Two◾Ujian

3.9K 278 36
                                    

Author POV

Ujian Semester 2. Kenaikan menuju kelas 11 dan 12 adalah peristiwa yang harus terjadi hari ini. Penentuan raport yang amat penting sangat dipertaruhkan untuk bisa kuliah dengan jalur SNMPTN seperti yang diharapkan banyak siswa. Karena jalur tersebut dianggap mudah tanpa menjalani tes atau hal-hal yang ribet lainnya.

Ya, yang dialami Aldi dan Danial sekarang adalah menuju kenaikan kelas 12.

Pukul 07.03 WIB, Aldi sudah sampai di sekolah dengan mobilnya. Turun dengan keadaan yang sedikit tidak rapi tetapi malah terlihat lebih tampan. Ah! Namanya cogan, mau keadaannya gimana juga tetep cogan, kan!

Kaki jenjangnya berjalan menuju lobby sekolah dan menoleh ke arah papan pengumuman. Dengan segera, siswa siswi lain memberi jalan kepada salah seorang most wanted di sekolah ini untuk melihat terlebih dahulu.

Wangi sekali. Parfum apa yang Aldi pakai. Harumnya hingga menyerbak kemana-mana. Membuat para gadis merasa kesengsem dan semakin menyukai Aldi.

Unfortunately, Aldinya biasa aja.

"Yap, dapat juga nama gua. Vrenaldi Arwangsa Zios. Ruang 6." Seru Aldi sambil memainkan kunci mobilnya. "Minggir-minggir gua mau lewat." Ucap Aldi mengusir beberapa siswi di hadapannya dengan paksa.

Entah mengapa, sekarang jantung pria itu serasa berdebar-debar. Kenapa?

"Ah, ulangan gini aja, gampang kan! Tumben banget jantung gua senam." Gerutu Aldi yang masih mencoba santai. "Apa mungkin pengawasnya sulit ya? Jadwalnya apa sih? Kok gua sama sekali gak tau gini hari ini ujian apa. Wah kalo nilai gua ancur, bisa di kurung lagi nih gua sama Papa, gak dapat peluk Mama juga. Ah! Bodohnya kok gua baru kepikiran sekarang sih." Aldi mengumpati dirinya sendiri.

Pintu kaca di sebuah kelas yang bertuliskan "Ruang 6" di atasnya, telah terbuka dengan lebar. AC yang ada di dalam sana juga sudah tersengat pada kulit Aldi sejak dari pria itu mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.

Karena nama Aldi berawalan huruf "V", maka Aldi duduk di deretan bangku pojok sebelah kiri dan berada pada barisan bangku ke-empat.

Aldi duduk dan mencoba menenangkan jantungnya yang sedari tadi tidak bisa diatur iramanya.

"Jantung gak bisa diajak kompromi banget." Sebal Aldi yang mulai duduk dan diam di bangku itu.

Hingga, pintu kaca yang sudah Aldi tutup itu, terbuka oleh seorang gadis. Seorang gadis yang membuat Aldi terpaku.

Gadis yang memakai seragam lengkap, rambutnya hitam tergerai panjang. Memasuki ruangan itu dengan sepatu hitam melekat menutupi kaki jenjang dan putihnya. Namun, sekarang gadis itu tidak memakai kacamata. Gadis itu memasang senyum di wajahnya.

"Ha? Dia seruangan sama gua?" Mulut Aldi tanpa sengaja menganga.

Langkah gadis itu menuju ke arah Aldi yang membuat pria ini semakin berdebar-debar.

Hingga gadis itu duduk tepat di sebelah kanan Aldi.

"Mukjizat." Gumam Aldi pada dirinya sendiri saat melihat gadis itu mulai mengambil tempat duduknya.

Gadis itu duduk dengan tenang. Dan mulai memakai kacamatanya.

Danial yang baru saja sampai, segera menghampiri gadis itu.

"Nah iya kan, kita sekelas Ra! Jangan lupa sama gua ya! Nanti pelajarannya fisika hehe!" Ucap Danial. "Woy, Di! Lo di ruang 6 juga?" Danial menyapa Aldi.

"Haha. Gatau nih pagi-pagi udah dapet keajaiban aja." Aldi tertawa keras.

"Dasar aneh lo! Haha! Serah deh, sukses ya lo!" Danial beranjak pergi ke tempat duduknya.

SECRETABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang