Twenty Two◾Dua Hal Mengesankan

1.6K 119 4
                                    

Author POV

Hari Rabu siang, Minggu pertama di bulan September, 13.34 WIB.

Kringgg

Bel pulang sekolah berbunyi kencang, membuat siswa senang dan berhamburan keluar kelas.

Rudi pun tidak ingin ketinggalan saat-saat ini. Rudi segera menghadap ke belakang bermaksud untuk memulai percakapan dengan Aldi.

"Di.." DEG, Tanpa menghiraukan panggilan Rudi, Aldi langsung beranjak dan meninggalkan kelas.

"Manusia itu kalo lagi badmood emang aneh." Ucap Rudi tanpa berpikir. "Oiya, hari ini gua ada jadwal karate lagi. Langsungan aja deh."

Di ruang karate, Rudi mendapati Ara sudah duduk sendirian di dalam sana.

"Ra!" Sapa Rudi yang segera menghampiri Ara dan meletakkan tasnya tepat di samping gadis itu.

Ara hanya berdehem tanpa melihat ke arah Rudi.

"Makan yuk?" Ajak Rudi.

"Makan?" Mata Ara berbinar. Namun, sinar mata itu hanya bertahan sekejap saja. "Nggak deh."

"Tenang, nggak mahal kok." Sahut Rudi cepat.

Senyum Ara kembali mengembang, namun juga tidak bertahan terlalu lama, "Tapi, mau mulai ekstrakulikulernya."

"Masih ada waktu satu jam, nggak usah banyak alasan." Rudi menatap Ara datar.

"Laper, sih." Ara mengerucutkan bibirnya.

"Gua tau, lo gak bakal nolak." Tanpa sadar, Rudi menarik tangan Ara dan menggandengnya keluar ruangan.

Sebenarnya, dengan keadaan begini, Ara sangat canggung. Tetapi, entah mengapa kali ini pikiran dan hatinya terasa tidak sinkron. Di dalam benak gadis itu, ada rasa senang karena sebelum ini belum ada orang yang membuat Ara merasakan hal seperti itu.

Tentu saja, bagi seorang wanita, hal sepele seperti ini, sudah membuat perasaan mereka melayang dan terbang jauh di atas awan. Akhirnya, Ara membiarkan Rudi menggenggam tangannya sampai pada tempat yang dimaksud oleh Rudi.

Sesampainya di tempat itu, mendadak Ara menghentikan langkahnya. Tangan Ara dan Rudi yang masih bertautan, spontan membuat Rudi juga ikut berhenti.

Rudi menoleh ke arah Ara yang memasang wajah bingung. "Tempat ini?" Ucap gadis itu.

"Iya warteg. Lo suka?" Jawab Rudi.

Ara menaikkan satu alisnya, "Kok lo tau tempat makan favorit gue sih?"

Rudi tersenyum jahil, "Udah gua bilang berapa kali, apa sih yang nggak gua tau tentang lo." Rudi kembali menarik tangan Ara yang masih tertegun itu untuk masuk ke dalam warteg.

Warteg yang didatangi mereka berdua ini memang sangat sederhana. Letaknya tidak jauh dari SMA Xioios. Masakannya pun sama seperti warteg-warteg pada umumnya. Dan yang paling penting, harga makanan di warteg ini sangat terjangkau untuk dompet di kantong Ara.

Sesaat setelah Rudi dan Ara masuk ke dalam warteg, Rudi mendengar beberapa desas-desis dari beberapa pengunjung yang sudah lebih dulu berada di dalam warteg.

"Anak muda sekarang kalo pacaran gandengan tangan gitu."

"Tapi sip juga tuh. Pacaran mainnya ke warteg. Jaman sekarang mah, pacaran seringnya ke cafe."

"Lakinya ganteng sih, ceweknya lumayan deh."

"Tapi mereka berdua cocok juga."

"Emang lo yakin mereka berdua pacaran? Wajah mereka dilihat-lihat lucu gitu. Haha."

SECRETABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang