5. Terkejut

1.5K 128 18
                                    

"Mungkin aku berbohong ketika aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja."
.
.

Matahari sudah muncul tetapi Rahel belum saja bangun dari tidurnya.
Dia membenarkan letak selimutnya dan menyusupkan badannya kedalam selimut itu.

Hari ini adalah hari minggu, wajar saja bila Rahel masih berbaring di tempat tidurnya.
Gadis ini biasanya akan bangun siang jika sedang libur.

Seketika pintu kamar Rahel terbuka menampilkan sosok wanita yang sudah berusia sekitar empat puluh tujuh tahun.
Dia adalah ibu Rahel, sosok wanita yang selalu membawa kehangatan hati jika melihatnya tersenyum.

Author pov

"Kak bangun ih, udah siang ini. Mau tidur sampe jam berapa?" Ucapnya lembut sembari membuka gorden jendela kamar Rahel.

Jangan kaget bila orang tuanya memanggil dia dengan sebutan kakak, karna itu sudah jadi kebiasaan mereka dari Rahel kecil.
Rahel juga memiliki adik perempuan yang hanya berbeda usia satu tahun dengannya, dan dia juga akan di panggil dengan sebutan ade kalo sedang berada di rumah.

Rahel yang merasa suasana di kamarnya berubah menjadi terang itu pun membuka matanya dan dia terlihat menyipitkan matanya karna silau matahari yang masuk melalui jendela kamarnya.

"Kak sana gih bangun terus mandi, masa cewe bangunnya siang." Ucap mama Rahel lagi.

"Iya mah iya, ini udah bangun." Jawab Rahel yang masih belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.

Skip

Rahel telah selesai membersihkan dirinya dan dia juga sudah selesai sarapan.

Hari minggu seperti ini biasanya Rahel hanya berdiam diri di rumah.
Gadis berusia 17th ini biasanya akan nonton drama korea terbaru yang baru di mintanya dari temannya.

Sedang asik-asiknya menonton drama di laptopnya, terdengar bunyi LINE dari ponselnya.

Awalnya Rahel mengira itu hanya ajakan main getrich atau grup kelasnya yang biasanya memang ribut.

Ketika Rahel melihat notifikasi yang muncul di layar ponselnya, hampir saja dia menjatuhkan laptop yang berada di pahanya.

Rahel pov

"Gila ini orang ngapain ngechat? Setelah sekian lama dia jarang banget ngechat gue." Ucap Rahel pada dirinya sendiri.

Revano Adrian:
Rahel?

Rahel Amanda:
eh tumben
knpa?

Revano Adrian:
Lagi apa?
Wtf
Formal bnget yk?

Rahel Amanda:
anjirr wkwk
aneh rasanya baru chat lagi sama lo

Revano Adrian:
Gue juga anjirr
Gue ganggu gk?

Rahel Amanda:
gk sih
gue jga cuma nnton doang

Revano Adrian:
Masih suka nonton drama korea?
Pertanyaan gue tolol bnget yk

Rahel Amanda:
wkwk iya msih
santai aja sih sama gue

Revano Adrian:
Iya
Gue mau ngomong serius

Rahel Amanda:
mau ngomong apa?
silahkan

Revano Adrian:
Besok di skolah bisa?

Rahel Amanda:
oh okey, nope

Revano Adrian:
Okey, smpai jumpa bsok

Rahel mengerutkan keningnya dan hanya membaca pesan terakhir Adrian.
"Ini anak kenapa sih?" Batin Rahel.

Skip

Hari ini adalah hari senin dan upacara telah selesai dilaksanakan.

Kebetulan pagi ini sedang di adakan rapat di ruang guru, alhasil semua siswa berteriak senang karna free jam pertama.

Kesempatan ini yang di manfaafkan Adrian untuk berbicara kepada Rahel.
Dia mengajak Rahel berbicara di tempat duduknya di bangku pojok paling belakang.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Rahel to the point.

"Aduh gimana yah ngomongnya, gue gak tau mau mulai darimana." Jawab Adrian bingung.

"Ngomong aja, kayak sama siapa juga lo." Balas Rahel dengan kekehan.

"Gue khawatir." Ucap Adrian pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Rahel.

"Khawatir? Sama siapa?" Tanya Rahel dengan kening yang berkerut.

"Sama perasaan lo." Jawab Adrian di ikuti dengan helaan napasnya.

Rahel terkejut mendengar ucapan Adrian, tetapi ia masih bisa menyembunyikan wajah terkejutnya.
Rahel heran mengapa lelaki di sampingnya ini bicara kalo dia khawatir sama perasaan Rahel padahal sudah jelas-jelas sekarang dia telah bersama orang lain.
Apa maksud Adrian bertindak seperti ini? Rahel bertanya dalam hatinya.

"Kenapa lo khawatir sama perasaan gue?" Tanya Rahel sambil menatap Adrian.

"Gue gak tau kenapa gue kayak gini." Lirih Adrian.

"Lo gak boleh gini, lo udah sama Rina sekarang. Tolong jangan nyakitin dia Ian, dia cewe baik." Ujar Rahel sambil tersenyum tipis.

"Gue baik-baik aja, gue udah mulai terbiasa dengan ini. Gak usah khawatir, gue gak akan ngejauh dari lo. Hanya saja gue cuma mau ngurangin perasaan ini, perasaan yang seharusnya udah lama hilang. Karna sekarang udah ada dia, dia yang gue tau sangat baik buat lo." Tambah Rahel sembari menatap lurus kedepan dan tersenyum tipis.

Entah mengapa hati Adrian terasa sangat sesak mendengar ucapan Rahel.
Dia benci mengakui kalo dia masih memiliki perasaan untuk gadis di sampingnya ini.

Dia bimbang dengan perasaannya sendiri.
Mengapa ia bisa suka dengan dua orang dalam waktu yang bersamaan?
Sebut saja dia egois, dia ingin memiliki keduanya.
Dia tidak ingin kehilangan salah satu dari mereka berdua.

Apa yang harus Adrian perbuat?
Dia sama sekali tidak bisa memilih.
Mungkin hanya waktu yang bisa membuktikan siapa yang akan di pilih oleh Adrian.
.
.
Jangan lupa buat ninggalin jejak guys.
Vote+comment akan sangat membantu, thx😊

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang