"Ketika saya mencoba untuk melupakan dia dan memilih untuk mencoba menyukai kamu, saya harap kamu tidak akan buat saya kecewa."
.
.Pelajaran kosong bisa di bilang surganya para siswa. Ada yang bermain ponselnya dan adapula yang bercanda gurau dengan anak-anak lainnya.
Rahel dan teman-temannya pun demikian, mereka sedang asik bercerita tentang banyak hal.
Rahel yang sudah mulai jenuh pun akhirnya keluar kelas dan memilih untuk duduk di bangku teras kelas mereka yang sudah di sediakan memang untuk para siswa.
Sedang asik-asiknya Rahel memandangi kelas-kelas lain yang ada di lantai bawah, tiba-tiba kursi yang dia duduki bergoyang. Menandakan ada orang lain yang duduk di kursi itu juga.
Rahel menoleh kesampingnya dan ternyata benar, ada seseorang yang sedang tersenyum lembut kepadanya.
"Lagi ngapain sendirian disini?" Tanya orang tersebut.
"Gak ngapa-ngapain sih, cuma bosen aja di dalem. Lo sendiri ngapain disini?" Tanya Rahel sembari menoleh ke orang tersebut.
"Sama sih, gue juga bosen di dalem." Jawabnya.
Rahel hanya mengangguk pelan mendengar jawaban dari orang itu.
"Ren, pinjem hp lo dong." Ucap Rahel sambil nyengir kearah Reno.
Ya, orang yang duduk di samping Rahel sedari tadi adalah Reno.
"Nih, buat apaan emang?" Tanya Reno sembari memberikan ponselnya kepada Rahel.
"Buat pap muka gue doang terus masukin ke story IG lo." Jawab Rahel sambil memamerkan deretan giginya.
Reno yang mendengar jawaban Rahel pun hanya terkekeh geli sambil mengacak rambut wanita yang ada di sampingnya ini.
"Reno mah kebiasaan ih, hobi banget ngacakin rambut gue." Gerutunya kepada Reno.
"Yah salahin tangan gue dong, jangan gue nya yang di salahin." Balas Reno santai.
Rahel yang gemas akan tingkah lelaki yang ada di sampingnya ini pun akhirnya memukul tangan Reno, bukan Reno yang merasa kesakitan malah Rahel yang merasakannya.
Bagaimana tidak, tangan Rahel lebih kecil di bandingkan dengan tangan Reno. Makanya malah Rahel yang merasakan sakit ketika memukul tangan Reno."Njirrr, sakit." Ucap Rahel sambil mengelus tangannya yang tadi ia pakai untuk memukul Reno.
"Abisnya lo sih, udah tau badan tinggal tulang semua. Sok-sok'an buat mukul gue, kena kan lo." Tutur Reno sambil melihat gadis di sebelahnya ini.
"Gue di hina mulu dah perasaan. Mending gue selfie terus masukkin ke IG lo." Jawabnya kemudian membuka kamera ponsel Reno.
Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa tersenyum.
Dia berharap bahwa waktu tidak cepat berlalu agar ia bisa lama duduk bersama gadis yang di sayangi nya ini."Gila, gue cantik juga yah." Ucap Rahel kepada dirinya sendiri.
Reno yang mendengar itupun hanya bisa terkekeh geli melihat berbagai macam ekspresi wajah yang di keluarkan oleh Rahel.
"Udah ah, cape gue." Gerutu Rahel pada dirinya sendiri.
"Udah selesai?" Tanya Reno kepada Rahel.
"Iya, udah gue masukkin juga tuh ke story IG lo." Jawab Rahel sembari tersenyum lebar.
"Wah bakal berkurang nih followers gue kalo lo upload foto lo di IG gue." Balas Reno sambil tertawa kecil.
"Yee enak aja lo. Gue cantik gini, yang ada nih yah followers lo malah nambah banyak. Apalagi cogan-cogan pada langsung ngefollow lo pas ngeliat foto gue." Jawab Rahel dengan pede nya.
"Lo kata gue homo yang seneng di follow sama cogan. Gue normal kali." Ucap Reno sambil mengedipkan matanya kepada Rahel.
Rahel yang mendengar perkataan Reno pun tertawa terbahak-bahak.
Reno menyukai tawa Rahel, apalagi tawa itu terjadi karenanya.
Adel yang niatnya ingin keluar kelas pun akhirnya tidak jadi untuk keluar karena melihat Rahel dan Reno sedang bercanda bersama.
Adel kembali masuk ke dalam kelas dan memberitahukan kepada teman-temannya.
"Lo ngapain masuk lagi? Perasaan tadi lo niat pengen ke wc deh." Tegur Kika saat melihat Adel yang masuk kembali ke dalam kelas.
"Iya tadi niatnya gitu, tapi pas di depan gue liat Rahel sama Reno lagi ngomong bareng sambil ketawa-ketawa, gue gak jadi keluar." Jelas Adel panjang lebar.
"Serius lo?" Sekarang giliran Adara yang bertanya.
"Kalo lo gak percaya, lo liat aja sendiri." Jawab Adel santai.
Baru saja mereka ingin melangkahkan kakinya menuju keluar kelas, Adel tiba-tiba memanggil mereka.
"Woy bangke, lo pada ngapain mau keluar?" Tanya Adel kesal.
"Lahkan kita mau ngeliat Rahel sama Reno diluar." Jawab Reka polos.
Adel yang melihat tingkah sahabatnya itupun hanya bisa menepuk jidatnya.
"Sakit jiwa lo semua. Kalo lo keluar, otomatis mereka pada ke ganggu sama kehadiran lo semua curut." Ucap Adel sambil memijit pelipisnya.
"Iya juga sih, terus kita mesti liat mereka darimana?" Tanya Kika.
"Noh ada jendela, pake otak dikit dong ah." Jawab Adel kesal.
Teman-temannya pun hanya bisa menampilkan deretan gigi mereka.
"Tumben lo pinter." Tutur Adara sambil menoleh kearah Rahel.
"Gue tiap hari pinter kali." Jawab Adel sembari mendengus kesal.
"Udah ah, kalo ngomong mulu kapan mau ngeliatin Rahel sama Reno nya? Keburu pergi ntar mereka berdua." Balas Reka.
Akhirnya mereka pun mengintip Rahel dan Reno dari jendela kelas.
Rahel dan Reno sedang tertawa bersama, menandakan bahwa mereka bahagia.Teman-teman Rahel berharap bahwa Rahel memang mengeluarkan tawa bahagia nya bersama Reno.
Bukan tawa palsu yang sering dia keluarkan saat bercanda gurau dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
Ficțiune adolescențiAda beribu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Contohnya seperti Apakah cinta nya akan hilang untuk yang kedua kalinya? Apakah dia akan tetap tinggal dan tidak akan pergi seperti dulu? Apakah kenangan yang dia berikan sekarang akan lebih ind...