12. Mencintai atau dicintai?

1K 72 2
                                    

"Perasaan itu bukan seperti kalender yang dapat berubah tiap bulannya."
(Jealousy Incarnate)

.

.

Pagi ini matahari masih malu-malu untuk memunculkan sinarnya.
Hari ini adalah jadwal olahraga untuk kelas Rahel.

Rahel dan teman-teman sekelasnya pun telah berada di lapangan basket.
Karena materi mereka kali ini yaitu bermain basket.

Kelas Rahel telah selesai praktek, sekarang mereka tinggal bermain bebas di lapangan.

Teman sekelas Rahel yang cowok tengah siap-siap untuk bertanding melawan kelas lain yang juga punya jadwal olahraga sama dengan mereka.

Rahel dan teman-temannya duduk di bangku penonton dan menyemangati temannya yang sedang bertanding.

Di saat teman Rahel meneriakkan nama teman-teman sekelasnya yang sedang bertanding, lain halnya dengan Rahel.

Gadis ini hanya diam di kursi penonton. Ia bingung harus meneriakkan nama siapa.

Di tengah lapangan sana, ada dua orang lelaki yang selalu membuatnya bimbang.

Ya, Reno dan Adrian juga ikut bermain basket disana.

Akhirnya kelas Rahel pun menang dan Rahel sedari tadi pun hanya diam tidak meneriakkan nama siapa-siapa.

***

Rahel telah berganti baju dan sekarang ia sedang duduk di bangku nya sembari memainkan ponsel miliknya.

Teman-teman Rahel yang lain sedang pergi ke kantin untuk makan, dan kebiasaan Rahel yaitu berdiam diri di kelas sambil memainkan ponselnya.

Kursi di samping Rahel terasa ada yang menduduki.
Ketika Rahel menoleh, ia mendapati Reno yang tersenyum padanya sembari membawa dua botol minuman segar.

Reno memberikan salah satu botol itu untuk Rahel, sedangkan satunya lagi untuk dirinya sendiri.

"Buat gue?" Tanya Rahel memastikan.

Reno pun hanya mengangguk sembari tersenyum lembut.

"Thank's yah." Ucap Rahel lagi.

"Iya sama-sama." Jawab Reno.

"Main lo tadi keren." Balas Rahel sambil mengacungkan jempolnya kearah Reno.

"Lo perhatiin gue main? Gue kira lo cuma sibuk ngeliatin orang lain." Jawab Reno sambil menoleh kearah Rahel.

Rahel yang mendengar perkataan Reno pun hanya terdiam, ternyata sedari tadi Reno memperhatikan gerak-geriknya di kursi penonton.

Dan Rahel tau betul jika yang dimaksud Reno memperhatikan orang lain itu saat Rahel memperhatikan Adrian.

Lamunan Rahel terhenti ketika Reno menarik gemas hidung milik Rahel.

"Ren, hobi lo sekarang berubah yah? Udah gak ngacakkin rambut tapi malah narikkin hidung gue." Gerutu nya kearah Reno.

"Gue gemes liat hidung lo." Jawab Reno sambil terkekeh pelan.

Rahel yang mendengar itupun hanya mendengus kesal.

"Iya deh tau yang hidungnya mancung." Balas Rahel sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya lah, maka nya pas pembagian hidung itu dateng. Lo malah molor." Ucap Reno ngaco.

Rahel yang sudah tidak tahan lagi akibat ulah Reno pun akhirnya mencubit pipi lelaki yang berada di sampingnya ini hingga membuat Reno mengaduh kesakitan.

Rahel tertawa puas melihat Reno yang sedang mengelus-elus pipinya.

"Bangke lo, sakit anjirrr." Ucap Reno kesal.

"Mana yang sakit, sini biar gue obatin." Tutur Rahel sembari mengelus-elus pipi Reno yang tadi ia cubit.

Reno yang mendapati tangan Rahel telah memegang wajahnya pun seketika membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Melihat Rahel dari jarak sedekat ini apalagi ketika rambut gadis ini tak sengaja tertiup oleh angin menambahkan kesan bahwa perempuan di samping Reno ini memang cantik apa adanya.

Reno yang melihat itupun akhirnya bergumam sendiri tanpa sadar.

"Subhanallah." Gumamnya dengan nada pelan.

"Kenapa?" Tanya Rahel sembari melepas tangannya dari wajah Reno.

Reno yang kaget karena Rahel mendengar perkataannya pun akhirnya meneruskannya.

"Bener-bener Qur'an surah Ar-Rahman ayat 13." Ucap Reno sambil nyengir kearah Rahel.

"Hah? Maksud lo?" Tanya Rahel bingung.

"Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan. Gitulah intinya." Jawab Reno sambil memamerkan deretan giginya.

Rahel yang mendengar perkataan Reno pun sebenarnya ia terkejut, tetapi ia bisa menyembunyikan wajah terkejutnya dan di gantikan oleh tawa yang keluar dari mulut Rahel.

"Ada-ada aja lo." Balas Rahel sambil menyenggol lengan Reno.

"Lah gue serius kali." Jawabnya sembari menatap mata Rahel.

"Yah terserah lo lah mau ngomong apa." Ucap Rahel mengalah.

"Hel?" Panggil Reno.

"Hmm, apaan?" Saut Rahel sambil menoleh kearahnya.

"Gue mau nanya serius, boleh?" Tanya Reno.

"Silahkan." Jawab Rahel santai.

"Kalo di Kasih pilihan nih, lo milih mencintai atau dicintai?" Tanya Reno lagi.

Rahel yang mendengar pertanyaan Reno pun sempat kaget dan akhirnya dia berpikir keras untuk memilih salah satunya.

Reno yang melihat Rahel diam dengan pikirannya itupun akhirnya angkat bicara.

"Susah yah?" Tanya Reno sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rahel menoleh kearah Reno sembari mengangguk dan tersenyum lembut.

"Gue lebih milih mencintai." Jawabnya.

Reno tidak menyangka jika Rahel langsung memberikan jawabannya hanya dalam waktu yang singkat.
Dia berpikir bahwa Rahel akan meminta nya untuk menunggu akan pertanyaan tersebut.

"Kenapa lo lebih milih mencintai? Semua punya alasannya kan?" Tanya Reno lagi.

"Menurut gue nih yah, karena cinta itu bukan harapan tetapi kepastian. Dan mencintai dengan kekurangan seseorang itu lebih baik di bandingkan dengan mencintai kelebihannya. Karena saat lo Cinta sama kekurangannya, lo bakal ngerti gimana bahagianya dia yang ngeliat lo nerima dia apa adanya." Jawab Rahel.

"Jadi kalo memang harus memilih 1 diantara 2 pilihan, maka pilihan yang tepat adalah memilih orang yang lo cintai, karena hanya lo sendiri yang yang akan mengerti semuanya." Ucap Rahel lagi sembari tersenyum.

Reno yang mendengar itupun hanya mampu tersenyum lembut sembari mengusap rambut Rahel.

"Bijak banget." Ucap Reno sambil menarik hidung Rahel.

"Reno mah jadi kebiasaan narik-narik hidung." Gerutu Rahel sambil menghempaskan tangan Reno di kepalanya.

Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya terkekeh pelan.

.

.

Nikmat tuhan mana lagi yang kalian dustakan 😂😂
Vommentnya jangan ketinggalan 😂

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang