" Kita tidak sadar ketika perasaan itu sebenarnya masih ada, karna sebenarnya begitulah cinta. Seperti kata banyak orang, cinta datang dan pergi tanpa kita sadari."
..
Pagi ini masih sama seperti pagi kemarin, tidak ada yang spesial pagi ini.
Hal yang pertama Rahel cari ketika bangun tidur adalah ponselnya, sama seperti remaja pada umumnya.
Rahel membuka layar ponselnya yang terkunci menggunakan password agar privasi nya tidak di lihat oleh orang lain.Masih sama seperti hari kemarin, ponsel Rahel sama sekali tidak memiliki pesan singkat ucapan good morning dari seseorang. Itu adalah hal yang sangat menyebalkan.
Karna sudah lebih dari 11 Bulan semenjak putus dari Adrian, Rahel tidak mendapatkan pesan singkat seperti itu di pagi hari.Rahel sudah malas berurusan dengan hal-hal seperti ini di pagi hari.
"Bisa-bisa gue telat ke sekolah klo cuma mandangin hp mulu, berharap ada someone special yg tiba-tiba ngechat ngucapin good morning. halah bodoamat." ia menggerutu dan membuang ponselnya ke sembarang arah.
Pagi ini Rahel telah siap dengan seragamnya dan siap-siap akan pergi ke sekolah dengan motor kesayangannya.
Setibanya di sekolah Rahel berjalan santai menuju kelasnya yang berada di lantai 2.AUTHOR POV
"Assalamualaikum everybody." teriak Rahel dari depan pintu kelas.
Hanya ada beberapa yang menjawab salam Rahel di karenakan suara kelas jauh lebih ribut di bandingkan teriakan Rahel.
"Ini kelas apa pasar sih? Ribut amat, masih pagi juga" omelnya kepada teman sebangkunya
"Bacot lo najis, kayak lo gak ribut aja kalo pagi." jawab Putri teman sebangku Rahel
Rahel yang mendengar jawaban Putri hanya menyegir lebar.
"Lo gak sakitkan? Tumben lo gak ngebacot karna notif lo kosong. Gue curiga, jangan-jangan lo udah dapat notif yah setelah sekian lama lo jadi jomblo?" cecer Putri dengan raut wajah yang tidak bisa di definisikan.
"Iya, tadi pagi ada yang ngirimin gue chat" jawab Rahel dengan santai nya.
"Anjirr serius, dari siapa?" Tanya nya dengan alis yang terangkat.
"Dari operator" balas Rahel dengan muka datar.
"HAHAHAHA KASIAN AMAT LO ANJIR" jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Bacot lo najis serius, bodo ahm" jawab Rahel sekenanya.
Suasana kelas yang awalnya begitu berisik seketika menjadi hening ketika guru telah masuk.
SKIP
Jam telah menunjukkan pukul 10:15 tanda waktu istirahat untuk para siswa.
"Gak ke kantin lo?" Tanya Adara kepada Rahel.
"Gak, gue lagi gak mood. Lo aja" jawab Rahel dengan senyum tipis yang terbingkai di wajahnya.
"Lo ada masalah? Kalo lo punya masalah, jangan mendem sendirian kayak gini. Gue ada disini buat dengerin semua cerita lo." Tanya Adara hati-hati.
"No, I'm ok." jawab Rahel dengan senyum yang di paksakan.
"Lo boong, gue tau lo gak baik-baik aja. Please stop act like you did Rahel Amanda. Kasih tau gue kalo yang bikin lo kayak gini itu dia lagi." Tekan Adara kepada Rahel.
RAHEL POV
"Gue gak tau ra, gue bingung. Setiap kali gue ngeliat dia, gue sadar kalo rasa itu masih ada, dan itu bikin gue sakit. Gue udah coba buat gak peduli sama kehadirannya, gue selalu akting kalo gue emang udah baik-baik aja selama ini. Gue boong sama diri gue sendiri, gue gak baik-baik aja ra."
"Gue ngerti, gue bisa liat dari tingkah lo. Orang lain emang ngeliat lo baik-baik aja. Tapi gue tau lo gimana, gue tau kalo lo gak baik-baik aja. Gue gak bisa ngapa-ngapain, gue cuma bisa jadi pendengar yang baik buat lo." jawab Adara.
"Thank's udah mau ngertiin gue."
"Lupain dia, kalo lo emang gak bisa, setidaknya relain dia buat bahagia sama orang lain." Tutur Adara lembut kepada Rahel.
"Iya, gue bakal coba. Itu yang gue lakuin selama 11 Bulan terakhir ini, tapi lo liat sendrikn hasilnya? Gue selalu jatuh di lobang yang sama."
"Itu karna lo egois, lo gak pernah bener-bener bisa buat lepasin dia. Selama 11 bulan ini lo selalu akting buat keliatan bahagia tanpa dia tapi kenyataannya lo cuma nyiksa diri lo sendri." Jawab Adara sambil menepuk pundak Rahel.
"Gue tau gue egois, bahkan dari dulu pun gue egois kalo bersangkutan sama dia. Ini yang bikin gue keliatan bener-bener gak bisa buat lepasin dia. Tapi gua bakal janji, gue bakalan coba buat lepasin dia dan biarin dia bahagia sama orang lain."
Adara tersenyum mendengar perkataan Rahel, ia tau bahwa Rahel tidak baik-baik saja. Tetapi dia udah mulai berusaha buat ngelepas yang bukan jadi milik dia lagi.
Tanpa Rahel sadari daritadi pagi ada sepasang mata yang telah memperhatikannya.
"Level tertinggi dari melepaskan adalah merelakan dia bahagia meski kebahagiaan itu bukan dari lo."
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 😆

KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
Fiksi RemajaAda beribu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Contohnya seperti Apakah cinta nya akan hilang untuk yang kedua kalinya? Apakah dia akan tetap tinggal dan tidak akan pergi seperti dulu? Apakah kenangan yang dia berikan sekarang akan lebih ind...