yang selalu memenuhi otakku setiap kali melihatnya.

Dengan pelan aku duduk di bibir kasurnya, memandanginya yang tengah tertidur. Namun, aku tidak bisa berlama-lama dalam keadaan seperti ini. Yang lain pasti sudah menunggu.

"Jimin-ah, Ireona...." Aku mengelus rambut coklatnya dengan sayang.

Oh, lihatlah, dia menggeliat seperti anak kucing. Aku terus mengelus rambutnya hingga dia akhirnya terbangun.

"Bangunlah, sayang." Aku menatap matanya yang masih seperempat terbuka. Matanya sangat sipit, dan dia sangat menggemaskan sekali.

Jimin masih bertahan dengan posisinya dan menatapku lama, "Jam berapa ini?" Tanyanya dengan suara yang serak dan seksi.

Aku tersenyum, "Jam Sembilan." Jawabku halus.

Jimin menggeliat lagi, lalu menguap. "Biarkan aku tidur nyenyak, sekali ini saja." Rengeknya.

'Jika aku membiarkanmu tertidur, rencanaku bisa gagal.' Batinku.

"Tidak baik tertidur hingga tengah hari, tahu! Bangunlah!" Ujarku lembut. Ayolah, Jimin, jangan tidur lagi.

Aku menarik tangannya, mencoba menjauhkan tubuhnya dari tempat yang paling nyaman sepanjang masa. Setelah aku berhasil menariknya hingga ia terduduk di pinggiran kasur, tiba-tiba saja pria bertindik ini membuka kaos tanpa lengannya.

Oh my god!

Aku mencoba mengabaikan kotak-kotak yang terbentuk sempurna di perut Jimin. Aku mengalihkan pandanganku kearah wajahnya yang membengkak. Sebenarnya, aku sudah sering melihat ABS kebanggaan milik kekasihku ini, hanya saja sialnya aku masih belum terbiasa.

"Apa kau sudah pernah menyentuhnya?"

"Ha?"

Jimin memasang smirknya. Kemudian meraih sebelah tanganku dan mengarahkannya pada....

"Makanya kubilang, berhentilah menonton film porno!" Dengan kesal aku menepis tangannya dan melangkah mundur untuk membuka tirai jendela.

"Kau benar, seharusnya aku langsung mempraktekkannya saja denganmu." Jawabnya ambigu.

Mataku melotot melihatnya yang setengah telanjang di hadapanku.

Aku tidak tahu sudah seberapa besar film-film 'biru' itu memenuhi otaknya. Tapi yang jelas, itu pasti tidaklah sedikit. Mengingat tingkah dan cara bicara pria ini yang selalu vulgar jika bersamaku. Juga, tarian-tarian berbau 18+ yang selalu menghiasi panggung konser mereka.

"Apa?" Tanyanya polos.

"Sepertinya aku harus mencuci otakmu." Aku mendorong tubuh kekar Jimin sekuat tenaga menuju kamar mandi, mendorongnya masuk kedalam, lalu menutup pintunya.

"Mandilah yang bersih, jangan terlalu terburu-buru!"

Aku menutup pintu kamar dengan antusias. Pokoknya rencana ini harus berhasil.

"Baiklah, kalian boleh naik keatas sekarang juga. Ingat, jangan buat keributan." Aku memutuskan sambungan telepon setelah lawan bicaraku menyahut.

Beberapa menit kemudian, aku membuka kotak yang sedari tadi menganggur di atas meja ruang tamu dan memetik api di atas dua lilin yang tertulis angka '2' dan '3'. Beberapa teman-temanku dan Jimin sudah siap dengan balon, terompet juga kado-kado istimewa. Oh, jangan lupakan keponakan Jimin yang masih berusia empat tahun yang berdiri di sampingku. Gadis kecil ini pasti sudah sangat tidak sabar.

"(Yn),"

Jimin memanggilku.

"Ya?"

"Sepertinya aku lupa sesuatu." Terdengar suara Jimin dengan nada yang.... Entahlah, perasaanku tidak enak.

Aku menghela napas, "Keluarlah!"

"Tapi,"

"Ayolah, Jimin! Kau-

Oh my god! Again!

Entah harus kuapakan pria yang satu ini. Entah dia memang bodoh, atau terlalu polos. Dia, dengan telanjang dada dan handuk yang masih melilit pinggangnya keluar dari kamar dan membuat-

Grep

Dengan cepat aku menutup kedua mata Park Yoo –keponakan Jimin- dengan tanganku.

Kurasa, selain diriku, semua orang terpaku. Bahkan Jimin yang menjadi pemeran utama sama tercengangnya dengan yang lain.

Puk

"Aku tidak menyangka bahwa ini pemandangan yang kau lihat setiap hari, (Yn)." Kulihat Shin Min menjatuhkan topi pestanya dan berujar dengan mata yang masih nyalang menatap kearah Jimin, atau lebih tepatnya otot-otot yang terbentuk sempurna itu.

"Ah!" Jimin tersadar dari keterkejutannya dan berlari dengan panik memasuki kamarnya kembali lalu mengunci pintunya.

"Eonnie, apa aku boleh membuka mataku?" Aku melepaskan tanganku yang tadi menutupi kedua mata Park Yoo.

Aku meletakkan kue yang kupegang keatas meja. Menanti kalimat-kalimat yang akan keluar dari mulut orang-orang yang ada disini.

"Aku yakin, seandainya tidak ada kami sekarang ini, pasti kalian sudah melakukan sesuatu yang tidak-tidak bukan?" Salah satu teman dekat Jimin mengangkat tangannya dan membentuk tanda petik dengan jari-jarinya ketika mengatakan kata 'yang tidak-tidak'.

"Apa Jimin selalu seperti itu di depanmu?"

"Oh, (Yn), betapa beruntungnya dirimu!"

Aku menutup kedua telingaku yang terasa panas.

"Happy birthday, byuntae." Bisikku kesal.

****

MAAF BILA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN KATA ATAU TYPO

Ini tuh sebenernya bukan request dari siapapun, DAN GUE TAU KALO SEKARANG BUKAN ULTAH JIMIN gue tau kok! Cuma gue lagi pengen aja, hehehe.

Gue terinspirasi sama salah satu imagine dari lapak sebelah sih, tapi gue lupa judulnya apa. Tapi kesamaannya cuma terletak di "kekagetan karena bts member yg hampir naked pas acara surprice ultah mereka" selebihnya itu hasil gue sendiri.

VOTE AND COMMENT JUSEYYO~

A.R.M.Y

Instagram: rizmaseptiawahyu

Facebook: Rizmaswn

BTS & YOU {ONE SHOT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang