"Seperti jangka, aku mengitari mu dengan do'a dan rindu sebagai pusatnya."
.
.
Pagi ini Rahel bangun sedikit lebih awal, mengingat janji nya dengan Reno kemarin bahwa mereka akan menghabiskan waktu bersama di hari minggu ini.
Setelah melakukan kewajiban nya sebagai seorang muslimah, Rahel bergegas untuk membersihkan dirinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 7:15 dan akhirnya Rahel keluar dari kamar dan turun ke bawah dengan pakaian yang terlihat santai dan rambut panjangnya tergerai begitu saja.
Sembari menunggu Reno datang untuk menjemput nya, Rahel mengisi perutnya terlebih dahulu dengan nasi goreng yang telah di buat oleh ibunya.
Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya terdengar suara klakson mobil Reno dari depan.
Rahel yang mendengar itupun buru-buru mengambil tas nya kemudian lari untuk meyalami ibunya yang sedang asik nonton TV sambil berteriak bahwa Reno telah menunggu nya di depan.
Ibu Rahel pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak gadisnya itu.
Rahel keluar dari pintu gerbang rumahnya kemudian di sambut dengan senyuman manis dari Reno yang hari ini terlihat sangat tampan menggunakan baju kaos hitam di balut dengan kemeja kotak-kotak dan di padukan dengan celana jeans hitam, tak lupa pula dengan sepatu coverse miliknya.
Rahel pun membalas senyuman Reno tak kalah manisnya. Kemudian Reno menghampiri Rahel yang masih setia berdiri di depan gerbang rumahnya.
“Padahal tadi gue pengen masuk dulu ketemu sama calon mertua buat minta izin.” Cibir Reno kearah Rahel.
“Izin buat apa?” Tanya Rahel dengan polosnya.
“Izin buat ngajakin lo jalan lah. Tapi kalo lo mau sih, gue bisa sekalian izin buat nikahin lo.” Jawab Reno sambil menyengir lebar yang langsung di hadiahi cubitan oleh Rahel.
“aww sakit Hel.” Ucap Reno sembari mengaduh kesakitan.
“Abisnya tuh mulut ngomong nya ngaco amat. Lagian tadi gue udah ngasih tau mama kalo gue mau jalan sama lo.” Balas Rahel sembari memutar bola mata nya kesal.
“Yah gak jadi deh ketemu sama camer.” Ucap Reno sembari memasang ekspresi sedih.
“Idih kayak bocah.” Balas Rahel sembari mencubit gemas hidung Reno.
“Rahel monyet, gue gak bisa napas eek.” Jerit Reno yang susah bernafas akibat ulah Rahel.
Rehel pun melepaskan tangannya dari hidung Reno kemudian tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi lelaki itu.
Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa mendengus pelan.
“Abisnya lo kayak bocah, jadi gemas gue.” Jawab Rahel di sela tawa nya.
“Iya tapi gak gitu juga kali. Kan gak lucu ntar ada berita kayak gini ‘seorang lelaki tampan tewas kehabisan nafas karena pacarnya yang gemas terhadap wajah nya yang sempurna dan sikapnya yang mempesona sehingga siap membakar hati para wanita saat melihat senyum manisnya’ gitu Hel.” Ucap Reno panjang lebar dengan pede nya.
Rahel yang mendengar itupun semakin tertawa terbahak-bahak. Setelah beberapa saat kemudian tawa Rahel telah reda dan menjitak kepala Reno dengan cukup keras sehingga membuat lelaki itu mengaduh kesakitan.
“Kepedean amat lo jadi cowok.” Balas Rahel sembari terkekeh pelan.
Reno hanya bisa mencibir kearah Rahel kemudian maju untuk mengacak rambut gadis itu. Seketika aroma Reno tercium oleh indra penciuman Rahel.
Bau parfum Reno bercampur dengan bau sabun yang ia gunakan sehingga bau itu bercampur menjadi satu. Aroma Reno sangat khas dan sangat menyegarkan bahkan Rahel sendiri menyukai aroma lelaki itu.
“Jadi pergi gak nih?” Tanya Reno sembari merapikan rambut Rahel dan sukses membuat Rahel tersadar dari lamunan nya.
Rahel pun mengangguk menyetujui ucapan Reno.
Mereka berdua pun segera masuk ke dalam mobil milik Reno.Setelah kurang lebih 30 menit mobil Reno telah sampai di salah satu mall ternama di kota Bandung.
Reno pun menggenggam tangan Rahel mengitari mall yang cukup luas ini.
“Mau kemana dulu? Main atau makan?” Tanya Reno sambil menoleh kearah Rahel.
“Main dulu deh” Jawab Rahel dengan mata nya yang sudah berbinar-binar ingin mencoba segala jenis permaianan yang ada di mall ini.
Reno yang melihat kelakuan gadis nya itu pun hanya bisa tersenyum lembut sembari mengangguk mengiyakan.
Rahel yang telah mendapat persetujuan dari Reno itupun akhirnya melepas genggaman Reno kemudian berlari kecil untuk memainkan permainan yang ada disana.
Reno terkekeh geli melihat tingkah Rahel sembari berkata dalam hatinya 'semoga kita bisa kayak gini terus dan gue berharap lo bisa sayang sama gue.'
“Jangan lari-lari Hel, ntar jatoh.” Ucap Reno mengingatkan Rahel.
Rahel yang mendengar perkataan Reno itupun hanya bisa mengangguk sembari tersenyum manis kearah Reno.
Orang-orang yang melihat tingkah kedua remaja itupun hanya bisa menatap dengan tatapan iri, mereka bilang Rahel dan Reno adalah pasangan yang sangat romantis.
Bahasa gaul nya sih seperti Relation ship goals gitu lah.***
Setelah mencicipi berbagai mainan yang ada disana, sekarang Rahel merengek kelaparan kepada Reno.
Reno yang melihat wajah Rahel itupun hanya bisa tersenyum geli sembari mengelus pelan rambut Rahel.
“Yaudah yuk kita makan dulu, terus abis itu kita pulang. Kamu udah capek banget kayaknya.” Ucap Reno sembari menggenggam tangan Rahel dan menuntun gadis itu menuju salah satu restoran yang ada di mall ini.
Rahel yang mendengar Reno menggunakan aku-kamu sedikit terkejut, karena ini kali pertama Reno berbicara menggunakan aku-kamu dengannya.
Mereka telah tiba di salah satu restoran, kemudian mereka memesan makanan yang ingin mereka makan.
Sembari menunggu pesanan mereka datang, Rahel akhirnya membuka suara.
“Tumben tadi ngomong nya pake aku-kamu,,” Ucap Rahel sambil melihat kearah Reno.
Reno yang mendengar perkataan Rahel pun hanya bisa terkekeh geli.
“Yah pengen aja, biar aku romatis dikit.” Jawab Reno sembari menyengir lebar.
Rahel yang mendengar Reno berkata seperti itu pun hanya bisa menggeleng gelengkan kepala nya.
Tak beberapa lama pelayan telah mengantarkan pesanan mereka dan mereka makan dalam keheningan. Hanya suara sendok mereka yang saling beradu.
Setelah selesai makan, Reno mengantarkan Rahel pulang terlebih dahulu. Sesampainya Rahel di depan rumahnya, Reno kembali membuka suara.
“Pokoknya kamu pas sampe kamar langsung bersih-bersih terus tidur. Gak usah begadang nonton oppa-oppa korea kamu itu.” Ucap Reno sembari mengelus pelan kepala Rahel.
Rahel mengerucutkan bibirnya sembari mengiyakan ucapan Reno.
“Yaudah gih masuk sana, salam buat calon mertua.” Ucap Reno sembari nyengir lebar.
“Yaudah aku masuk dulu, kamu jangan ngebut bawa mobilnya. Santai aja yang penting selamat sampe rumah, terus ntar kalo udah sampe kabarin aku.” Balas Rahel panjang lebar yang langsung di angguki oleh Reno.
Rahel pun keluar dari mobil Reno sembari tersenyum manis kearah lelaki itu.
“Pulang gih.” Ucap Rahel kepada Reno.
“Kamu masuk aja duluan, ntar pas kamu udah masuk beneran ke dalam rumah baru aku pulang.” Jawab Reno.
Rahel pun mengangguk kemudian berjalan memasuki rumahnya.
Punggung Rahel semakin lama semakin tidak terlihat oleh pandangan Reno.
‘gue harap kita bakal terus kayak gini Hel.’ Gumam Reno sendiri sebelum menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Rahel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
Roman pour AdolescentsAda beribu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Contohnya seperti Apakah cinta nya akan hilang untuk yang kedua kalinya? Apakah dia akan tetap tinggal dan tidak akan pergi seperti dulu? Apakah kenangan yang dia berikan sekarang akan lebih ind...