"Jika tatapan itu adalah isyarat, berikan aku sedikit pertanda. Apakah itu Cinta atau sekedar harapan?"
.
.
Suasana kelas hening, semua siswa menatap lurus kearah kertas yang ada di depan mereka dengan serius.
Hari ini kelas Rahel sedang mengadakan UH Kimia, raut tegang terlihat sangat jelas di wajah mereka yang belum mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian kali ini.
Di tambah lagi dengan tatapan tajam dari guru Kimia yang sedang melihat apakah ada kecurangan yang terjadi diantara anak muridnya atau tidak.
Setelah dipastikan tidak terjadi kecurangan selama ujian berlanjut, sang guru pun akhirnya bangkit dari kursinya dan berjalan-jalan melihat jawaban yang di kerjakan oleh para siswa.
Setelah lebih dari dua jam, akhirnya bel istirahat pun terdengar dan kertas-kertas yang tadinya kosong itupun sudah terisi dengan deretan rumus Kimia dan cara kerjanya.
Teman-teman Rahel pun berkumpul di meja Rahel dan bercerita tentang bagaimana susahnya UH Kimia yang baru saja mereka hadapi.
"Gila, pengen nangis gue pas ngerjain soal tadi." Ucap Putri membuka percakapan.
"Iya gue juga nyet, udah mati-matian gue stay cool di depannya itu ibu biar keliatan kayak orang lagi mikir padahal mah gue lagi berdoa dalam hati." Gerutu Rahel.
"Yang pinter mah selow, gak stres kayak kita." Tutur Adara sambil melirik kearah Adel, Reka dan Sarah.
"Lo ngapain ngelirik kearah kita? Lo pikir tadi kita gak stres juga ngeliat tuh soal." Jawab Reka sembari memijit pelipisnya.
"Tapi seenggaknya lo bertiga lebih banyak ngisi di bandingkan kita." Balas Putri.
"Sama aja njirr, gue aja tadi ngerjainnya gak tau bener atau gak." Ucap Sarah sembari menoleh kearah Putri.
"Udahlah, udah lewat juga. Berdoa aja semoga kita semua tuntas." Gumam Adara.
Mereka semua pun mengaminkan perkataan Adara.
Skip
Sekarang adalah jam pelajaran terakhir dan kelas Rahel sekarang sedang free karena guru mapelnya sedang berhalangan hadir dikarenakan sakit.
Rahel sedang bersenandung kecil sembari menganggukkan kepalanya.
Adel menghampiri Rahel yang sedang menikmati musik menggunakan earphone di telinganya.
Rahel yang melihat Adel duduk disamping nya pun mengkerutkan keningnya.
"Kenapa Del?" Tanya Rahel sambil menoleh kearah Adel yang ada disamping nya.
"Pengen gosip aja bareng lo." Jawab Adel sambil nyengir.
"Apaan sih, lo hobi banget ngomongin orang." Balas Rahel sembari terkekeh pelan.
"Kayak lo gak aja," Ucap Adel sembari terkekeh pelan.
Rahel yang mendengar perkataan Adel pun hanya memamerkan deretan giginya.
"Lo tau gak Adrian sama Rina ikut Olimp Kimia?" Tanya Adel.
"Ya tau lah, kan kita sekelas geblek. Gue denger kali mereka ditawarin buat ikut Olimp bareng." Jawab Rahel sambil mendengus pelan ke Adel.
"Haha iyakan mana tau lo pura-pura tuli pas ngedenger itu." Balas Adel ngaco.
"Sakit jiwa lo." Jawab Rahel sambil terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
Teen FictionAda beribu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Contohnya seperti Apakah cinta nya akan hilang untuk yang kedua kalinya? Apakah dia akan tetap tinggal dan tidak akan pergi seperti dulu? Apakah kenangan yang dia berikan sekarang akan lebih ind...