19. Jawaban

842 68 0
                                    


"Ajarkan aku bagaimana rasanya bahagia bersamamu sampai aku lupa bagaimana rasanya terluka seperti saat bersama nya dulu."
.

.

"So, Rahel Amanda will you be my girl?" Tanya Reno sembari tersenyum lembut dan mengenggam tangan Rahel.

Rahel mematung mendengar perkataan Reno, dia bingung ingin mengatakan apa.

Rahel masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri, dia masih berpikir keras untuk menentukan hatinya.

Reno yang melihat Rahel pun hanya bisa tersenyum tipis sembari merasakan hatinya yang mulai tidak karuan karena menunggu jawaban dari gadis itu.

Rahel mendongakkan kepalanya menatap kearah Reno yang sedari tadi melihatnya dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Darah Rahel seketika mendesir ketika melihat mata Reno, dia merasa ada kenyamanan saat Reno mentapnya seperti itu.

***

Reno tiba-tiba mengungkapkan perasaannya padaku.
Hal yang paling aku hindari akhirnya terjadi hari ini.
Aku takut membuat lelaki di depan ku ini terluka.

Aku tertegun ketika melihat matanya sedang menatapku, aku menyukai tatapan mata nya yang tajam namun sekaligus teduh dalam waktu yang bersamaan.

Jujur aku nyaman berada di dekatnya.
Dia cowo yang baik. Ah aku ralat, dia cowo yang sangat baik.

Bahkan dia meminta ku untuk memulai semuanya dari awal.
Dia tidak keberatan dengan masa laluku yang masih sering ku ingat.

Aku terkejut ketika mendengar dia mengatakan bahwa dia ingin aku menjadikannya alasan untuk berpaling dari Adrian.
Bahkan dia tidak keberatan jika aku jadikan pelarian.

Reno lelaki yang sangat baik dan pengertian, jika saja aku bertemu dia lebih dulu di bandingkan Adrian, mungkin aku akan senang mempunyai orang yang mampu mengerti aku seperti dia.

Mungkin ini saatnya aku untuk melupakan Adrian dan mencoba untuk membuka hatiku untuk Reno.

Aku pikir tidak ada salahnya menerima Reno.
Aku merasa nyaman ketika berada di dekatnya, bahkan ketika tawa nya terdengar di telingaku, aku bahkan terpaku untuk beberapa saat ketika melihat mata nya menyipit karena tertawa.

Aku menarik kedua ujung bibir ku membentuk sebuah senyuman yang Indah.
Aku menatap Reno yang sedari tadi memang telah duluan menatapku.

Reno membalas senyumku dengan lembut, mata nya ikut tertarik ketika kedua ujung bibirnya terangkat.

Aku memperhatikan Reno yang sedang gelisah menunggu jawaban ku sembari mengetukkan jemari tangannya.

Aku akan mencoba mencintai Reno, entah bagaimana akhirnya, intinya aku mau menjadi rumah untuk dia pulang ketika dia merasa lelah.

***

"Ren," Panggil Rahel lembut.

Reno yang sedari tadi hanya melamun sambil menatap kearah Rahel pun akhirnya tersentak kaget karena panggilan tersebut.

"Iya?" Tanya Reno sembari menyembunyikan rasa gugupnya.

Rahel terkekeh pelan melihat tingkah Reno yang menurutnya menggemaskan.

"Gue mau." Jawab Rahel sembari tersenyum lembut.

Reno yang mendengar perkataan Rahel pun kaget bukan main, karena ia pikir Rahel akan menolaknya kali ini.

"Hah? S-serius?" Tanya Reno tak percaya.

"Iya gue serius. Gue mau coba buat sayang sama lo, gue mau buka hati gue buat lo. Gue bakal jadi rumah ketika lo ngerasa cape dan gue bakal sebisa mungkin buat ngertiin lo." Jawab Rahel sembari tersenyum tulus.

Reno hanya bisa terpaku mendengar jawaban Rahel, ia sangat senang.
Jantungnya yang sedari tadi tidak karuan akhirnya berteriak senang.

"Gue janji gue bakal bikin lo sayang sama gue, gue bakal jagain lo, gue gak akan sakitin lo. Gue bakal selalu ada buat lo." Ucap Reno sembari mengenggam tangan Rahel.

Rahel yang melihat tangannya di genggam seperti itupun akhirnya membalas genggaman tangan Reno.
Reno sedikit tersentak ketika Rahel membalas genggamannya.

"Jangan janji, takutnya ntar lo gak bisa nepatinnya." Balas Rahel sambil terkekeh pelan.

"Iya, tapi gue bakal selalu berusaha buat bahagiain lo." Ucap Reno lagi sembari mengelus lembut punggung tangan Rahel.

Rahel mengangguk sembari terkekeh pelan melihat Reno yang mulai salah tingkah.

Keadaan hati mereka sangat baik hari ini, apalagi Reno yang sudah lama memang menyukai Rahel.

Tangan mereka masih saja saling menggenggam satu sama lain, ada kenyaman yang mereka merasakan saat jemari mereka bertemu dan saling bertautan.

Reno tersenyum sambil mengelus tangan Rahel yang berada di genggamannya.

Reno masih tidak percaya jika Rahel sekarang telah menjadi miliknya.

Rahel yang melihat Reno bertingkah seperti itu pun akhirnya membuka suara.

"Lo kenapa sih Ren? Ngeri gue ngeliat lo senyum-senyum kayak gitu dari tadi." Tanya Rahel sembari tertawa.

Reno salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Apaan sih Hel, ah lo mah gak bisa ngeliat gue bahagia dikit." Balas Reno sembari mencibir kearah Rahel.

Rahel yang melihat tingkah lelaki di depannya ini pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak.
Untung saja pengunjung cafe saat itu tidak terlalu ramai, jadi hanya beberapa orang saja yang menatap kearah Rahel yang sedang tertawa kencang.

Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa tersenyum geli, mungkin Rahel memang tidak menyadari apa yang dia lakukan.

"Rahel." Panggil Reno.

"Apa?" Jawabnya dengan sisa tawa yang membuat air mata nya keluar.

"Kita di liatin orang nyet." Jawab Reno yang terdengar seperti bisikan.

Mata Rahel hampir saja copot dari tempat nya ketika dia melihat ke seluruh penjuru cafe dan orang-orang yang berada di cafe itu sedang menatapnya sembari memasang muka bingung.

Rahel hanya bisa tersenyum kikuk kearah pengunjung cafe yang sedari tadi menatapnya heran.

"Reno tai, kok lo gak ngasih tau gue dari tadi sih? Gue malu setan." Ucap Rahel pelan sambil menggerutu kearah Reno.

Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa terkekeh pelan sambil mengacak rambut gadis itu.

"Habisnya gue suka ngeliat lo ketawa lepas kayak tadi, jadi gue sibuk mandangin muka lo pas ketawa." Jawabnya sembari tersenyum.

Rahel yang mendengar itupun hanya bisa memutar bola matanya kesal.

"Yaudah yuk balik, daripada tambah malu disini." Ucap Rahel ketus.

"Haha udah yah gak usah ngambek." Jawab Reno sembari mengelus kepala gadis berambut panjang yang ada di sampingnya itu.

Setelah perdebatan-perdebatan kecil yang terjadi antara keduanya, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Tangan mereka masih Setia untuk saling menyatu sembari keluar menuju mobil Reno yang berada di parkiran cafe tersebut.

Mobil Reno melaju membelah jalanan kota Bandung dan pengemudinya menjalankan mobil tersebut dengan hati yang bahagia.

.

.
Author somplak ini pengen ucapin selamat hari raya idul fitri 1438H , Minalaidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin😇
Maafin yah bang Adrian, maap kalo rahelnya sama reno 😂situ sih ngilang2 😂😂

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang