23. Penjelasan

872 51 0
                                    

"Semua akan tampak baik-baik saja ketika kita mencoba untuk mengikhlaskan nya."
.

.

Sesuai dengan teriakan Adel kemarin, hari ini Rahel dan Reno sedang di introgasi oleh teman sekelas nya.

Dan disini lah mereka berada, di tatap dengan lebih dari 10 pasang mata yang siap-siap ingin melontarkan berbagai macam pertanyaan.

Reno hanya memasang wajah santai nya sembari memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana, sedangkan Rahel gadis itu hanya memasang wajah datarnya melihat sikap teman-teman nya ini.

Adara memecahkan keheningan dengan cara berdehem terlebih dahulu sebelum ia memulai melempari beberapa pertanyaan yang dari kemarin telah mengganggu pikirannya.

Rahel dan Reno serentak menoleh kearah Adara dengan kening yang berkerut.

Adara yang mendapat tatapan dari Rahel dan Reno pun hanya bisa menghela nafasnya pelan sembari membuka percakapan antara mereka.

“Lo berdua serius udah pacaran?” Tanya Adara yang langsung di balas anggukan oleh Reno dan Rahel.

“Sejak kapan?” Sekarang giliran Adel yang bertanya.

Rahel dan Reno pun saling berpandangan dan akhirnya Reno yang menjawab pertanyaan tersebut.

“Dari seminggu yang lalu mungkin?” Jawabnya sembari mengingat hari jadiannya dengan Rahel.

Teman-teman mereka yang mendengar itupun hanya bisa tersentak kaget, ternyata telah seminggu Rahel dan Reno menjalani hubungan tetapi mereka baru tau hubungan kedua nya sekarang.

"Jahat amat lo Hel, gak ngasih tau kita." Ucap Adel sembari memanyunkan bibirnya.

Rahel yamg mendengar perkataan Adel pun hanya bisa mencibir kesal.

“Lo semua gak nanya, jadi buat apa gue kasih tau.” Balas Rahel seadanya.

Teman-teman Rahel yang mendengar itupun hanya bisa memutar bola mata nya kesal, jika saja Rahel bukan teman mereka, mungkin daritadi Rahel telah di buang ke planet yang tak berpenghuni.

“Yaudah deh Ren, lo pergi dulu deh dari sini. Kita-kita mau ngomong dulu sama Rahel. Masalah cewek nih.” Ucap Adara yang ingin menanyakan sesuatu kepada Rahel tetapi tidak enak karena ada nya Reno yang masih setia duduk di samping Rahel.

Reno yang mendengaar perkataan Adara pun hanya bisa mencibir kesal, tetapi selang beberapa menit kemudian ia bangkit dari tempat duduknya memberikan ruang untuk Rahel dan teman-temannya berbicara.

Tetapi sebelum pergi, Reno menyempatkan diri untuk berpamitan kepada Rahel.

“Gue keluar dulu yah, mau ke kantin. Ntar kalo lo pengen makan apa, chat gue aja. Ntar biar gue yang beliin terus bawa kesini biar lo gak capek lagi naik turun tangga.” Ucap Reno panjang lebar yang di balas anggukan oleh Rahel.

Reno yang melihat anggukan Rahel pun mengacak pelan rambut gadis itu sebelum dia pergi ke kantin.

Perlakuan yang di berikan Reno untuk Rahel pun sukses mendapat tatapan iri dari teman-teman nya.

Reno memang lelaki yang baik dang pengertian.
Tetapi kadang sifat usilnya yang bikin orang-orang greget jika berada di dekat lelaki itu.

Seperti saat ini, setelah melepaskan tangannya dari kepala Rahel. Reno menjahili Adel dengan cara melepas ikat rambut gadis itu sehingga Adel berteriak marah kearah Reno yang sudah kabur duluan sebelum mendapat amukan dari Adel.

“Reno bangke amat jadi cowok. Kok lo mau sih hel sama cowo tengil kayak dia?” Gerutu Adel sambil menoleh kearah Rahel.

Rahel dan teman-teman nya yang melihat raut wajah kesal yang masih bertengger di wajah Adel pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak.

Adel pun semakin menggerutu tak jelas karena sedari tadi di tertawa kan oleh teman-teman nya.

Setelah beberapa menit kemudian, tawa mereka semua telah berhenti dan di gantikan dengan tatapan serius yang di tujukan kearah Rahel.

"Lo semua kenapa sih?" Tanya Rahel sambil membuka percakapan.

"Lo serius sama Reno?" Jawab Adara yang malah balik bertanya ke Rahel.

Rahel terdiam cukup lama mendengar pertanyaan Adara. Tetapi selang beberapa menit kemudian, Rahel kembali membuka suara.

"Gue serius." Jawabnya datar dengan pandangan lurus ke depan.

Adara yang mendengar itupun hanya bisa menghela nafas nya.

"Lo gak jadiin Reno pelampiasan kan?" Tanya Reka hati-hati.

Rahel sedikit tersentak mendengar pertanyaan Reka, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang selalu dia tanyakan pada diri nya sendiri.

Kedua ujung bibir Rahel terangkat membentuk sebuah senyuman tipis.

"Gue gak sejahat itu. Sekalipun sekarang gue belum Cinta sama dia, tapi gue gak pernah ada niat buat jadiin dia pelampiasan. Reno cowok yang baik." Jawab Rahel sembari tersenyum tipis.

Reka hanya mengangguk pelan tanda bahwa ia mengerti.

"Terus perasaan lo ke Adrian?" Sekarang giliran Putri yang bertanya dengan tampang watados nya.

Teman-teman Rahel yang mendengar pertanyaan Putri pun, langsung menghadiahi Putri dengan cubitan yang cukup keras sehingga membuat gadis itu mengaduh kesakitan.

"Sakit nyet." Gerutu Putri sambil mengelus bekas cubitan yang baru saja ia dapatkan.

"Lagian pertanyaan lo kayak tai banget sumpah." Ucap Adara yang sudah naik pitam melihat kelakuan Putri.

Rahel hanya menatap malas kearah teman-teman nya yang sudah mulai ribut karena hal sepele.

Rahel berdehem cukup keras sehingga teman-teman nya pun langsung menoleh kearah Rahel, begitu pula dengan Putri dan Adara yang sedari tadi sedang adu mulut.

"Tadi lo tanya tentang perasan gue ke Adrian kan?" Tanya Rahel santai sambil menoleh kearah Putri.

Putri yang kaget mendengar pertanyaan Rahel pun, refleks menganggukkan kepala nya.

Rahel tersenyum lembut melihat Putri yang masih cengo mendengar pertanyaan nya barusan.

"Munafik banget kalo gue bilang gue udah gak sayang lagi sama Adrian. Gue jalan sama Reno baru seminggu, dan gak mungkin gue move on secepet itu. Jujur lah perasaan gue masih ada buat Adrian, tapi gue gak mau egois. Sekarang gue udah punya Reno, cowok yang jelas-jelas baik banget sama gue." Jeda Rahel.

"Semua butuh waktu dan butuh proses. Bahkan Reno sendiri yang bilang ke gue kalo semua nya itu gak ada yang instan. Reno ngertiin gue, dia bahkan gak keberatan nerima gue sama masa lalu gue yang masih sering gue pikirin bahkan sampe sekarang. Reno terlalu baik buat gue, gue takut nyakitin dia." Sambung Rahel lagi dan terdapat nada sendu di setiap perkataan nya.

Teman-teman Rahel yang mendengar itupun terdiam, mereka berusaha untuk menguatkan Rahel dengan cara mengelus pelan bahu gadis itu.

"Percaya sama diri lo sendiri kalo lo gak akan nyakitin Reno. Gue tau Reno bisa gantiin posisi Adrian di hati lo, maka nya lo mau terima dia kan?" Ucap Adara sambil tersenyum lembut kearah Rahel.

Rahel yang mendengar perkataan Acara pun menganggukkan kepalanya.

"Yaudah mulai sekarang belajar buat Cinta dan sayang sama Reno. Semua butuh proses kan? Dan proses itu bisa lo mulai dari sekarang." Tambah Adara lagi.

Keduan ujung bibir Rahel terangkat membentuk sebuah senyuman yang tulus.

"Thanks." Jawab nya sambil menoleh kearah Adara.

Adara hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

Teman-teman Rahel pun demikian, mereka berharap bahwa kehadiran Reno dalam hidup Rahel bisa mengubah perasaan gadis itu terhadap Cinta yang ada di masa lalu nya.

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang