Thirteen◾Peka

2.4K 171 14
                                    

Author POV

Aldi mempercepat langkah kakinya. Sesekali, ia menendang kerikil yang menghalanginya melewati trotoar panjang itu.

Aldi mengedarkan pandangannya. Menengok sekelilingnya.

Hingga mata kecil dan tampannya itu terpaku karena suatu hal. Yang akhirnya, Aldi memilih untuk menghampirinya.

"Hei. Ada apa denganmu? Apa masalahmu? Kamu terluka?" Tanya Aldi dan memegang pundak gadis kecil itu.

Gadis kecil itu menggeleng, "Hiks, tidak, Kak. Tetapi es krimku terjatuh." Jelas gadis kecil itu meratapi es krim digenggamannya yang sudah hampir meleleh bercampur dengan tanah dan rerumputan.

"Oh, ikut kakak sebentar yuk." Ajak Aldi yang sekarang sudah menggandeng pergelangan tangan gadis kecil itu.

"Kemana kak?"

"Ke toko itu. Tenang aja, kakak gak bakalan nyakitin kamu." Senyum Aldi tulus.

Gadis kecil itu hanya ikut melangkah di belakang Aldi. Aldi juga melontarkan beberapa pertanyaan yang bisa ia jawab dengan mudah.

"Pak, saya mau beli es krim ini." Aldi mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang lima puluh ribuan kepada penjaga toko tersebut.

"Ini kembaliannya, nak." Ucap penjaga toko itu menyerahkan kembalian.

"Tidak. Untuk bapak saja. Terimakasih." Aldi segera pergi dari toko itu dan memberikan es krim rasa coklat itu kepada gadis kecil yang sedari tadi senantiasa berdiri di sampingnya.

"Ini untukmu. Jangan jatuhkan lagi, gadis kecil." Senyum Aldi. "Siapa namamu?"

"Terimakasih kak. Umm, namaku Icha. Desicha." Senyum gadis kecil itu.

"Baiklah. Kembalilah bermain. Selalu berhati-hati ya." Aldi mengelus puncak kepala gadis kecil itu.

Gadis kecil itu terlihat mengangguk dan berlari menuju ke arah taman.

"Hm." Dehem Aldi. "Kenapa gua ngerasa kayak gak semangat gini, sih."

Aldi masih terlihat tidak fokus dengan jalannya.

Dalam beberapa saat pria itu tiba-tiba tersentak dan tersadar.

"Ah, fuck. Kan ini jalan ke toko buku, bukan ke cafe Danial! Kenapa gua bisa linglung gini, sih. Argh!" Rutuk Aldi kepada dirinya sendiri.

Aldi segera memutar balik haluannya dan berjalan ke arah perempatan jalan menuju ke cafe milik Danial.

Sesampainya di cafe, pandangan Aldi sudah langsung terpaku pada seorang pria memakai kaos abu-abu dan bersepatu coklat.

"Rud!" Panggil Aldi yang masih berada di ambang pintu itu.

"Hoe! Sini lo!" Teriak Rudi yang sesekali mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang.

Aldi segera tersenyum semangat dan bergegas menghampiri sahabatnya itu yang sudah sedari tadi menunggunya di sana.

"Lo lama nungguin gua?" Kekeh Aldi.

"Nggak juga. 45 menit yang lalu gua nyampek." Rudi meringis.

"Woah, setia amat lo sama gua, Rud!" Secara tiba-tiba Aldi tertawa keras melihat sahabatnya ini begitu menjaga janjinya.

"Ya, sebenernya gua tau lo ada di rooftop. Mau gua ajak balik sih, tapi yaudahlah lo ngajakin ke sini, ya gua dateng aja." Jawab Rudi santai dan menepuk bahu Aldi kasar.

"Kenapa lo gak bilang mau ngajak balik dari tadi hah? Bangsat lo. Hahaha." Aldi masih dalam acara tertawanya.

"Gua tau lo lagi frustasi, jadi gua diem aja di kelas. Nanti lo amukin gua aja." Rudi memasang senyum miringnya.

SECRETABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang