29. Melepaskan

903 63 16
                                    


“Suatu saat seseorang akan berhenti berharap ketika yang diharapkan tidak pantas menjadi sebuah harapan.”
.

.

Hari ini adalah hari libur dan jam telah menunjukkan pukul 11:00.

Rahel sedang berbaring diatas tempat tidurnya sembari menatap lurus ke depan dan ada banyak hal yang mengganggu pikirannya.
Salah satu nya adalah dia berpikir tentang apa yang akan dia lakukan untuk hubungan nya dengan Reno saat ini.

Ia tidak mau lagi menyakiti Reno dengan berpura-pura selalu ada disisi nya tetapi hatinya tidak bisa memihak kepada lelaki itu.

Tak terasa sudah empat bulan lama nya Reno dan Rahel menjalin sebuah hubungan, sudah banyak suka dan duka yang telah mereka lalui bersama-sama.

Ada banyak kenangan yang telah terjadi diantara kedua nya.
Hal yang paling Rahel takuti adalah semakin lama ia menjalin hubungan dengan Reno maka akan semakin banyak kenangan yang akan ia berikan kepada lelaki itu.

Dan kenangan adalah salah satu faktor utama seseorang untuk sulit melepaskan, begitu juga yang ia rasakan sekarang terhadap Adrian.

Rahel sudah melupakan sosok Adrian dalam hati nya, tetapi karena ada banyak kenangan yang terjadi diantara mereka dulu, maka setiap Rahel berusaha melupakan pasti ia akan kembali lagi mengingat.

Kenagan itu seperti memanggil pulang nama seseorang yang telah pergi tetapi ingatan nya menetap.

Hal itu juga yang di takutkan Rahel apabila Reno semakin lama bersama nya, Reno akan susah untuk melupakan dirinya.

Gadis kecil ini menghela nafas gusar, mungkin ini saatnya ia mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya dan hubungannya.

***

Setelah upacara selesai, Rahel langsung melangkahkan kaki nya menuju ke kelasnya.

Gadis itu tidak menyadari bahwa di depannya tengah ada seseorang yang berdiri, dan akhirnya Rahel menabrak dada bidang lelaki itu. Rahel meringis pelan saat kepala nya terbentur dagu lelaki tersebut.

“Kamu gakpapa?” Tanya lelaki tersebut kepada Rahel.

Rahel mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa lelaki yang ia tabrak tadi dan seketika hati nya langsung mencolos mendapati mata teduh milik lelaki itu.

Reno tersenyum kecil sembari mengusap jidat Rahel yang tadi bertubrukan dengan dagu nya, jidat Rahel sedikit memerah karna terbentur cukup keras dengan dagu Reno.

Rahel merutuki dirinya sendiri, bagaimana cara nya ia akan mengatakan kepada Reno tentang semua ini.

“Sakit yah?” Tanya Reno lagi yang masih mengusap jidat Rahel.

Rahel tersenyum lirih sembari menganggukkan kepala nya.

“Maaf.” Ujar Reno sembari menatap Rahel.

“Aku yang harusnya minta maaf, aku yang salah.” Jawab Rahel sembari menjatuhkan air mata yang sudah tidak dapat ia bendung lagi.

Reno mengerutkan keningnya melihat Rahel yang tiba-tiba menangis.

“Hey, kok nangis? Sakit banget yah? Aku minta maaf.” Balas Reno sembari menarik Rahel ke dalam pelukannya.

Rahel menangis di dalam dekapan Reno, bukan karena jidatnya yang sakit tetapi karna hati nya yang terasa sesak melihat Reno yang sebaik ini kepada nya.

Reno terus menenangkan Rahel dalam pelukannya, sesekali lelaki itu mencium puncak kepala Rahel dan membuat dada Rahel semakin sesak atas perlakuan tersebut.

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang