"Aku berhenti. Semoga ada orang yang mencintaimu lebih baik dari aku dan mampu menunggumu sesabar aku menunggumu dulu."
..
1 bulan berlalu semenjak Reno dan Rahel resmi untuk berpisah dan memilih bahagia dengan cara masing-masing.
Rahel bahagia karna telah terlepas dari rasa bersalahnya terhadap Reno dan Reno bahagia karna melihat Rahel yang kembali tertawa dan tersenyum meskipun bukan karena nya.
Hampir satu bulan Reno dan Rahel tidak saling bertegur sapa, bukan karna mereka musuhan tetapi karna Rahel yang meminta sendiri kepada Reno bahwa dia butuh waktu untuk sendirian tanpa bayang-bayang Reno di dekatnya.
Rahel melakukan itu agar Reno terbiasa tanpa kehadirannya, agar Reno bisa melupakannya secepat mungkin.
Tapi cara Rahel salah, bahkan tanpa gadis itu sadari Reno selalu memperhatikannya setiap hari dalam diam.Hari ini Rahel memutuskan untuk berjalan kearah tempat duduk Reno, lelaki itu belum menyadari kehadiran Rahel karna Reno sedang asik bermain game di ponselnya.
Rahel tersenyum tipis melihat kelakuan Reno yang masih saja belum berubah.
“Ren.” Panggil Rahel pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Reno.
Reno tersentak kaget mendengar suara itu, suara gadis yang selama ini dia rindukan.
Reno mendongakkan kepala nya dan langsung bertubrukan dengan manik mata Rahel.Rahel tersenyum tipis memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki itu, sudah satu bulan ia tidak memandang Reno dari jarak sedekat ini.
“Kenapa Hel?” Tanya Reno sembari tersenyum tipis.
Rahel tersentak dari lamunannya yang sedari tadi memperhatikan Reno.
“Hmm, a-apa kabar Ren?” Tanya Rahel dengan nada canggung.
Reno terkekeh pelan mendengar perkataan Rahel.
“Gue lagi gak baik, hati gue masih patah, pikiran gue masih gelisah. Bahkan masih ada rasa resah yang gue rasain. Jadi tolong jangan tanya apa kabar ke gue, karna lo tau gue gak baik-baik aja tanpa lo.” Lirih Reno sembari tersenyum kecut.
Rahel tercekat mendengar perkataan Reno, bibirnya seakan terkatup rapat tanpa tau ingin menjawab perkataan Reno seperti apa.
“Tapi lo gak usah khawatir, gue udah lepasin lo. Gue belajar berkali-kali buat lepasin lo dan pergi dari hidup gue, membiarkan kesempatan untuk milikin lo kembali yang udah hilang buat gue. Karna gue tau lo berhak bahagia, walaupun sesungguhnya lo tau gue gak bisa bahagia tanpa lo.” Sambung Reno lagi.
Rahel tersenyum lirih mendengar perkataan Reno.
“Sorry Ren, selama ini gue egois. Gue gak izinin lo buat deket sama gue setelah kita putus itu karna gue mau lo terbiasa tanpa kehadiran gue sampe akhirnya lo bisa lupain gue.” Jawab Rahel.
“Cara lo salah Hel, kalo lo mau bikin gue lupain lo dengan cara gitu, sorry gue bener-bener gak bisa. Gue terlalu sayang sama lo. Gue cinta sama lo kayak derai hujan yang ikhlas memeluk bumi, walaupun gue tau lo lebih pilih pelangi.” Ucap Reno sembari mengalihkan pandangannya dari Rahel.
Rahel lagi-lagi tercekat mendengar perkataan Reno, ternyata selama ini Rahel salah mengambil tindakkan.
“Sekali lagi gue bener-bener minta maaf sama lo atas tindakan gue yang kekanak-kanakan.” Balas Rahel dengan suara serak.
Reno menoleh mendapati mata Rahel yang sudah berkaca-kaca, hati Reno kembali teriris melihat pelupuk mata gadis itu yang telah di penuhi dengan air dan tinggal hitungan detik air-air itu akan jatuh berderaian ke pipi mulus Rahel.
Reno menghela nafas menatap lekat kearah Rahel.
“Gak usah minta maaf, lo udah minta maaf dua kali hari ini. Sekali lagi lo minta maaf, lo bakal dapet piring cantik tapi gak lebih cantik dari lo sih.” Ucap Reno sembari terkekeh pelan.
Rahel sudah tidak mampu lagi membendung air mata nya, dan air mata itu jatuh seketika sehingga membuat kekehan yang keluar dari mulut Reno terhenti.
Reno mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata gadis itu.
“Gue udah pernah bilang jangan pernah nangisin gue, jangan bikin gue keliatan jadi cowok brengsek di depan lo.” Ucap Reno sembari mengacak pelan rambut Rahel.
Rahel tersenyum tipis melihat kebiasaan Reno yang suka mengacak-acakkan rambutnya, dia merindukan hal kecil seperti ini.
“Hel,,,” Pangil Reno sembari memejamkan mata nya.
“Kenapa?” Jawab Rahel sembari memperhatikkan lekuk wajah lelaki itu dari samping.
Reno tersenyum sangat tipis mendengar suara gadis itu, Reno tau bahwa sekarang Rahel tengah memperhatikannya.
“Gue bakal pindah.” Ucap Reno sembari menghembuskan nafas nya pelan.
Rahel yang mendengar kalimat itu pun seketika tubuhnya menegang, ada rasa tidak rela yang ia rasakan ketika menyadari bahwa lelaki di samping nya ini akan pergi meninggalkannya.
“K-kemana?” Tanya Rahel dengan suara gemetar menahan tangis.
Reno membuka mata nya dan menoleh kearah Rahel yang sedang menatapnya lekat.
“Gue bakalan pindah ke Surabaya.” Jawab Reno lagi.
Rahel tercekat mendengar jawaban Reno.
“Lo pindah karna mau menghindar dari gue?” Tanya Rahel lagi dengan air mata yang telah mengalir di pipi nya.
Reno tersenyum lembut sembari menghapus air mata Rahel.
“Gak, bukan karna lo. Gue pindah karna bokap gue di pindahin ke kantor cabang yang ada di Surabaya. Bahkan kalo ada kesempatan di kasih untuk menetap, gue bakal menetap disini dan gak akan ninggalin lo. Tapi bokap gue gak ngizinin gue.” Ucap Reno panjang lebar.
“Lo bener-bener udah nyerah sama semua nya?” Tanya Rahel sambil memejamkan mata nya.
“Gue nyerah bukan karna gue lelah, tapi karna lo yang udah gak untuk gue perjuangin lagi. Gue pergi bukan karna benci sama lo, tapi karna gue harus membebaskan diri dari rasa sayang yang gue rasain sendirian. Gue juga merelakan lo bukan karna kemauan gue, tapi karna kebahagiaan lo jauh lebih berarti buat gue sekalipun gue harus jatuh dan sakit lagi.” Jawab Reno sembari menggenggam erat tangan Rahel.
Rahel membuka mata nya dan membalas genggaman Reno.“Tapi lo janji sama gue bakal terus ngabarin gue sekalipun kita udah gak punya hubungan apa-apa dan jarak yang misahin kita.” Ucap Rahel sembari tersenyum lembut kearah Reno.
Reno menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.
“Gue bakal selalu ada buat lo. Kalo lo sedih telfon gue, kalo lo lagi seneng juga telfon gue, kalo butuh temen cerita telfon gue, kalo lo lagi bosen telfon gue. Kalo lo di deketin cowok dan lo juga suka sama cowok itu, telfon gue juga biar gue mempersiapkan diri. Intinya jangan sungkan buat telfon gue walaupun gue bukan cowok lo lagi.” Balas Reno sembari tersenyum lebar.
Rahel terkekeh pelan mendengar perkataan Reno namun tak urung gadis itu senang menyadari bahwa Reno masih belum berubah.
“Makasih yah Ren, lo selalu ada buat gue. Jangan sombong ntar kalo udah jauh dari gue.” Ucap Rahel dengan pupi eyes nya.
Reno menganggukkan kepala nya sembari terkekeh pelan melihat tingkah Rahel yang menurutnya tak pernah berubah dan membuat Reno semakin menyukainya.
“Iya bawel banget.” Jawab Reno sembari mengacak rambut Rahel.
Rahel yang mendengar perkataan Reno pun mengerucutkan bibirnya namun tak urung hatinya senang melihat fakta bahwa ia telah kembali berbaikkan dengan Reno.
Semuanya butuh waktu untuk membiasakan diri dengan keadaan.
Mungkin ini yang terbaik untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
Teen FictionAda beribu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Contohnya seperti Apakah cinta nya akan hilang untuk yang kedua kalinya? Apakah dia akan tetap tinggal dan tidak akan pergi seperti dulu? Apakah kenangan yang dia berikan sekarang akan lebih ind...