15. Sakit

1K 64 5
                                    

"Saya itu embun dan dia adalah bunga. Lalu tiba-tiba datanglah matahari, matahari datang untuk menyinarinya, kemudian melenyapkan saya. Dan mulai saat itu, senja tidak lagi sama."
.

.

Jika di tanya tentang hal apa yang paling membosankan menurut anak sekolahan, dengan senang hati mereka akan menjawab upacara bendera pada hari senin.

Bagaimana tidak, upacara masuk dalam salah satu blacklist yang sangat tidak ingin dilakukan oleh para siswa.

Upacara yang sangat membosankan ditemani dengan teriknya sinar matahari yang membuat semua orang yang berada di lapangan ingin segera menyeburkan diri ke air.

Hari ini memang matahari sangat terik, sehingga membuat orang yang sedang upacara mengeluh karena kepanasan.

Sama halnya dengan Rahel, wajah gadis ini telah pucat pasi.
Reno yang melihat Rahel pun akhirnya bertanya.

"Woi Hel, tumben lo diem aja. Biasanya juga pecicilan. Lo lagi sakit atau kebelet boker?" Tanya Reno sembari terkekeh pelan.

Rahel yang sudah lemas itupun tidak menjawab pertanyaan Reno, ia sudah pusing dan hampir saja dia jatuh kalau saja Reno tidak menahannya.

Reno yang melihat Rahel sudah lemas itupun akhirnya memanggil anggota PMR yang sedang bertugas.
Rahel pun dibawa ke Uks.

Adrian yang melihat Rahel pingsan juga sebenarnya ia panik, lelaki bertubuh tinggi itu bingung harus bagaimana.

20 menit setelah upacara selesai, Reno langsung lari menuju Uks. Kebetulan di Uks sedang tidak ada siswa lain selain Rahel dan anggota PMR.

Reno pun menyuruh anak PMR untuk keluar, katanya dia yang akan menunggu Rahel sampai gadis itu sadar.

Akhirnya anggota PMR meninggalkan Reno dan Rahel di Uks.
Reno mengusap pelan kepala gadis itu, tanda bahwa ia khawatir terhadap kondisi gadis yang berada tepat di depannya ini.

Kelopak mata Rahel terbuka secara perlahan-lahan, tempat yang di dominasi warna putih dan bau obat-obatan ini langsung membuat Rahel sadar bahwa ia sedang berada di Uks.

Gadis ini merasakan ada sebuah tangan yang mengenggam tangannya. Dia menoleh kearah samping dan mendapati Reno yang kaget karna melihat Rahel telah sadar.

"Lo gakpapa?" Tanya Reno lembut kepada Rahel.

Rahel yang mendengar pertanyaan Reno pun hanya menganggukkan kepalanya lemah.

"Gue gakpapa." Jawabnya yang terdengar seperti bisikan.

"Gakpapa gimana, lo lemes gini. Tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah lo gak sarapan yah? Lo bikin gue khawatir tau gak." Ucap Reno panjang lebar.

Rahel hanya tersenyum mendengar omelan Reno.
Reno mendesah pelan melihat tingkah gadis itu.

"Tunggu disini bentar. Gue mau ke kantin beliin lo makanan sama teh anget." Tutur Reno sembari mengusap kepala Rahel.

"Lo gak masuk kelas apa?" Tanya Rahel.

"Gue udah suruh anak kelas tadi buat izinin kita berdua." Jawabnya sembari tersenyum lembut kearah Rahel.

Rahel hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia mengerti.

"Yaudah tunggu sini bentar yah, gue mau keluar dulu." Ucapnya lembut.

"Iya." Jawab Rahel sambil menganggukkan kepalanya.

Reno pun pergi ke kantin untuk membeli makanan untuk Rahel.
Seperginya Reno, tiba-tiba ada orang yang masuk ke Uks dan tiduran di tempat tidur samping Rahel yang tertutup tirai.

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang