Fifteen◾Flashback

2K 152 7
                                    

Author POV

Aldi segera beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas.

"Woy, Al. Mau kemana lo?" Rudi berhasil menghentikan langkah Aldi yang hampir sampai di ambang pintu.

"Ada urusan." Jawab Aldi singkat.

"Bu Heni bentar lagi dateng, Al. Pelajarannya matematika peminatan, lo gak inget? Lo bisa diamuk lagi." Peringat Rudi sebagai teman Aldi yang baik.

"Ijinin gua ke toilet." Ucap Aldi dan keluar kelas dengan langkah lebih terburu-buru.

Rudi sempat menggelengkan kepala tanda curiga melihat sahabatnya yang sok sibuk ini.

Setelah berhasil keluar dari kelas, Aldi menghembuskan nafas lega karena Rudi yang notabene adalah sahabatnya tak menghentikan pria itu lebih lama lagi dengan tatapan yang amat curiga.

Suasana lorong kelas yang masih lumayan sepi.

Suasana lapangan yang sedikit ramai karena hanya ada beberapa siswa yang berolahraga, karena memang hari ini masih pagi.

Di dalam kepala Aldi, masih saja terngiang apa yang dibicarakan geng Lareina di tempat parkir mobil dekat kelas pria itu.

Aldi yang sebenarnya memiliki otak encer itu segera memutuskan akan melakukan sesuatu yang tidak pernah disangka siapapun sebelumnya.

Dengan kakinya yang cekatan, Aldi segera berlari menuju ke ruang club. Tempat dimana Aldi dan teman-teman basketnya berkumpul selesai latihan atau saat-saat akan ada event besar untuk ekstrakulikuler tersebut.

Brak!

Nada tidak santai Aldi saat membuka pintu kaca ruang club yang bisa dibilang sangat lebar itu.

Dilihatnya kesana dan kemari pria itu dengan kedua bola matanya.

"Nggak ada siapa-siapa." Aldi tersenyum sengit. "Sebelum lo melangkah, gua pasti akan dapat satu langkah di depan lo, Lareina."

Aldi sangat ingat jika tahun kemarin, team basket sekolah ini membeli banyak cat pilok untuk membuat umbul-umbul besar yang digunakan sebagai baliho pendukung SMA Xioios.

Aldi sedikit mengacak beberapa laci dan beberapa lemari kecil tempat para siswa menyimpan bola basket serta peralatan-peralatannya.

"Wah." Aldi menggigit bibirnya bagian bawah dengan senyum licik terpampang jelas. "Haha. Ada semua ya di sini? Warna merah, biru, hijau, hitam. Cukup."

Aldi segera memasukkan semua cat pilok itu ke dalam satu tas plastik berwarna hitam dan membawa itu keluar ruang club dengan berhati-hati seperti pencuri.

Langkah Aldi segera melesat menuju ke arah tempat parkir kelas 12.

Aldi memastikan bahwa keadaan tempat ia berdiri sekarang benar-benar sepi.

"Bagus, bocah cabe. Dia markirin mobilnya jauh dari jangkauan kelas-kelas. Bakalan lebih mudah gua." Aldi tertawa girang dan segera melaksanakan seluruh rencananya.

"Benar, mobil sport warna putih ini milik Lareina. Haha. Sebentar lagi akan menjadi barang rongsokan." Ucap Aldi.

Hal yang pertama dilakukan Aldi adalah menyemprotkan berbagai warna cat pilok itu ke arah mobil Lareina.

Dengan banyak goresan dan cara lukis Aldi yang sangat amatiran, dalam waktu 10 menit saja, mobil Lareina sudah berubah drastis mirip mobil yang siap dijual di tempat loakan.

SECRETABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang