Nine◾Dipaksa Untuk Berubah

2.6K 192 7
                                    

Author POV

Tiga minggu berlalu.

Liburan semester yang bisa dibilang mengenaskan bagi seorang pria tampan dan most wanted di sekolah seperti Aldi.

Kenapa? Karena Aldi harus bergelut dengan banyaknya buku-buku pengetahuan setebal kamus bahasa Indonesia.

Alen benar-benar selalu berada di hadapan Aldi saat pria itu membuka buku-buku itu satu persatu, lembar perlembar, halaman perhalaman, demi untuk memetik ilmu pengetahuan dari sana.

Bahkan bisa dibilang sampai mata Aldi sepet, Alen sama sekali tidak mengampuninya.

Aldi sesekali terlihat mengacak rambutnya karena kepalanya serasa mendidih dengan berbagai huruf dari buku-buku besar itu.

"Tak ada istirahat, ayo lanjutkan!" Titah Alen terus menerus tanpa henti.

Berulang kali Alen memberikan pertanyaan kuis untuk Aldi, dan tak jarang juga Aldi tak bisa menjawabnya. Hal inilah yang membuat Alen sangat geram.

"Ah Aldi, Ayolah nak. Baca lagi bukumu. Ingat setiap kata, setiap halamannya, setiap indeksnya. Astaga Aldi. Ayo teruskan!" Alen juga terkadang mendidih karena mendengar jawaban Aldi yang sama sekali tidak menyangkut dengan pertanyaan yang ia berikan.

Oliv hanya bisa memandang mereka dari kejauhan karena ini semua sebenarnya juga untuk kebaikan putra sematawayangnya itu.

Jika tidak dengan cara itu, Aldi pasti sudah diikutkan program homeschooling oleh Alen. Ya, dan Oliv tak mau hal itu terjadi sebenarnya.

Bukannya tak mendukung keputusan Alen, tetapi mungkin menurut Oliv hal itu terlihat mengekang. Melihat Alen melakukan ini pun, Oliv sebenarnya sudah tak kuat memperhatikannya terus menerus.

"Memang benar-benar kali ini saya bisa lihat bapaknya patung secara langsung." Umpat Oliv sesekali kepada Alen karena saking sebalnya. Tetapi Alen tak pernah menanggapi umpatan Oliv itu dengan serius. Untuk apa iya, kan? Ini semua juga karena Alen sangat menyayangi bocah SMA yang malasnya seperti anak PAUD itu. Bahkan anak PAUD pun tidak semalas Aldi.

Alen juga tau benar, bagaimana bisa seorang ibu melihat putranya dibimbing, dibentak, diajar tanpa ampun dengan cara ngebut setiap hari seperti itu? Tidak ada seorang wanita berhati ibu setega itu.

Setiap malam, Oliv selalu memohon liburan kepada Alen, memeluki Alen. Dengan alasan Oliv jenuh tiga minggu di rumah terus menerus.

Namun, Alen sebenarnya sangat memahami jika liburan itu Oliv ingin berikan kepada putranya Aldi.

"Nggak bisa sekarang Oliv sayang, Aldi harus belajar. Dia udah kelas 12." Tolak Alen lembut sambil memegangi kedua pipi istrinya.

"Ah, sayang. Mulai deh, kaku banget sih. Liburan sehari atau dua hari gitu di deket-deket sini aja." Oliv masih mencoba memohon dan memeluk suaminya itu.

"Sayang, kesuksesan Aldi harus dimulai dari sekarang. Aku melakukan ini, agar nanti hidupnya senang dan bahagia. Hidupnya bisa tercukupi. Dia harus bersusah-susah dahulu untuk mencapai itu. Aku benar, kan? Ya bukannya aku tak bisa mencukupinya kelak. Tetapi, saat dia melangkah ke jenjang perusahaan dan pernikahan, apa bukan sesuatu yang memalukan jika Aldi tetap terus meminta uang kepada orang tuanya?" Alen membuat istrinya itu hanya bisa kicep dan mengangguk. "Nah, pengertian banget deh istriku." Alen segera meringkuk tubuh Oliv ke dalam dadanya. "Aku janji, setelah semua ini selesai, aku pasti akan mengajak keluarga kecilku ini berlibur. Sayang tenang aja ya."

"Baiklah. Janji ya?" Oliv mengacungkan kelingkingnya.

Alen membalas kelingking itu, "Pasti. Aku berjanji sayang. Kebahagiaanmu dan kebahagiaan Aldi adalah prioritas utama untukku sampai kapanpun."

SECRETABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang