YEAY! FINALLY SETELAH HAMPIR SETAHUN, GUE COMEBACK! Ya tau sih gak ada yg kangen wkwk tapi gue seneng bisa bikin ff lagi, urusan sekolah gue udah selesai Alhamdulillah. kedepannya dipikirin nanti, yg penting ff gue gak terbengkalai wkwk
HOPE YOU'LL LIKE IT!
****
"Ya Tuhan, benarkah?!"
Jimin menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal. Menatap istrinya dengan ekspresi yang susah dijelaskan.
"Kau sudah mendengarnya. Berhentilah bertanya!" Jawab sang Istri seraya tertawa. Menikmati awal dari penderitaan suaminya.
Jimin mengusap wajahnya dengan kasar, menghela napas kemudian bergumam, "Ya sudah. Pergilah.."
Terdengar menyedihkan. Padahal dia hanya diminta untuk menjaga anak mereka beberapa jam saja.
"Ingatlah—
"Ya ya ya. Mina tidak boleh makan cemilan sebelum makan. Pergilah pergilah!" Dengan tidak sabar, Jimin mendorong Istrinya kedepan pintu depan sambil tertawa.
"Pastikan anakku masih hidup ketika aku sampai di rumah, mengerti?"
Jmin menatap Istrinya horror, "Memangnya akan aku apakan dia?!"
Istrinya hanya tertawa lalu pergi meninggalkan Jimin dan Park Mina – gadis kecil berusia 3 tahun yang merupakan anak semata wayang mereka – berdua dirumah.
Jimin kembali duduk di ruang meja makan sambil memainkan handphone-nya.
"Harusnya dia sudah bangun.." Gumam Jimin.
Jimin merupakan seorang pelatih modern dance yang terkenal. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan pekerjaan yang sangat ia senangi itu. Jimin kemudian menikah dengan Y/N yang merupakan seorang penyanyi terkenal dan mereka dikaruniai oleh seorang anak dua tahun kemudian. Seorang gadis kecil yang sangat cantik bernama Park Mina.
Masalahnya adalah, hubungannya dengan Mina bisa dikatakan sedikit canggung. Mengingat Mina lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ibunya atau terkadang dititipkan di kids day care. Dan hari ini, Jimin ditugaskan untuk mengasuh anaknya tersebut.
"Eomma—"
Jimin menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Dihampirinya Mina yang sedang memeluk erat boneka teddy bear coklatnya.
"Mina sudah bangun?"
"Eomma kemana?"
Bukannya menjawab pertanyaan Jimin, Mina malah menanyakan Ibunya. Jimin hanya bisa tertawa pasrah.
"Hei, Eomma sedang ada urusan. Kita akan menghabiskan waktu berdua hari ini. Mina mau sikat gigi dulu?" Tanya Jimin berusaha menarik hati anaknya.
Mina menatap Jimin lama, "Hm." Jawabnya pelan sambil mengangguk.
Jimin lalu menuntun Mina menuju kamar mandi dan membantunya menyikat gigi dan juga bersih-bersih.
****
Jimin memakai celemek berwarna biru dan mulai mengambil bahan-bahan makanan yang berada di dalam kulkas. Bersiap membuat sarapan.
Apakah Jimin pintar memasak? Jawabannya tidak. Dia hanya bisa memasak makanan yang semua orang tentu saja bisa memasaknya, contohnya ramen. Namun ia sadar bahwa Y/N akan menghancurkan otaknya jika ia ketahuan memberikan Mina semangkuk ramen sebagai sarapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/87357405-288-k799490.jpg)