Author POV
Melihat punggung Ara telah berlalu melewati pintu kaca itu. Pintu kaca yang berembun.
Membuat kaki jenjang Aldi secara spontan berdiri.
"Eh mau kemana lo?" Tanya Rudi yang terkejut melihat Aldi berdiri tetapi matanya masih saja menatap pintu kaca yang baru saja ditutup. "Lo ngeliatin Ara? Dia cewek pendiem, tapi pinter sih. Lo mau deketin dia?"
"Ah kepo lo. Dia biasa pulang sama Danial emang?" Tanya Aldi tergesa-gesa.
"Ya, gua sering sih liat dia sama Danial pulang. Tapi hari ini kayaknya presepsi gua salah haha." Kekeh Rudi.
"Presepsi apaan?" Aldi mengerutkan keningnya.
"Presepsi kalo Ara sama Danial pacaran. Haha." Rudi tertawa sambil memukuli meja.
"Ah. Nggak mungkinlah." Ucap Aldi seperti orang yang tidak terima.
"Nggak terima banget lo, dasar aneh." Tambah Rudi mengernyitkan kening.
"Gua ada urusan penting. Gua balik." Pamit Aldi yang langsung berlari menuju pintu kaca itu. Entah apa yang sedang pria ini bayangkan dalam otaknya.
Di sepanjang jalan menuju lobby, Aldi hanya mengendap-endap. Celingak-celinguk. Seperti maling yang takut ketahuan baru nyuri sesuatu.
"Dia masih di sana." Gumam Aldi saat melihat gadis itu masih berjalan dan baru saja keluar pintu lobby yang amat besar dan luas itu.
Aldi segera mengejarnya, tetapi dengan langkah yang sangat hati-hati.
"Dia pulang jalan kaki? Dia nggak naik kendaraan apa gitu ke sekolah?" Aldi berucap heran saat melihat Ara yang sudah berjalan sampai ke trotoar jalan itu.
"Apa gua barengin aja dia pulang?" Aldi masih tenggelam di dalam pikirannya.
"Nanti kalau dia kenapa-kenapa gimana? Ah gua ikutin dia aja dulu." Aldi berbicara dengan dirinya sendiri.
Mengendap-endap, bersembunyi di balik pagar, bersembunyi di balik semak, rela Aldi lakukan hanya untuk mengetahui apakah gadis itu akan pulang dengan selamat dan baik-baik saja.
Tetapi Aldi sangat tak ingin jika gadis itu tau bahwa ia mengikutinya. Untuk saat ini, Aldi sangat tak berharap gadis itu akan menoleh ke belakang dan melihat dirinya.
Tersandung, nabrak tiang, benar-benar Aldi lakoni dengan ikhlas. Entah mengapa Aldi menjadi sangat kepo dengan alamat rumah Ara. Tidak mungkin juga, jika Aldi akan bertanya langsung dengan Ara atau menanyakan hal ini kepada Danial. Bisa-bisa Danial memperoloknya habis-habisan karena terlalu pengen tahu tentang sahabat dari kecilnya.
"Kenapa gua merasa kalau jalan yang gua laluin dari tadi itu menuju cafe Danial ya?" Batin Aldi sesaat setelah berhenti dan menunduk di semak-semak. "Apa emang bener ya?"
Aldi mulai meneruskan jalannya. Tak lupa dirinya menoleh dulu ke kanan atau ke kiri untuk melihat situasi.
Sayangnya, Aldi tak memperhatikan ada batu besar dan berujung lancip yang tepat berada di depan semak-semak itu.
BRAK!
Spontan Aldi yang terkejut segera kembali lompat ke dalam semak-semak.
Aldi melirik dari celah-celah daun itu. Ara menoleh! Beruntung dalam hal loncat-meloncat, untuk hari ini Aldi masih berbakat.
Setelah membuka sepatunya, ternyata jari-jari kaki Aldi sampai mengeluarkan darah karena kecerobohannya. "Arrgh. Ngapain coba batu lancip itu ada di sono? Ngalangin gua jalan aja. Untung ga ketahuan. Batu brengsek memang." Umpatnya sesekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETABLE
Genç Kurgu"Because, everyone keep secrets of their own." ✔Biar nyambung, baca Silhouette dulu okay(: ❤ "Lo lihat laut yang dalam itu? Sedalam itu pula rahasia gue yang gak pernah mereka tau selama ini." Seorang gadis tangguh dan pekerja keras yang tak pernah...